Ekspektasi tak seindah Realita.

31 0 1
                                    

Kamu itu hanya sahabat
Dimasa lalu, karena kehadiran
Dialah yang membuat persahabatan kita hancur!

@Ana Aurelia Natasya.

Jam mata pelajaran telah habis dan sudah memasuki waktu untuk pulang, Ana dan Della melangkahkan kakinya untuk ke parkiran. Karena Hari ini Della ingin mengajak Ana, untuk membelikan novel sebagai perayaan Ana sudah masuk kesekolah hari ini.

" Na lo udah izin kan, sama nyokap." Tanya Della dengan membuka pintu mobilnya.

" Tenang semuanya Aman, gue udah minta izin sama Mama kalau gue, mau di beliin novel sama lo." Jawab Ana juga dengan membuka pintu mobil.

Della Mengangguk paham dan masuk kedalam kemudi, sedangkan saat Ana ingin menutup pintu mobil ada tangan seseorang yang menahan pintu mobil tersebut.

Ana melihat kearah pemilik tangan yang menahan pintu mobil Della.
" Dion." Ucap Ana dengan wajah bingung.

Dion tersenyum manis kearah Ana, sedangkan Della memutar bola matanya malas melihat tingkah Dion yang selalu tersenyum ketika bersama Ana.

" Senyum teros, kalau Sama gue atau sama Raffa galak. Tapi kalau sama Ana itu bibir, senyum teros." Ledek Della dengan menggunakan stablet.

Dion mendengus.
" Diem lo nenek lampir, bilang aja lo irikan karena gak ada cowok yang suka sama lo." Della menatap Dion tajam.

" Enak aja gue di bilang nenek lampir, Lo kali yang mirip nenek Lampir. Sekate- Kate ngatain gak ada cowok yang suka sama gue, yang suka sama gue tu banyak cuman gue gak mau ngerespon mereka ngerti." Jawab Della dengan rasa Sengitnya.

" Masa, tapi gue gak percaya tu." Kata Dion semakin memancing kemarahan Della.

Della mengambil botol yang tadi ia minum, kemudian melemparkannya ke arah Dion namun lemparannya meleset.

" Yeee, gak kenak."Ejek Dion.

Ana tertawa melihat Pertengkaran Dion dan Della.
" Udah-udah jangan berantem, kalian tu udah SMA tapi tingkahnya masih kaya bocah." Ucap Ana.

Della mendengus kesal.
" Dia duluan tu yang mancing gue, pake bilang gue mirip nenek lampir lagi. Apalagi yang paling parah dia bilang, kalau gak ada cowok yang suka sama gue. Ya gue kesel lah, rasanya pengen gue tonjok kepalanya Dion." Ana menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Della.

" Ya maaf Del, gue kan cuma bercanda. Jangan di masukin, dalam hati dong." Dion meminta maaf pada Della.

" Bodo amat, omongan lo udah terlanjur masuk ke dalam hati gue. Pergi sana, gue sama Della mau pergi." Ucap Della mengusir Dion.

" Jangan gitu Del, Dion kan udah minta maaf. Dan seharusnya lo maafin dia dong, jangan sampai masalah kecil bisa jadi masalah besar." Mendengar ucapan Ana, Della langsung berfikir benar juga yang di katakan dengan sahabatnya ini.

" Iya juga sih, bener juga apa yang lo bilang Na. Yaudah deh Dion gue maafin, tapi janji jangan di ulangi lagi." Dion langsung Mengangguk cepat.

" Oke siap." Sahut Dion singkat.

" Yaudah sono pergi, Ana mau nutup pintu mobilnya." Usir Della.

" Mau pergi kemana sih?." Tanya Dion penasaran.

" Kepo." Ucap Della dan Ana bersama.

Seketika wajah Dion seperti orang kesal.
" Yaelah, padahal gue pengen ngajak Ana pulang bareng."

About DavanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang