Do the two children ksm

2.1K 51 0
                                    

Saat ini umur Revan dan Reva sudah dua tahun,mereka juga sudah fasih dalam berbicara meskipun terkadang masih belepotan,mereka juga sudah bisa berjalan dengan sangat lincah hingga membuat Tiara dan Rehan kewalahan menjaganya.

Tingkah konyol dari kedua anaknya setiap hari ada saja yang membuat Rehan ataupun Tiara ketawa,dan tak jarang pula membuat Rehan kesal. Contohnya saja saat sepasang suami istri itu sedang bermesraan,kedua anaknya datang dengan ocehannya yang bawel. Namun mereka berdua bahagia,karena setelah kehadiran mereka,hidup keluarga kecilnya semakin bahagia dan selalu di iringi tawa karena ulah anak anaknya.

Sekarang Tiara sedang berada di taman tak jauh dari rumah bersama suami serta kedua anaknya,untuk menemani Revan dan Reva bermain bola bersama papahnya. Permainan mereka bertiga awalnya baik baik saja,sebelum Rehan dengan jahilnya memeluk Tiara dari belakang dan membuatnya berteriak pelan karena kaget.

Revan yang tak sengaja melihatnya langsung melemparkan bola yang sebelumnya ada di tangannya pada Rehan,dan lemparan itu langsung mengenai kepala Rehan.

Ihh papih ga boleh peluk peluk mamih!" Protes Revan tak terima,dengan menarik tangan Tiara dengan tangan kecilnya agar menjauh dari Rehan.

"Cih dasar bocah ngeselin,untung Lo anak gue!" Kesal Rehan yang tak di mengerti oleh kedua anaknya itu,Rehan mengambil bola dan mencoba membalaskannya pada Revan dengan pelan namun tanpa ia duga bola itu mengenai tubuh Revan dan membuatnya jatuh.

"Ck lemah banget Lo jadi cowok!"

"Hust,gaboleh ngomong gitu!" Ucap Tiara kesal karena anaknya di katai lemah oleh papahnya sendiri,sangat keteraluan.

"Bisa ga sehari aja lo ga ganggu Papih"Jawab Rehan,sembari melempar bola kearah Revan,hingga membuatnya terjatuh"

"Papih,kenapa abang di nakalin?"Tanya Reva,sembari menangis.

"Ih,kamumah.Jahil bangetsi,kasiankan Revan jatuh terus Reva nangis.Perotesku,sembari memukul bahunya dengan pelan.

Reva mendekat ke arah Revan,membantunya untuk berdiri.Meskipun terjatuh,Revan tak menangis.Anakku memang hebat,apalagi saat melihat Reva membela abangnya.Sungguh ikatan persaudaraan yang kuat.

"Papih,jaat sama abang"Ucap Reva,sembari memukul Rehan.

"Iyiya,sayang maafin Papih"Ucap Rehan,meringis kesakitan.

"Repa gaoleh nangis"Ucap Revan,sembari mengusap air mata Reva.

Aku yang melihat ketulusan mereka berdua menjadi terharu.

"Okoknya,Papih nanti tidulna di lual"Ucap Revan.

"Bukan anak Papih,lo.Anak Papih cuma Reva"

"Aku,gamau jadi anak Papih.Papih akal ama abang"Aku ketawa ketika melihat Rehan di pojokan oleh anak anaknya sendiri.

"Udah udah kalian ini ribut terus"

Aku tertawa melihat tingkah bapak dan anaknya ini.Sikap Rehan dan Revan tak jauh berbeda.Mulai dari sikap,egois dan keras kepalanya.

Oh iya,Rehan sudah lulus SMA dengan nilai yang lumayan bagus.Katanya ia menjadi peringkat pertama di kelasnya.Aku bersyukur sekali karena suamiku bisa lulus dengan nilai yang bagus.Setelah lulus SMA,Rehan bekerja di kantor Papahnya.Menempati jabatannya sebagai direktur.Meskipun kerjaannya berat tapi ia bisa bekerja dengan sesuka hati,berangkat dan pulang sesuka hatinya sendiri.

Aku melirik jam yang ada di tanganku

15:45 WIB

Sudah sore.Ini waktunya untuk Revan dan Reva makan.

"Yang,kita pulangyu.Ini udah waktunya anak anak makan"Ajakku,yang langsung di turuti oleh Rehan.

Aku menggendong tubuh mungil Revan dan membawanya ke dapur,di ikuti Rehan yang tengah menggendong Reva sembari cemberut.

"Revan sama Reva mau makan apa?"tanyaku.

"Repan mau akan bubul"

"Aku mau oget"

"Yaudah,bentarya"

Aku kembali membawakan satu mangkok bubur dan yogurt.

"Van,Mamih suapinya?"Ucapku kepada Revan.

"Gamau,Mih.Repan udah besal"Ia menolaknya.

"Yaudah,sini Reva aja"Ucapku,yang di jawab anggukan oleh Reva.

"Sayang,makasihya"

"Makasih udah bikin hidupku berwana"Ucapnya.

Tak lama ia mengambil kotak dari saku celananya.Aku terkejut saat ia membuka kotak itu dan berisi sebuah gelang.

"Jadi makan sayang"Ucapku.Lalu,ia memakaikan gelang itu di tangan kananku.

Aku memeluknya dengan erat,air mataku jatuh karena terharu atas kejutan yang Rehan kasih tadi.

"Revan,Reva sini sayang"Ucapku,menyuruh kedua anakku untuk mendekat.

Lalu kita berempat berpelukan.Terimakasih tuhan sudah memberikan sepasang malaikat kecilku yang membawa kebahagiaan.Terimakasih juga telah memberikan sosok pria yang mampu membuat hidupku lebih indah.Aku berjanji akan merawatnya dengan sebaikmungkin dan penuh cinta,jika perlu aku akan merelakan nyawaku asal mereka semua selalu sehat dan bahagia.





Arranged MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang