Perjuangan yang telah pupus.

46 5 0
                                    

Sekuat-kuatnya aku
Berjuang untuk kamu,
Jika dihatimu ada dia?
Sama saja perjuanganku
Sia-sia.

@Ana Aurelia Natasha.

" Kamu mau kemana sayang?." Tanya Rani pada putrinya yang terlihat rapi.

" Keluar bentar ma." Jawab ana menyalami rani.

" Mau kemana?."

" Kerumah Della ma, ada tugas yang harus dikerjakan." Ana terpaksa berbohong dengan mamanya, Ia tidak bisa terus terang dengan Rani jika Dirinya Jujur pasti Rani akan nekat bicara dengan Dava tentang perasaan Ana sebenarnya.

" Oh yaudah, hati-hati kamu jangan lama-lama pulangnya. Soalnya, papa ngajak kita makan malem diluar." Sahut Mamanya.

Ana Mengangguk." Oke ma, yaudah aku pergi dulu ma assalamualaikum." Mencium kedua pipi Rani, kemudian melangkah keluar dari rumah.

" Waalaikumsalam." Jawab Mamanya.

Rani curiga dengan tingkah anaknya dari pulang sekolah, makan tidak habis bahkan pergi saja dengan gelagat mencurigakan. Sepertinya ada yang disembunyikan dengan ana dari dirinya.

" Aku yakin, pasti ada yang disembunyikan dengan ana dari aku." Ucap Rani kembali kedapur.

Ana menggendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata serta pikiran yang bergelut otaknya.

" Kenapa sih, gue dari tadi mikirin Dava. Padahalkan gue mau lupain dia, tapi Dava malah muter-muter diotak gue." Ana memukul stir kemudi." Lebih baik gue ketaman deh, biar otak gue fresh pusing mikirin dava terus.

Author: melupakan seseorang yang sudah lama kita kagumi itu butuh waktu yang lama Ana. Jadi gak secepat itu jika kamu ingin melupakan Dava, Semua itu butuh waktu;)


Ana memberhentikan mobilnya Ditaman, Ia turun. Pandangannya pertama yang dirinya lihat adalah dava sedang menyuapi putri es krim. Sungguh ini diluar pikiran ana, kenapa harus ketemu mereka lagi? Bisakah sebentar saja dirinya tidak melihat adegan ini.

Tuhan apa seterusnya aku bakal lihat mereka seperti ini.

Mereka bahagia sedangkan aku? Aku merasa tersakiti tuhan.

Boleh aku meminta? Aku ingin pergi dari dunia ini agar aku bebas dari sakit hati!
Batin Ana berteriak.

Ana memilih pergi, Ia tidak ingin berlama-lama melihat kedekatan Dava dan putri karena hal itu dapat membuat hatinya semakin sakit. Ana melihat-lihat Tanaman bunga Ditaman yang sangat indah, biarlah dia menatap bunga-bunga indah ini. Dibandingkan harus melihat Putri dan Dava.

" Tuh kan, Dava lagi yang dipikirin."Memukul Kepalanya.
" Lah itu Dava sama putri, ngapain jalan kesini. Wah gawat, kalau meraka tau gue disini. gue harus sembunyi." Ana berlari untuk mencari persembunyian yang aman. Ana bersembunyi dibalik bunga yang lebat sehingga badannya tidak terlihat.

" Dava Makasih ya, kamu udah ajak aku ketaman. Terus beliin aku es krim, aku bahagia banget." Ucap Putri kepada Dava.

Dava tersenyum, memegang tangan Putri. Ana dapat melihat adegan itu, meskipun dirinya tidak terlihat.

" Itu sebagai tanda, permintaan maaf gue sama lo. Maaf kalau tadi gue gak, nganter lo pulang." Ujar Dava memohon.

" iya aku ngerti kok." Seru Putri Tersenyum manis.

About DavanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang