Divorce?

3.2K 71 0
                                    

Dengan penampilan yang berantakan serta satu koper besar di tangannya,Tiara melangkahkan kakinya secara perlahan keluar dari rumah miliknya dengan Rehan yang mungkin sebentar lagi akan berbeda.

"Gue ga ngizinin Lo pergi,inget Lo istri gue dan ini adalah rumah kita!" Mohon Rehan.

"Istri?setelah yang kaka lakuin ke aku masih bisa bisanya Kaka nganggep aku sebagai istri?" Ucap Tiara yang langsung membuat Rehan diam.

"Aku mau kita pisah" Lanjutnya yang langsung membuat Rehan terkejut,sungguh ini tidak seperti yang ada di bayangkannya. Ia tak mau berpisah dengan Tiara.

"Lo pasti bercandakan?" Sangkal Rehan.

"Aku cape kak. Cape sama sikap egois Kaka,keras kepala Kaka. Selama ini mungkin aku masih bisa nahan semuanya tapi makin ke sini kamu makin keteraluan dan aku cape"

"Dari awal kita juga udah bertolak belakang kak,makannya Tuhan misahin kita dengan jalan yang ga baik juga. Mungkin aku bukan orang yang di pilih tuhan buat dampingin Kaka" Jelas Tiara panjang lebar.

"Dari awal Lo ga bener bener cintakan sama gue?makannya Lo bisa ngomong kaya gini"

"Enak banget ya kak kamu ngomong. Dari awal kita nikah aku udah coba buka hati buat kamu dan kalo sekarang di tanyain cinta?aku bakal jawab iya kak aku cinta sama kamu"

"Aku pergi ya kak,maaf kalo selama ini belum bisa jadi yang terbaik buat kamu. Semoga kedepannya ada orang yang bisa lebih baik lagi dan bisa ngertiin kamu,mungkin aku bukan orangnya" Ujar Tiara untuk yang terakhir kalinya,setelah itu ia pergi meninggalkan Rehan yang hanya mematung memandang kepergian Tiara.

********

Sudah dua Minggu Tiara melarikan diri ke rumah orangtuanya dan selama dua Minggu ini Rehan tak memberinya kabar atau mencarinya sedikitpun,mungkin ia juga sebenarnya sudah lelah. Ya, berpisah adalah jalan yang baik untuk keduanya.

"Sayang makan dulu" Ucap Mamih Tiara dari balik pintu.

"Iya Mih" Tiara turun dari kamarnya menuju meja makan yang sudah ada kedua orangtuanya.

"Pagi pih" Sapa Tiara.

"Pagi sayang"

"Sayang ajak suami kamu ke sini dong,udah lama nih kita ngga ketemu Rehan" Ucap Mamih Tiara yang langsung membuat Tiara diam di tempat. Sejujurnya itu kata yang selalu ingin ia hindari dari kedua orangtuanya. Karena sebelumnya ia tidak menceritakan masalah yang terjadi dalam rumah tangganya apa lagi masalah tentang perceraian itu,Tiara takut membuat kedua orangtuanya kepikiran dan kecewa karena yang menginginkan pernikahan ini adalah orangtuanya kan.

"Sayang kok diem?" Ucap Mamihnya kembali dengan memegang pelan punggung Tiara dan itu cukup membuat Tiara terkejut dan sadar dari lamunannya.

"Hah iya mih,kak Rehan lagi ada urusan katanya jadi ga bisa ke sini" Ucap Tiara dengan nada tidak di buat panik,ia yakin jika panik pasti orangtuanya akan curiga.

"Mamih tau ya kalo anak mamih lagi boong gimana,sayangnya kamu pembohong yang payah sayang" Ujar Mamih Tiara.

"Coba sekarang jelasin ke Mamih dan Papih,ada masalah apa kamu sama Rehan?"

"Aku mau pisah sama kak Rehan" Ucap Tiara dengan satu tarikan nafas.

"Hah?alasannya?" Kali ini giliran Papih Tiara yang berucap.

"Kita berdua sangat bertolak belakang mih,makannya dari pada semakin jauh jadi aku mutusin untuk pisah aja" Jelas Tiara.

"Kamu serius?pernikahan itu bukan main main loh sayang"

"Ya aku seriu_" belum selesai melanjutkan omongannya,Tiara berlari kencang menuju kamar mandi karena perutnya yang bergejolak.

Uwekk...Uwekk....

"Kamu gapapa sayang?" Tanya Mamihnya dengan nada khawatir.

"Aku gapapa cuma belakangan ini aku emang sering mual mual gini,mungkin karena salah makan" Ucapnya dengan lemas.

"Kamu hamil?"

"Hah?ngga mungkin" Tiara baru mengingat jika waktu datang bulannya sudah terlewat,apa benar iya hamil?

"Sebentar Mamih ambilin tespeck untuk kamu"

Setelah menunggu,Mamihnya kembali dengan membawa sebuah tespeck dan memberikannya pada Tiara yang langsung di cobanya di dalam kamar mandi.

Setelah menunggu beberapa menit hasilpun keluar dan benar saja di situ menunjukan garis dua yang artinya Tiara positif hamil.

Perasaannya saat ini tidak bisa di ungkapkan,di satu sisi ia bahagia dengan kehadiran janin yang ada dalam perutnya namun di satu sisi lagi ia sedih jika memikirkan pernikahannya dengan Rehan yang sedang di ujung tanduk begini.

Sedangkan kedua orangtuanya,mereka memasang muka bahagia karena sebentar lagi keinginannya untuk mempunyai cucu di kepala 4 akan segera terwujud.

"Tapi sayang hubungan kamu sama Rehan gimana?posisi kamu sekarang sedang mengandung darah daging Rehan dan apa kamu tega ngebiarin anak kamu lahir tanpa seorang ayah?" Ujar Mamih Tiara.

"Gatau mih,aku bingung"

"Saran Papih kamu bicarain dulu semuanya sama Rehan,dan kamu ga boleh egois karena sekarang hidup kamu bukan cuma tentang kamu aja ada janin yang ga bersalah di perut kamu sayang"

"Iya pih"

Arranged MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang