Bertengkar?

40 4 0
                                    

Bisakah kamu mengerti
Tentang perasaanku
Sedikit Saja.

@Ana Aurelia Natasya.

Lomba telah usai, saat selesai berfoto-foto ana memutuskan untuk pulang. Namun saat ingin melangkahkan kakinya menuju parkiran ada seseorang lelaki yang memanggilnya.

" Ana tunggu." Panggil Dion, ana membalikkan badannya.

" Ada apa Dion?." Tanya ana.

" Sekali lagi selamat dan makasih, udah Menangin kelas  kita. Apalagi juara pertama pokoknya gue bangga banget sama lo." Kata Dion menjulurkan tangannya.

Ana yang paham langsung bersalaman dengan dion sembari tersenyum juga.
" Iya Dion lagian kan, itu udah jadi tugas gue. Apalagi gue udah dikasih kepercayaan sama kalian begitupun wali kelas, jadi gue berusaha supaya kelas kita menang."

Dion lagi-lagi menatap Ana dalam dengan tangan yang masih bersalaman.
" Dion plis, lepasin tangan gue." Ucapan ana membuat lamunan Dion buyar, lelaki itu melepaskan tangan Ana.

" Sorry." Dion menggaruk kepalanya yang tak gatal untuk menghilangkan geroginya.

Ana Mengerutkan dahinya.
" Perasaan dari tadi, sebelum lomba dan habis lomba. Gue perhatiin lo tuh ngelamun sambil liatin gue, emang ada apasih sama muka gue yon." Ana melipat Kedua tangannya didada.

Dion tersenyum kikuk.
" Ya, seperti yang gue bilang tadi. lo cantik, jadi Rasanya pengen gue pandang terus." Gombal Dion.

Ana memutar bola matanya malas. " Ck.. alasan aja lo,pasti ada yang lain kan selain itu. Mending jujur deh."

Dion Menghela Nafasnya.
" Oke-oke gue ngaku, lo pengen tau kan kenapa gue pandangin lo terus? Alasannya karena gue suka sama lo na, sekaligus gue seneng kemarin lo meluk gue pas Dimotor. Hal itu yang buat gue selalu natap lo na, gue sayang dan cinta sama lo makannya gue selalu melamun mandangin Lo." Ucap Dion panjang lebar.

Ana cukup terkejut dengan penjelasan Dion barusan. Kenapa harus Dion? Kenapa bukan Dava yang mengatakan ini, sungguh ini sangat diluar ekspektasi.

" Oh jadi gitu, makasih udah bilang gue cantik. Tapi kalau soal kemarin gue meluk lo, karena gue takut jatuh iya itu hehe.dion gue berharap lo jangan terlalu jatuh sama gue, karena gue gak bisa bales perasaan lo. Sekali lagi sorry." Ana menepuk pundak Dion.

Dion menghembuskan nafasnya.
Ia cukup kecewa mendengar jawaban ana, namun mau gimana lagi? Dion tidak ingin memaksa anak untuk membalas cintanya. Karena Dion paham cinta itu tumbuh dengan sendirinya dihati, bukan dengan cara di paksa. " Gue ngerti kok na." Dion seraya tersenyum dengan ana.

Ana menepuk pundak Dion.
" Gue salut sama lo yon, lo itu oranganya gak maksa. Baik perhatian, pokoknya gue seneng punya temen kaya Lo." Ujar ana mengusap pundak Dion.

Della, putri Raffa dan Dava tiba-tiba muncul, della heboh ketika melihat ana mengusap pundak dion dengan wajah berseri.

" Acieee, sepertinya gue mencium aroma jadian nih." Sindir Della.

Ana langsung menurunkan tangannya." Enak aja kalau ngomong, gak ada yang jadian. Kita berdua, cuma ngobrol biasa iya kan Yon." Tanya ana pada Dion.

About DavanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang