Udah lama banget sejak terakhir update, ada yang nunggu cerita ini?
-
"Acara sambutannya gagal. Jeno tiba-tiba mengalami serangan panik dan histeris. Ia dibawa ke hotel sementara salah satu staff kerajaan mengambil alih sambutan."
Minhyung menyesap perlahan tehnya, mendengarkan penjelasan sang ayah dengan seksama. Raut pria paruh baya di depannya seolah menunjukkan keprihatinan yang dalam, yang sesekali pria itu barengi dengan helaan napas berat. Ia yang menyadari bagaimana perasaan sang ayah dalam menceritakan keponakannya itu ikut merasakan muatan perasaan yang sama, seolah ada kabut yang ikut menyebar merasuki benak. Sebagai anggota senior kerajaan, Minhyung mengerti betul bagaimana suasana dalam keluarga inti istana.
"Ayah belum sempat menjenguknya, dan tak yakin apakah akan berkunjung ke sana. Suasana di sana benar-benar tidak menyenangkan, aku tidak menyukainya."
Senyum Minhyung terkembang kecil. Ia menutup cangkir tehnya dengan penutup keramik berukiran bunga tulip yang berwarna hidup dan menonjol cantik, "Ayo datang bersamaku, Ayah. Bagaimanapun aku juga punya Jisung sebagai tanggung jawabku di sana. Setidaknya aku harus memastikan bahwa ia baik-baik saja."
"Mereka harus memastikan cucuku baik-baik saja. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa mereka akan mendapatkan penerus yang lebih baik dari Jisung."
"Kadang aku berpikir bagaimana jika seandainya kalau kau saya yang berada di posisi Jeno saat ini? Hal-hal yang bersifat menyimpang dari aturan macam pengangkatan Jisung ini pasti tidak akan terjadi kalau istana memiliki calon penerus sepertimu."
Perlahan senyum yang terpatri itu memudar, terganti menjadi raut kaku yang samar. Pangeran Sungmin mungkin tak menyadari bagaimana efek yang ditimbulkan oleh kata-katanya tadi, yang mungkin akan ia sangkal sebagai sebuah kata-kata pengandaian biasa tanpa makna. Sementara telinga lain yang si empunya baru akan memasuki ruangan ikut terpaku di muka pintu, terlalu tak siap untuk mendengar kata-kata yang kini begitu mempengaruhi raut tampan di seberang sana.
-
Ini adalah pertemuan perdana Renjun dengan seseorang yang memperkenalkan diri sebagai Kwon Boa, 'dokter khusus' kerajaan yang sudah lama menangani dan merawat si putra mahkota. Beliau datang tak lama setelah ia dan Jeno kembali ke istana, memeriksa suaminya dengan tak biasa. Keduanya berbincang di ruangan khusus tanpa seorang pun pelayan maupun pengawal, seolah kerajaan sudah sangat percaya kepada wanita paruh baya yang wajahnya cukup asing di mata Renjun itu. Pemeriksaan yang berlangsung selama kurang dari satu jam itu berakhir dengan lanjutan obrolan antara dirinya dengan Renjun.
"Ini kali pertamaku bertemu dengan Anda, Yang Mulia. Senang sekali rasanya memiliki waktu berbincang seperti ini."
Renjun yang disapa dengan penuh hormat itu menunduk kikuk, tersenyum ramah sembari menyuarakan hal yang sama. Meski baru bertemu beberapa saat yang lalu, namun ia merasa bahwa wanita di depannya adalah seseorang yang akan sangat menyenangkan untuk diajak bicara. Renjun tak menampik bahwa saat ini ia butuh seseorang untuk berkeluh kesah mengenai apa yang terjadi dengan suaminya di tur perdana mereka kemarin.
Dan entah bagaimana, Renjun yakin bahwa wanita ini adalah orangnya.
"Saya juga, Dokter Kwon. Senang sekali rasanya bertemu Anda hari ini."
Wanita di akhir usia lima puluh tahunannya itu sejenak membisu, sebelum tersenyum manis sembari memandang Renjun dengan tatapan penuh arti. Si pendamping putra mahkota yang mengerti tatapan itu semakin menunjukkan raut wajah resah yang ia samarkan dengan meremas gagang cangkir teh miliknya.
Mereka berdua tengah berbincang di aula barat istana, tempat yang jarang terjangkau oleh raja dan para pelayannya karena bangunan-bangunan yang ada di bagian barat ditempati oleh para 'istri' dan pelayan. Namun meski begitu, entah mengapa Renjun tetap merasa cemas akan obrolan mereka berdua meski sejatinya ia juga sangat menginginkannya. Sebuah paradoks yang membuatnya tak tenang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Jeno [Noren]
Fiksi PenggemarAndai saja saat itu Renjun mengerti bahwa memang rasa cintanya kepada Jeno sangat sulit untuk dipahami, bahkan oleh dirinya sendiri. Monarchy AU, Angst, Mental Disorder Content!