Perpisahan.

37 3 0
                                    

Hal yang paling menyakitkan
Adalah perpisahan.

@Ana Aurelia Natasya.

Malam ini Ana memilih untuk menetap dikamar, karena memang kesehatannya belum cukup pulih. Ia mengambil ponsel yang ada di meja kamarnya, Ana mengetik nomor mamanya ia rindu dengan Rani.

Halo ma...

Halo sayang, kenapa? Kangen ya sama mama.

Ana Menghela Nafasnya.
Iya ma aku kangen sama mama.

Rani Tertawa.
Baru saja di tinggal sehari udah kangen aja.

Iya ma dirumah tu sepi gak ada mama, apalagi aku kan lagi sakit aku pengen mama yang rawat aku. " Ucap Ana tanpa sadar:v

Apa sayang? Kamu sakit.

Ana mendengar suara panik mamanya.

Ana memukul bibirnya.
" Haduh, kok bisa keceplosan sih." Kata Ana pelan.

Gak ma, aku gak sakit kok mama cuma salah denger.

Gak mungkin mama salah denger, orang mama dengernya kamu lagi sakit yaudah besok mama pulang.

Yaudah aku ngaku deh, aku memang sakit kepala tadi cuman sekarang udah enakan ma sumpah deh, mama gak usah pulang percaya deh aku udah sehat.

Rani menghembuskan nafasnya.
Yaudah kalau itu mau kamu, tapi kalau ada apa-apa kabari mama ya sayang.

Iya ma, kalau gitu udah dulu ya aku mau istirahat mama jaga kesehatan disana salam buat nenek sama kakek.

Oke sayang selamat istirahat good night dear umachh

Night too mom umach, Assalamualaikum.

Waalaikumsalam.

Tut sambungan terputus.....

Setelah telfonan dengan mamanya, ana membuka galerinya. Ia melihat foto bersama keluarganya Ana tersenyum tipis ia sedih melihat foto ini, ingin sekali ana mengulangi masa-masa ini.

" Kapan ya gue bisa foto keluarga kaya gini lagi, gue kangen banget bercanda sama papa dan mama. Kapan kesedihan ini berakhir, sekarang aja gue gak tau papa kemana. Papa Mama, Ana kangen ngumpul sama kalian." Ucap Ana dengan mengusap foto keluarga yang ada di ponsel Ana.

Ana meneteskan air matanya dirinya benar-benar rindu dengan keadaan keluarganya yang dulu, andai Ana bisa memutar waktu ingin sekali Ana mengulangi masa-masa bersama keluarga dengan penuh kebahagiaan. Tidak seperti sekarang, keluarganya sedang di selimuti kesedihan, kekecewaan bahkan amarah.

" Kenapa sih papa tega, selingkuhin mama. Emang apa sih, kurangnya mama. Papa jahat, aku benci sama papa." Teriak Ana membanting ponselnya di ranjang.

Ana menangis tersedu-sedu, hatinya benar-benar terluka akan masalahnya saat ini. Bukan hanya tentang keluarganya bahkan tentang Dava, kenapa semuanya jadi begini kapan kebahagiaan akan menghampiri Ana.

About DavanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang