Nakyung masih larut dalam pikirannya. Ia juga tak sabar ingin bertanya pada Renjun tentang kemarin.
Hampir waktunya masuk akhirnya Renjun datang. Nakyung melebarkan senyumnya lalu menyapa Renjun.
"Pagi Ren," Sapanya. Renjun menoleh lalu mengangguk. Keliatannya Renjun lagi seneng.
"Pagi juga, lo tau gak Kyung kemarin habis gue nganter Shasha gue ketemu ortunya habis itu katanya mereka seneng ada yang nganterin Shasha,"
Renjun mulai menceritakan semua yang terjadi dengannya malam itu. Nakyung tersenyum hingga akhir cerita.
"Ren,"
"Apa?"
"Kemarin gue nunggu, kok lo gak jemput gue?" Tanya Nakyung. Raut Renjun berubah lalu segera menunduk ke Nakyung.
"Maaf gue baru nyadar, kemarin gue lupa lo belum gue jemput, maafin gue ya," Ucap Renjun.
Senyum Nakyung luntur. Satu alasan yang ditakuti Nakyung lolos dari mulut Renjun dengan lancarnya.
"Ohh sans, yang penting lo sama Shasha bisa pulang,"
***
Sepulang dari sekolah Renjun, Nakyung, Jeno dan Lia kerja kelompok dirumahnya Renjun.
Mereka lagi bikin penelitian bebas. Dan rencana mereka adalah meneliti hobi orang-orang terdekat.
Ini alasan mereka. Karena gampang nanyanya, cukup dari chat. Kedua cumab butuh foto orangnya dan penjelasan hobi mereka. Ketiga karena ketiga orang ini cukup malas jadi enak kalo cuman nulis doang sama nempelin foto.
Nakyung dan yang lain sibuk mengechat teman sekelas mereka tapi vanyak dari mereka tidak membalas.
Yang mereka dapat sekarang hanya dari adik kelas, teman segeng dan keluarga.
"Kurang satu nih," Ucap Lia menunjuk bagian kertas yang kosong. Renjun pun cepat-cepat mengeluarkan hpnya lalu mengechat Shasha.
Nakyung yang melihat itu langsung merasa sedikit sesak. Ia kembali mengingat kejadian tadi pagi dan kemarin malam.
"Mau kesini? Oh yaudah gue share lokasinya, oke thanks,"
Setelah menelpon Renjun sibuk menuliskan entah apa itu di bukunya. Nakyung pergi ke dapur lalu mengambil minuman.
Karena mereka sahabatan jadi Nakyung gak merasa canggung kalo sampe masuk-masuk ke dalam rumah Renjun.
Saat minum Nakyung gak sengaja liat buku berwarna hitam di meja makan. Ia pun duduk disana lalu membaca buku itu.
Ternyata buku itu berisi album persahabatan mereka berdua. Foto saat mereka kecil sampai dewasa.
Nakyung terus membolak-balikan buku itu. Dari foto mereka masih kecil, mainan lumpur, rebutan mainan, bahkan naik kano. Sampai foto mereka saat dewasa saat belajar bersama, gila-gilaan di karaoke, dan terakhir tidur bareng.
Di halaman terakhir mereka menuliskan peraturan persahabatan mereka berdua.
1.gak boleh musuhan.
2.saling bantu.
3.saling ada satu sama lain.
4.selalu percaya satu sama lain.
5.gak boleh jatuh cinta satu sama lain.Air mata Nakyung menetes ke lembaran buku itu. Ia melanggar peraturan nomer lima yang dia buat sendiri.
Entah kenapa dadanya kembali sesak saat kenangan mereka terputar di kepalanya. Semuanya sampai kejadian kemarin malam dan tadi pagi.
Isakan Nakyung jelas terdengar oleh dirinya sendiri. Ia menyesal sudah jatuh cinta ke sahabatnya.
Setelah sadar ia pun mencuci mukanya lalu meletakkan buku itu ke tempatnya. Mulai saat ini dia berjanji pada dirinya kalo dia gak mau berharap dan jatuh semakin dalam.
"Cinta semenakutkan itu," Gumam Nakyung menatap buku album itu lalu berjalan menuju ke ruang tengah tempat mereka bersantai tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apologetics [✔]
Fiksi PenggemarCinta terkadang memang menyakitkan. Ada yang harus merelakan, ada yang harus meninggalkan, dan ada yang harus melupakan. Dan Nakyung harap dia bukan salah satu yang harus melakukan 3 kalimat diatas. ft.renkyung Typo bertebaran. ©goldenjun, 2020