27 - Marah Besar

209 21 2
                                    

"Masuk!", ujar Joong Ki yang membentak Hye Kyo. Saat itu Hye Kyo hanya bisa menangis karena suaminya begitu marah kepadanya.

Joong Ki kemudian membawa Hye Kyo masuk ke dalam kamar. Ia sangat kecewa dengan apa yang telah ia lihat pagi itu. Ia baru saja datang dari China untuk menemui istrinya karena ia sangat merindukan istrinya, namun hal itu membuat Joong Ki kecewa.

Walaupun Joong Ki tau segalanya tentang Hye Kyo, namun ia tetap saja kecewa dengan kejadian pagi itu. Momen itu sangatlah memalukan baginya.

"Apa ini yang kau lakukan saat aku tidak berada di rumah?", ujar Joong Ki.

"Aniyo, kau sudah salah paham", ujar Hye Kyo.

"Lalu adegan barusan apa tidak memalukan bagi seorang wanita yang sudah memiliki suami? Apa pantas kau melakukannya?", ujar Joong Ki.

"Tolong dengarkan aku", ujar Hye Kyo yang masih saja menangis.

"Ingat! Kau sedang mengandung anak siapa? Sedangkan saat aku berusaha bekerja keras demi keluarga kita, kau malah enak-enakan selingkuh dengan orang lain? Atau jangan-jangan kemarin kau memang sudah mengenalinya? Apa dia selingkuhanmu selama ini? Hanya saja aku tak mengetahuimu", ujar Joong Ki namun tidak mendapat jawaban dari Hye Kyo.

"Jawab!", ujar Joong Ki membentak Hye Kyo.

"Aku sungguh tak mengenalinya sebelumnya. Dan aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya bahkan menyukainya pun aku tidak terpikirkan diotakku. Apa kau tak percaya kepadaku?", ujar Hye Kyo.

"Lalu kenapa kalian bisa berpelukan seperti tadi? Apa itu pantas?", ujar Joong Ki yang masih meninggikan suaranya.

"Aku sudah mengusirnya untuk tidak menemuiku lagi semenjak dia mengatakan cintanya kepadaku. Aku berusaha menghindarinya dan aku tidak peduli lagi apa yang ia katakan. Dan soal barusan aku sungguh tidak menyangka kalau ia akan menarikku dan memelukku, karena aku berusaha untuk tidak menemuinya", ujar Hye Kyo seraya menangis dan mengatur nafasnya.

"Mwo? Mengatakan cintanya kepadamu? Sungguh gila rasanya", ujar Joong Ki yang semakin dikejutkan oleh penjelasan dari Hye Kyo.

Setelah itu Joong Ki pergi meninggalkan Hye Kyo. Ia pergi keluar untuk menenangkan pikirannya.

"Kau ingin pergi kemana? Jangan tinggalkan aku", ujar Hye Kyo.

"Kau tak perlu tau aku sekarang ingin pergi kemana. Kali ini bukan urusanmu. Diam saja di rumah, jangan cerewet", ujar Joong Ki.

Lagi-lagi hati dan perasaan Hye Kyo sakit seperti teriris pisau tajam karena perkataan suaminya. Hye Kyo hanya bisa menangis saat ini.

Malam harinya Hye Kyo menunggu kepulangan Joong Ki, namun sampai pukul 12 pun Joong Ki belum kunjung pulang. Hingga akhirnya Hye Kyo tertidur di sofa sampai pagi hari.

Keesokan harinya Hye Kyo telah terbangun dari tidurnya, ia melihat Joong Ki sudah tidak berada di kamarnya. Ia kemudian memutuskan untuk membersihkan diri dan turun ke bawah.

Di bawah, ia melihat Joong Ki yang sudah terduduk di meja makan dan menyantap sarapan yang telah dibuatkan oleh ahjumma.

"Chagi, biar aku saja yang menuangkan airmu", ujar Hye Kyo yang berusaha berbaikan dengan Joong Ki.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri", ujar Joong Ki dengan nada juteknya.

Hye Kyo hanya terdiam karena ia sebenernya ingin menangis. Suaminya saat itu sedang marah besar dan tidak peduli dengannya.

Joong Ki kemudian bergegas untuk pergi ke kantor tanpa berpamitan dengan istrinya. Hye Kyo yang melihat sikapnya pun merasa sangat sedih. Karena perbuatan Hyun Bin kepada Hye Kyo membuat rumah tangganya nyaris diujung tanduk.

"Nyonya muda mohon bersabar. Tuan muda butuh waktu untuk menerima kabar itu", ujar Ahjumma Kim seraya memeluk Hye Kyo terus saja menangis.

SONG COMPANY

"Bo-gum", ujar Joong Ki.

"Ne sajangnim", ujar Bo-gum.

"Tolong kau cabut semua investasi kita dengan perusahaan Hyungyung Group", ujar Joong Ki.

"Wae?", ujar Bo-gum.

"Lakukan saja yang ku perintahkan. Jangan membantah atau jika kau membantah, akan aku kembalikan kau di Daejeon bersama kedua orang tuamu", ujar Joong Ki.

"Ne sajangnim", ujar Bo-gum.

Joong Ki benar-benar melakukan hal itu karena sungguh kecewa dengan perlakuan Hyun Bin terhadap istrinya.

Sepulang Joong Ki dari perusahaan, ia tidak langsung untuk pulang ke rumah. Lagi-lagi Joong Ki menuju pusat hiburan. Ia memesan banyak soju sehingga ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Setelah itu ia memutuskan untuk pulang. Hye Kyo yang menunggu kepulangan Joong Ki pun sampai ketiduran. Ia sangat khawatir dengan suaminya itu.

"Chagi, darimana saja?", ujar Hye Kyo.

"Ah sudah jangan banyak bicara. Aku capek, aku mau istirahat", ujar Joong Ki yang sedikit meninggikan suaranya.

Lagi-lagi Hye Kyo terkejut melihat ulah suaminya. Hatinya sakit sekali jika suaminya tidak peduli dengannya hingga pergi ke pusat hiburan seperti ini.

Sudah satu minggu Joong Ki tidak peduli dengan istrinya. Ia selalu berangkat kerja lebih awal dan pulang telat. Saat tidur pun, Joong Ki tidak memperdulikan istrinya. Hingga akhirnya Hye Kyo tidak tahan dengan sikap suaminya itu, ia kemudian berniat untuk membahasnya.

"Chagi, aku ingin bicara kepadamu", ujar Hye Kyo.

Ucapan Hye Kyo tidak berujung balasan dari Joong Ki.

"Song Joong Ki sajang", ujar Hye Kyo.

"Waeyo?", ujar Joong Ki yang masih bersikap dingin.

"Sebegitu marahnya kau hingga tak mau menyapaku dan kau tak pedulikan anakmu yang ada dikandunganku?", ujar Hye Kyo.

"Sudah tau hamil, masih aja dekat dengan namja lain? Apa itu pantas?", ujar Joong Ki dengan entengnya.

"Dengarkan aku baik-baik. Aku tidak ada hubungan apapun dengan Hyun Bin. Aku mohon kepadamu untuk percaya kepadaku", ujar Hye Kyo.

Joong Ki kemudian langsung bergegas berangkat ke kantor tanpa memperdulikan istrinya. Hye Kyo yang merasakan hal itu pun lagi-lagi hatinya terluka karena perlakuan Joong Ki kepadanya.

"Kenapa dia tega sekali denganku", ujar Hye Kyo.

"Aku akan pergi ke rumah eomma", gumam Hye Kyo.

Hye Kyo kemudian bergegas untuk mengemasi baju-bajunya dan berangkat ke Daegu, lebih tepatnya ke rumah orang tuanya. Ia sudah tidak tahan melihat perlakuan suaminya itu. Ia sudah berpesan kepada Ahjumma Kim agar memberitahukan Joong Ki kalau dirinya akan bermalam di rumah orang tuanya. Itupun jika Joong Ki bertanya kepada Ahjumma Kim.

Sesampainya di rumah orang tuanya, Nyonya Hye-Rin terkejut ketika putri pertamanya datang seraya menangis saat melihatnya. Setelah itu, Hye Kyo masuk ke dalam dan menceritakan semuanya kepada Nyonya Hye-Rin. Eommanya terkejut melihat cerita dari putrinya itu. Walaupun bukan salah dari Hye Kyo ataupun Joong Ki, nyonya Hye-Rin berusaha untuk menengahi dan memberikan saran terbaik untuk putrinya agar bisa memutuskan keputusan yang tepat.




Wah bagaimana dengan cinta mereka? Akankah mereka memperbaikinya atau akan mengakhiri semuanya setelah anak yang berada di kandungan Hye Kyo lahir?








Happy Reading!!!
Jangan lupa vote dan beri saran atau kritikan di kolom komentar
Thank You

MY FIRST PERFECT LOVE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang