Obat (2)

3.7K 373 271
                                    

ヾ( ͝° ͜ʖ͡°)ノ♪







(•‾⌣‾•)و ̑̑♡

haiiii it's d

bacanya pelan'' aja

so, welcome to my wordl

enjoy reading

and startttttt 😚😎😎











































Tubuh panas dan kecilnya dihimpit ke dinding, bibirnya dibungkam dalam ciuman menuntut. Pinggangnya dipeluk dengan sangat erat serta bagian bawahnya yang sudah basah merekat dengan bagian bawah si pelaku pencumbu-Yoongi-bibirnya. Kedua tangannya bergerak mendorong Yoongi menjauh tapi tangan Yoongi yang lain menekan lehernya ke depan.

"Ngh!"

Jimin mendesah tertahan merasakan jari-jari panjang Yoongi berkeliaran di pinggang dan panggulnya. Menyentuh, mengusap dan merematnya dengan gerakan lembut statis. Omeganya yang memang haus sentuhan luluh begitu saja tapi tidak dengan Park Jimin. Dia masih terus berusaha mendorong dan memutus cumbuan Yoongi di bibirnya.

"Ngah!"

Kepalanya mendongak dengan bibir terbuka saat cumbuannya terlepas. Yoongi terengah begitu juga Jimin. Telapak tangan Yoongi yang tadi menekan leher Jimin beralih menyentuh pipi merah Jimin, mengusap dengan ibu jarinya. Netra Jimin berusaha difokuskan pada wajah dan kedua mata Yoongi.

"Ke.. kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Suasana lagi?" tanya Jimin sinis.

Yoongi menggleng, "Aku tidak akan menandaimu..."

Yoongi mempersempit jaraknya dengan Jimin, memberikan nafas hangat di wajah panas nan berkeringat milik Jimin. "Aku doktermu, sudah seharusnya aku tidak membiarkanmu kesakitan..." ucap Yoongi.

"Kenapa? Apa tujuanmu? Apa alasanmu?" tanya Jimin menurunkan tangannya dari lengan Yoongi.

Matanya sudah berair lagi memikirkan kemungkian lain di kepalanya yang tidak akan pernah terjadi. Yoongi tidak akan pernah melakukan dan mengatakan kemungkinan di kepala Jimin.

"Aku menyukaimu."

Kening Jimin mengernyit, setitik air mata jatuh ke pipinya. Yoongi segera menghapus air mata di pipi Jimin dengan ibu jarinya. Bibirnya membentuk senyum, merekatkan kembali bibirnya dengan bibir Jimin. Kali ini lebih lembut daripada tadi, bahkan Jimin bisa bilang ciuman ini lebih lembuat daripada ciuman kemarin.

Tangannya yang tadi sempat turun kembali naik memeluk pundak Yoongi, bibirnya yang tadi enggan, mulai menyambut bibir Yoongi. Bibirnya melumat bibir atas dan bawah milik Yoongi, mencoba saling masuk. Namun, akhir dari percobaan itu Yoongi yang memenangkan. Lidah panas dan panjang milik Yoongi berhasil masuk ke sela bibirnya, mengabsen setiap giginya yang selalu ia geretakan setiap kali episode depresinya datang.

"Kammarh! Kammarhmpu?"

Yoongi bertanya disela-sela ciumannya, Jimin yang menyadari pertanyaan Yoongi menunjuk satu-satunya kamar yang pintunya terbuka. Tanpa melepas cumbuannya, Yoongi membawa Jimin masuk ke dalam kamar itu. Meskipun harus menjatuhkan beberapa barang dan minatur kesukaannya, Jimin tidak peduli.

Ia bisa membereskan barang-barangnya itu besok pagi.

Selepas masuk kamar dan menguncinya, Yoongi melepas cumbuannya sejenak. Memandangi wajah Jimin menunduk semakin merah dan berkeringat, bau tubuhnya semakin menguap dan itu cukup mengganggu alpha Min Yoongi.

Your Eyes Tell [YoonMin] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang