BONUS CHAPTER - 02

327 52 1
                                    

Malam setelah dari mall, mereka berdua lagi di kamar mau siap-siap tidur.

Tapi nggak buat Renjun, mereka berdua pulang tadi siang dan sepulangnya dari mall Renjun langsung berkutat sama kerjaannya.

Nakyung menghampiri Renjun lalu memeluk leher Renjun. Lelaki itu terlihat sangat pucat malam ini.

"Istirahat dulu jangan maksain," Ucap Nakyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Istirahat dulu jangan maksain," Ucap Nakyung. Ia berbicara sambil membaca apa yang tertulis di komputer Renjun.

Bingung Nakyung, ini yang ditulis apa gak nyantol sama otak Nakyung. Sedangkan itu Renjun mensave datanya lalu mematikan komputernya.

Ia bersandar di sandaran kursi lalu meletakkan kedua tangan Nakyung ke atas kepalanya.

"Elus," Pinta Renjun membuat Nakyung terkekeh lalu mengelus rambut Renjun.

"Pusing?" Tanya Nakyung. Renjun pun menggeleng, "enggak, lagi butuh belaian aja," Ucap Renjun.

"Ish," Nakyung memukul pundak Renjun lalu duduk di atas kasur. Renjun pun melakukan hal yang sama.

Namun pada akhirnya Renjun tiduran di paha Nakyung sambil hp-an.

"Jangan hp-an sambil tiduran, minus kamu nambah nanti," Ucap Nakyung menggerak-gerakkan pahanya. Renjun mendecak kesal.

"Capek,"

"Ya tidur lah,"

Renjun memajukan bibirnya lalu meletakkan hpnya di nakas. Ia menarik selimut hingga setengah badan lalu tidur memunggungi Nakyung.

Nakyung yang melihat itu greget sendiri, ini udah kerja udah nikah kelakuan masih aja kayak anak kecil.

"Renjun,"

Gak ada sahutan.

"Renjunn,"

Masih dikacangin.

"Renjun Adhitama,"

Biasanya cara ini ampuh buat Renjun takut tapi Renjun sama sekali gak gerak.

Mungkin udah tidur atau pura-pura tidur, Nakyung gak tau. Terpaksa Nakyung memeluk Renjun dari belakang lalu menenggelamkan wajahnya di punggung Renjun.

Tak lama Renjun berbalik lalu membalas pelukan Nakyung. Yahh Nakyung udah tau sih tapi masih tetep aja kaget.

"Gitu dong, peka," Ucap Renjun. Sekarang giliran Renjun yang dusel-dusel.

Nakyung bales ndusel, Renjun bales ndusel lagi, makin ke bawah makin kebawah dahh ketutup selimut dah mereka.

"Gerah," Nakyung membuka selimut yang menutupi mereka lalu kembali ke posisi.

Renjun pun kembali ke posisi awal tapi dengan cara merangkak, Nakyung yang lagi gemes sama Renjun pun nendang Renjun sampe jatuh.

"Duhh sakit Kyung!"

"Ehh maap, gak maksud sumpah,"

Nakyung ngerangkak ke sebrang kasur dan melihat Renjun rebahan di lantai sambil megangin lututnya.

"Bales," Renjun menarik tangan Nakyung namun Nakyung masih bertahan di atas kasur.

"Wlee, udah ah aku mau tidur, cepetan naik," Ucap Nakyung. Bukannya rebahan di samping Nakyung, Renjun malah naik ke atas Nakyung.

"Anjir lo!" Nakyung nendang daerah sensitifnya Renjun saking kagetnya. Bahkan Renjun sampe megangin itunya sambil guling-guling di kasur.

"Gak ada akhlak kamu Kyung!" Teriak Renjun. Nakyung nyengir lalu tak lama suara ketukan terdengar di pintu mereka.

Nakyung berjalan ke depan lalu membuka pintu kamar mereka. Dehh ada tante nyinyir nongol didepan.

"Baru sore udah liar aja kalian," Ucap tante nyinyir abis itu ninggalin Nakyung.

"Eh anjing gue udah sabar ya selama ini! Jan bikin gue lepas kendali!" Teriak Nakyung dalam hati.

Ia membanting pintu lalu menenggelamkan wajahnya di bantal. Renjun yang masih asik guling-guling pun akhirnya berhenti.

"Kenapa? Disindir lagi?"

"Makin ngeselin dia tuh Ren, didiemin malah ngelunjak heuhhh!" Nakyung mengepalkan tangannya lalu mememukul kasur.

"Mau gak biar gak disindir lagi?"

"Ya mau lah,"

"Ayo-"

"Heh mau ngapain kamu? Jan ngadi-ngadi ya,"

"Apa sih, ayo pulang aja ke rumah kita daripada disini salah mulu kita,"

"Makanya kalo orang ngomong tuh dengerin dulu," Lanjut Renjun.

Apologetics [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang