Pertemuan tanpa di rencanakan?

86 17 5
                                    

Kamu itu mirip kaktus semakin dicintai aku yang semakinSakit.

@Ana Aurelia Natasya

" Assalamualaikum Mama."Ana Membuka pintu.

" Waalaikumsalam, Anak mama udah pulang." Mendekati anaknya, mencium puncak kepala Ana.

Ana tersenyum." Kamu pasti pulangnya dianterin sama Dava kan?" Mendengar pertanyaan Mamanya membuat senyum Ana pudar.

" Aku Dianterin Sama della Ma, Dava  nganterin pulang cewek ." Ucap Ana dengan wajah yang masam.

" Wah, Dava udah punya pacar ya? Jadi ceritanya sekarang anak Mama di lupain sama Dava? ." Ucap Mamanya tiba-tiba.

Ana kesal dengan ucapan mamanya kenapa jadi bahas pacar sih, Ana sangat tidak suka jika Dava dan Putri  pacaran.

Ana menghembuskan nafas kasarnya.

" Ana Gak tau, udahlah Ma aku mau ke kamar capek mau istirahat." Ungkapnya pergi menaiki Tangga.

Mamanya menggeleng melihat tingkah Putrinya, Rani tau saat ini putrinya sedang cemburu. Tapi mau bagaimana lagi, Ana selalu melarangnya jika Ingin memberitahu pada Dava, Jika sebenarnya Ana memiliki perasaan yang lebih untuk Dava.

Brakk!

Ana membanting pintu Kamarnya. Untung Ruanganya kedap suara, jadi Mamanya tidak mendengarnya.

" Hari ini adalah hari kegalauan gue!." Teriak Ana dengan mengambil bantal di ranjangnya lalu menutup wajahnya dengan bantal. " Kenapa Dava selalu sama Putri, emangnya dia gak bosen apa sama Putri terus dan gue? Dicuekin." Ana melempar Bantalnya ke lantai.

Tok..tok..

Suara ketukan itu membuat Ana terdiam dan melihat kearah pintu kamarnya.

" Ana keluar sayang, Mama udah siapin makanan kesukaan kamu." Teriak mamanya dari luar kamar.

Sebenarnya Ana sedang tidak nafsu makan, tapi ia tidak enak jika membiarkan Mamanya makan sendiri Ana turun dari ranjangnya dan beranjak keluar dari kamarnya, Masih dengan seragam sekolahnya.

" Loh kok belum ganti bajunya sayang? Kenapa gak ganti dulu, nanti bajunya kotor."  Ucap Mamanya melihat kearah Ana yang membuka pintu kamarnya.

" Nanti aja Ma, gak akan kotor kok." Sahut Ana.

Rani hanya menganggukkan kepalanya." Yaudah, ayo kita makan mumpung masih anget." Rani melangkah menuruni tangga menuju ruang makan di ikuti dengan Ana yang berada di belakang Rani.

Ana duduk tepat di samping mamanya, Rani memberikan sepiring nasi beserta lauk yang sudah disiapkan untuk anaknya, Ana menerima makanan itu dengan tersenyum tipis.

" Makasih Ma." Ucap ana singkat.

" Iya sayang, yaudah buruan dimakan." Pinta Rani, Ana hanya mengangguk dan Menyuapkan makananya kedalam mulut.

Sesuap nasi yang pertama sudah masuk kedalam mulutnya, namun selanjutnya Ana hanya mengaduk - aduk makanan itu dengan ekspresi orang yang sedang melamun.

About DavanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang