Bagian 1

34 4 0
                                    


Setiap perempuan pasti ingin dicintai oleh lelaki dengan segila-gilanya cinta. Melakukan apapun yang diinginkannya. Mendapatkan perhatian penuh, bisa pergi bersama kemana saja, sekedar belanja, nonton, makan bersama dan pulang dengan berbagai peristiwa yang akan menjadi kenangan indah atau memenuhi diari. Semua perempuan inginkan itu. Tak terkecuali dengan apa yang dirasakan oleh Lyra. 

Setelah berbagai peristiwa menyakitkan yang dialaminya ia ingin bahagia bersama kekasih tercintanya. Satu satunya orang yang ia miliki sekarang. Satu-satunya tempat bertumpu melepaskan semua gelisah dan kekhawatiran atas hidupnya. 

_________

Lyra duduk dipinggir tempat tidurnya. Kamar indekos yang telah menjadi tempatnya bernaung setahun terakhir. Ruangan persegi dengan luas hanya 3x3 meter. Ada lemari tua yang penuh dengan tempelan berbagai stiker peninggalan penghuni-penghuni sebelumnya. Sebuah meja belajar dengan deretan buku yang tak seberapa. Sebagian tertata diatas rak gantung diatasnya. Sebuah bingkai dengan foto 3 orang yang sedang tersenyum.

Lyra melirik kearah jendela. Hari sudah hampir gelap. Angin berhembus pelan menyibakkan tirai vitras putih bercorak bunga. Perlahan ia bangkit dari tempat tidurnya, menggeser kursi kayu tua dibalik meja lantas duduk. Ia melihat foto yang terpajang diatas meja disamping deretan buku. Dalam-dalam ia melihat foto itu seperti tengah memutar kembali rekaman kehidupannya di masa lalu. Dalam foto itu ia melihat dirinya yang tersenyum lepas penuh bahagia.

Disamping kirinya adalah kekasihnya Lintang.  Disamping kanannya adalah sahabat kekasihnya Ipang yang kini menjadi sahabat terbaiknya juga. Lyra tersenyum tipis melihat foto Ipang. "Apa kabar ipang sekarang" batinnya.

Seketika ia tertegun memperhatikan senyum ipang tidak seperti senyumnya dan Lintang yang bebas. Semakin ia perhatikan semakin jelas bahwa dalam foto itu sahabatnya tidak benar-benar tersenyum. Mata Ipang jelas melirik kearahnya.

-------

Malam itu semua penghuni indekos berkemas termasuk Lyra. Perkuliahan sudah habis di semester ini tentunya saat libur tiba semua penghuni indekos yang berasal dari berbagai daerah akan pulang ke kampung halamannya masing-masing. Semua sibuk mengemasi rindu yang telah lama mereka tabung untuk membeli temu dengan orang-orang tersayang, keluarga. 

Pukul 8 pagi keberangkatan bus Lyra dari Purwokerto menuju Bekasi. Lyra hendak menutup pintu kamarnya, matanya melirik keatas meja foto yang sedari kemarin ia perhatikan menahannya untuk menutup pintu. Lyra kembali membuka lebar pintu dan melangkah masuk meraih foto itu dan memasukannya kedalam ransel. "aku akan menemui mereka setibanya di rumah" pikirnya.

------

Dalam Bus Lyra mengeluarkan foto itu dari ranselnya. Seketika berbagai kenangan merasuk memenuhi kepalanya bersuha mengambil alih kesadarannya. Kenangan itu seperti hujan, kita tak bisa menolaknya, tak bisa menghalaunya pun kita tak bisa lari darinya. Mereka datang tiba-tiba, turun, luruh membasahi bumi. Bagitupun kenangan. Luruh, masuk begitu saja membanjiri ingatan.

Lintang, adalah kekasihnya sejak ia duduk di bangku SMA kelas 2. Lintang merupakan sosok yang sempurna dimata Lyra. Atlet Basket yang tentu saja berperawakan tinggi. Kulitnya kuning langsat. Wajahnya tampan seperti artis papan atas Nicholas Saputra. Sikapnya yang romantis lembut dan penuh perhatian selalu membuatnya terlena dalam asmara. Selalu saja ada kejutan setiap harinya. Lintang mencintainya benar-benar gila.

Meski mereka tidak satu sekolah dan bahkan jam pulang sekolah mereka pun berbeda. Tapi Lintang rela membolos satu jam pelajaran untuk menjemput Lyra dan mengantarnya pulang. Lantas ia akan kembali kesekolah. Setiap hari Lintang seperti itu. Dia benar-benar memperlakukan Lyra seperti seorang putri.

Sepulang sekolah Lintang kembali ke rumah Lyra dengan membawa sekuntum bunga mawar, sebatang coklat, kaos couple, mie ayam bangka kesukaan Lyra dan apapun Lintang bawakan untuk Lyra. Dihari libur Lintang selalu mengantar kemanapun Lyra mau pergi. Tidak peduli panas terik kota industri, tak peduli jarak diantara mereka Lintang selalu ada untuk Lyra. 

Cinta mereka sempurna, mereka saling mencinta benar-benar gila bahkan terlalu gila. Lyra tak pernah merasa dicintai sepenuh hati seperti ini sebelumnya. Baginya Lintang adalah cinta yang Tuhan anugrahkan untuknya.

------

Lyra dan Toples RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang