An old building

2.3K 54 0
                                    

Rehan kesal karena sambungannya di putus secara sepihak oleh Tiara,padahal tadi ia ingin menanyakan kabar istri dan anaknya bagaimana. Tapi di satu sisi ia juga bahagia karena kini hidupnya mulai berwarna karena kehadiran Tiara di tambah sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah dan memiliki seorang bayi mungil,sungguh jika di pikirkan kembali ia masih tidak menyangka dengan kenyataan ini.

Saat ini rumah adalah tempat ternyaman untuknya,karena di dalamnya terdapat Tiara yang selalu memberinya kehangatan dan kebahagiaan untuk dirinya. Jika saja Tiara masih sekolah mungkin ia tidak akan di landa rindu seperti ini setiap harinya. Namun semuanya sudah terlanjur bukan?dan itu juga pilihan terbaik untuk Tiara.

Tanpa sadar Rehan,jika sedari tadi ketiga temannya itu memandang aneh dirinya karena sedari tadi bosnya itu selalu tersenyum tidak seperti biasanya yang selalu mempunyai tampang cuek dan dingin,mungkin es nya sudah mencair.

"Lo waras bos?" Tanya Edo dengan tampang bingungnya.

"Paling mikirin bininya" Ujar Nino dengan pandangan fokus pada ponselnya.

"Makannya jangan sok kasar jadi cowok,giliran di tinggal pergi aja stresnya kaya orang mau mati" Sindir Jino.

"Tentang itu gue akui,kalo gue salah dan gue nyesel" Ucap Rehan setelah sadar dari lamunannya.

"Kedepannya gue harap otak Lo bisa di ajak kerja sama ya bos" Ujar Edo.

"Itu terakhir kalinya dan ga akan pernah terulang lagi" Jelas Rehan mempertegas.

"Btw Tiara udah aman dari teror itu?" Sahut Nino yang tau tentang peneroran Tiara oleh orang misterius itu.

"Entahlah gue ga bisa memprediksi,cuma yang pasti peneror itu mau kehancuran gue" Yakin Reha..

"Lo harus lebih waspada"

Saat pembicaraan tersebut,tiba tiba saja ponsel Rehan berdering menandakan ada notifikasi pesan yang masuk dan benar saja di situ terdapat nomer yang tidak ia kenali dan berkata....

"Kalo Lo bukan pengecut,datang ke gedung tua deket ujung jalan jam 3"

*****

Karena penasaran akhirnya Rehan datang ke tempat yang di bilang orang tak di kenal itu,ia yakin orang itu adalah orang yang sama dengan yang meneror Tiara.

Rehan mulai memasuki sebuah gedung tua yang sudah tak layak untuk di huni,ia sangat yakin jika gedung ini sudah kosong sangat lama,mungkin 10 tahun?

Rehan mulai memasuki sebuah gedung tua yang sudah tak layak untuk di huni,ia sangat yakin jika gedung ini sudah kosong sangat lama,mungkin 10 tahun?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Welcome bro" ujar seseorang dari lorong gelap tersebut.

Rehan yang merasa ada orangpun menoleh mencari sumber suara,dan ia menemukan lelaki seumurannya dengan parasnya yang tegap dan orang itu tak asing baginya.

"Kenzi?apa mau Lo anjing?!" Ucap Rehan dengan emosi.

"Wow,santai dong ini masi permulaan" Ujarnya dengan santai namun terkesan menantang.

"Gue ga suka basa basi,apa mau Lo?"

"Mau gue?hm,kalo gue mau cewek Lo gimana?"

"Sialan Lo,masih belum cukup setelah Lo ngambil Rayna dari gue heh?" Masi ingat dengan Rayna?wanita yang sudah membully Tiara.

"Rayna ya?kalo Lo mau ambil lagi silakan,asalkan Lo serahin dulu Tiara ke gue"

"Sampe gue matipun,gue ga akan serahin Tiara brengsek!" Karena kehilangan kesabaran Rehan memukul Kenzi beberapa kali di bagian pipi,perut dan tulang keringnya jika perlu nyawanya sekalipun Rehan habisi detik ini juga.

*******

Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanan yang Tiara tunggu tunggu datang juga,yaitu ayam geprek. Ia berlari pelan menuju tempat suaminya itu berdiri dengan tentengan pelastik di tangannya.

Saat Tiara sudah berhadapan langsung dengan sang suami ia di buat terkejut dan panik karena melihat beberapa lebam di sekujur wajah suaminya itu dengan darah yang sudah mengering.

"Kaka berantem?" Tanyanya hati hati tidak ingin membuat suaminya emosi.

"Hmm"

"Kenapa?"

"Gausah di fikiran,nih cepet abisin ayam gepreknya keburu dingin" Rehan mencoba mengalihkan pembicaraan karena tak ingin istrinya itu semakin khawatir tapi untungnya Tiara langsung teralihkan dan kembali semangat dengan tujuan awalnya.

Setelah selesai makan Tiara dan Rehan kini sedang bermanja manja di dalam kamarnya atas permintaan bumil satu ini dan Rehanpun tentu saja tak menolak.

Sedari tadi Tiara tak henti hentinya menciumi bibir,leher,dan dada Rehan dan karena itupula Rehan di buat tersiksa karena harus menahan hasratnya yang mulai bergejolak. Rehan yang sudah tak tahanpun akhirnya mencium Tiara dengan rakus dengan kedua tangannya mulai menelusup masuk ke dalam kaos yang Tiara kenakan.

Ia mulai melepasi kaos yang menempel di tubuh bagian atas Tiara hingga kini Tiara sudah telanjang tanpa tertutup sehelai benangpun. Rehan memainkan tangannya di dada sebelah kiri Tiara dan satunya lagi ia kulumi dengan mulutnya.

Tiara yang merasakan kenikmatan itu hanya bisa menjambak rambut hitam Rehan dengan suara desahannya yang lolos dari mulutnya.

"Kak" Ujar Tiara setelah ingat bahwa saat ini dirinya sedang hamil.

"Kak stop!" Ucapnya sekali lagi namun tak di hiraukan oleh Rehan.

"Kakk,aku lagi hamil tau" Setelah mengucapkan kata ini barulah Rehan memberhentikan aksinya dengan raut wajah btnya.

"Emang gaboleh ya?"

"Gatau juga si"

"Yaudah ntar kita tanya dokter,tapi puasin dulu punya gue kasian ni udah bangun dari tadi"

Tiara yang paham maksud Rehanpun langsung memegang milik Rehan yang sudah mengeras seperti batu,dan Rehan yang merasakan jika miliknya di remas remas oleh tangan istrinyapun hanya bisa meracau dengan tangannya ikut memainkan kedua dada milik Tiara.







Arranged MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang