Wake Up

3.7K 344 299
                                    

ヾ( ͝° ͜ʖ͡°)ノ♪










ヾ(〃^∇^)ノ♪


haii, it's d

how are you?

entar lagi kuliah :) hahaha

nyebelin :)

ini wattpad cuma bisa pake satu vidio yak? padahal kan nggak semua scene di sini pake lagu ini :) hhh

nyebelin pt2

so, welcome to my world

enjoy reading

bacanya pelan'' aja ehehe

and starttttt 😎😎😎




































Bulan sudah menggantikan tugas matahari sejak empat jam yang lalu. Artinya sudah hampir lima jam Yoongi berdiri di depan rumah Jimin tanpa bergerak sedikit pun. Bibirnya sudah sangat pucat dan kering. Beberapa kali fokus matanya hilang tapi ia berusaha sekuat tenaga mempertahankan pandangannya ke pintu rumah Jimin.

Jimin pun tidak bergerak dari posisi jongkoknya di depan pintu rumahnya. Memandang pintunya seolah-olah Yoongi ada di depannya.

"Pergi!"

"Tidak akan!"

Suara Yoongi bahkan terdengar serak. Jimin memutuskan berdiri, membuka pintu rumahnya dan matanya langsung bertemu badan Yoongi jatuh tepat di depannya.

"Hyung! Hyung?"

Jimin menghampiri tubuh Yoongi, mencoba membangunkan Yoongi tetapi tidak berhasil. Meskipun sulit, Jimin membawa Yoongi masuk ke dalam dan menidurkan tubuh Yoongi di atas kasur.

"Hyung? Kau mendengar suaraku? Hyung?!"

Jimin mengguncang tubuh lemas ini tapi Yoongi tidak merespon. Ia bangkit, mengambil sebaskom air hangat, handuk kecil serta kotak obat. Ia mengompres kening panas Yoongi dengan handuk tadi. Kemudian ia menarik tangan Yoongi yang terluka, menatap tanpa berkedip luka menganga di telapak tangan Yoongi.

Perlahan ia mengambil kapas dan mulai membersihkan luka tersebut dengan gerakan lembut. Setelah dibersihkan, luka itu Jimin balut dengan kasa. Matanya kembali memandang wajah terlelap Yoongi. Jari-jari kecilnya bergerak menyentuh rahang lalu bibir pucat Yoongi.

"Maafkan aku...."

Setelah berujar dan mengusap wajah Yoongi, ia menjauhkan tubuhnya, duduk diam di sisi ranjang menunggu Yoongi sadar.

Detik berganti menit, Jimin lewati dengan diam dan mata mulai memberat. Namun, ketika matanya hampir terpejam ia merasakan ada pergerakan di kasurnya. Ia segera mendongak, menemukan Yoongi sudah sadar dan langsung memandangnya.

"Kau bisa pergi sekarang."

Jimin berujar dengan nada datar, bangun dari posisi duduknya. Masih sedikit lemas, Yoongi bangun menahan lengan Jimin. Ia menarik tubuh itu, memerangkap wajah Jimin lalu mempertemukan bibirnya dengan bibir Jimin.

Badan Jimin di pelukannya berontak, memukul, mendorong bahkan mencakarnya. Namun, Yoongi bersikeras mempertahankan cumbuannya. Secara perlahan rontaan Jimin berhenti, tubuh di pelukannya melemas. Ia bisa merasakan air mata mengalir di pipinya. Kedua matanya terbuka memandang wajah Jimin yang mengalirkan air mata.

"Jangan pergi dariku."

"Aku yang membunuh adikmu."

"Jimin-ah, ka-"

Your Eyes Tell [YoonMin] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang