(ノ・ェ・)ノ
ヾ(〃^∇^)ノ♪
keknya lagu buat chapter ini dan kemarin sama karena vibesnua tegang, tapi kalian pasti mewek
hhh
haii it's d, updetnya malem, lagi penhen ehehe, nggak sih, mager pagi tadi dan siang kkkk
jadi malem deh, buat yg JOMBLO
KEK SAYA
🙂🙂🙂
terima kasih yg sudah baca,vote, komen untuk chapter'' sebelumnya, yg baca chapter ini pun terima kasih
😗⚒️💚
so, welcome to my world
enjoy reading
and startttt 😎😎😎😎
Perempuan dengan rambut hitam sepinggang itu tersenyum pada Jimin kecil yang tengah tidur dalam posisi miring menghadap ranjang adiknya. Perempuan tersebut-Sohee-menghampiri Jimin, duduk di pinggir ranjang lalu mengusap rambut hitam keponakan malangnya.
"Apa lukanya masih sakit?"
Jimin menggeleng, menundukan mata sambil memainkan jari di atas kasur. Sohee tersenyum maklum, menidurkan badan rampingnya di samping Jimin lalu memeluk tubuh ringkih Jimin hati-hati. Mengecupi pelipis Jimin yang berbalu plaster, menepuk-nepuk lengan Jimin sambil bersenandung.
"Imo...."
Sohee merunduk, memandang Jimin yang tengah menelungsupkan wajah di badan Sohee, "Kenapa? Jiminie butuh sesuatu?"
"Imo bisa ceritakan dongeng?"
Sohee tersenyum, "Tentu, tapi setelah itu Jiminie harus tidur, bagaimana?"
Jimin mengangguk, tersenyum lebar melihat senyum hangat Sohee untuknya. Kemudian ia menyamankan diri di pelukan Sohee.
"Kali ini Imo akan menceritakan dongeng Putri dan Bola Kristal~"
"Kristal?" tanya Jimin sedikit memekik senang. Matanya membulat penuh binar ke arah wajah cantik bibinya.
Sohee mengangguk, memeluk penuh kehangatan tubuhnya sambil mengusap poni di keningnya.
"Dahulu kala, lahir seorang putri cantik dari raja dan ratu bijaksana. Akan tetapi, seorang penyihir telah menyihir si putri memiliki penyakit kutukan. Oleh karena itu, sang raja mengurung putri di istana matahari agar tidak menularkan penyakit kutukan itu...."
Sohee bercerita dengan wajah sedih. Jimin pun ikut murung mendengar cerita si putri begitu menyedihkan. Tidak terbayangkan bagi Jimin untuk tinggal jauh dari istana tetapi kalau itu dirinya mungkin ia akan senang karena tidak harus bertemu ayahnya.
"Tak lama setelah penyihir itu mengutuk putri, dia melahirkan anak bungsu laki-lakinya. Bertepatan dengan itu sebuah ramalan datang bahwa dia akan mati di tangan anak-anaknya. Tidak ingin dia mati, penyihir itu mengubah anak pertama menjadi burung, anak kedua menjadi laut lalu anak ketiga dibuangnya ke hutan."
"Penyihir itu jahat..."
Jimin berujar sambil bermain-main dengan jari kecilnya. Sohee tersenyum, ikut bermain dengan jari kecil Jimin kemudian melanjutkan dongengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes Tell [YoonMin] ✔️
FanfictionPark Jimin, omega laki-laki pertama yang berhasil debut sebagai anggota boyband. Tidak ada yang menyangka Park Jimin masih bisa hidup ditengah stigma masyarakat soal omega. Namun, yang mereka tidak tahu Park Jimin berulang kali menahan kesakitan seo...