Udah malam tapi Nakyung masih belum tidur. Pikirannya melayang mikirin Renjun yang gak pulang.
Bahkan orang tuanya udah nelponin Nakyung ber kali-kali. Akhirnya Nakyung nyerah habis itu naik ke kamarnya.
Saat ia baru memejamkan matanya ada suara grasak-grusuk di bawah. Ia menyalakan lampu kamar lalu keluar dari kamarnya.
Ia melihat lampu ruang tengah yang tadi dia matikan jadi nyala. Dia turun dan kaget ada segerombol anak yang kebanyakan laki lagi lesehan di sana.
Mamanya yang menangkap sosok Nakyung pun memanggil Nakyung untuk menjaga mereka sedangkan mamanya pergi mengambil obat.
Saat ia berkeliling melihat siapa identitas mereka. Dia menemukan Renjun disana terbaring dengan luka di pipinya bahkan sampai tangannya pun penuh luka.
Nakyung memendam amarahnya. Ia tahu kalo sekarang bukan waktu yang tepat untuk marah-marah.
Sekarang mereka duduk melingkar dan mamanya sibuk mengobati mereka semua. Nakyung mengurus yang cewek yang gak lain Ryujin, Eunbin, dan Mia.
Mereka sih gak terlalu parah yang gak lain lukanya cuman di pipi atau sekedar lecet. Lain sama cowok sampe si Jaemin bonyok gitu.
Kayaknya Minju perlu tau. Nakyung mengeluarkan hpnya lalu mengechat pacar mereka masing-masing.
Gak lama para pacarnya datang rame-rame ke rumah Nakyung. Baru aja dateng udah meledak maungnya.
Nakyung duduk di sebelah Renjun yang lagi kesusahan masang plester karena jarinya mati rasa.
Nakyung membabtu Renjun memasang lalu mengobati pipi Renjun yang agak sobek. Renjun menundukkan kepalanya gak berani natap mata Nakyung yang mau marah.
"Kenapa?" Renjun mendongakkan kepalanya tak paham maksud pertanyaan Nakyung.
"Kenapa ikut tawuran? Kan udah gue bilangin gak usah," Ucap Nakyung dengan nada kecil. Walaupun kecil tapi Renjun tau kalo Nakyung marah besar.
"Bantu Jaemin doang," Ucap Renjun dengan suara kecil. Nakyung menghela nafas lalu menyandarkan punggungnya di sofa.
"Ren, semua masalah gak perlu diselesain pake kekerasan, lo boleh bantu Jaemin tapi gak gini caranya. Bahkan adek kelas yang cewek juga terlibat," Ucap Nakyung menunjuk Ryujin yang lagi rebahan di lantai.
"Denger ya, tawuran itu gak ada gunanya, kalian cuman hantam hantaman aja habis itu yaudah luka kan tapi masalahnya gak selesai malah bertambah," Ucap Nakyung lagi. Renjun makin ngerasa bersalah.
"Yaudah lo istirahat aja di kamar gue, besok gak usah sekolah," Ucap Nakyung sambil menepuk pundak Renjun yang kebetulan ada lukanya.
Renjun pun memekik lalu menatap Nakyung tajam. Nakyung hanya membalas dengan tawanya lalu mengabaikan Renjun.
Melihat tawa Renjun mendadak dia merasa bahagia. Entah kenapa hanya dengan melihat tawa Nakyung dia udah balik sembuh.
***
"Makan gak, lo udah maksa-maksa gue ya buat gak sekolah, kalo sekarang gak makan gue jejelin nih ke lo," Ucap Nakyung meledak gara-gara Renjun gak mau makan.
Denger jejelin dari mulut Nakyung, Renjun auto buka mulutnya.
Emang sih dia maksa Nakyung buat gak masuk. Ya sungkan lah dia walaupun udah sahabatan sama Nakyung dari kecil.
Nakyung membaringkan tubuhnya disebelah Renjun lalu membuka hpnya. Ia menatap web yang menjual tiket konser EXO. Ragu dia buat beli.
Renjun yang melihat itu langsung mengeklik beli. Nakyung melebarkan matanya lalu menatap Renjun.
"Kesempatan kali, kaoan coha bias lo konser disini setelah 2 tahun yang lalu," Ucap Renjun dengan santai.
" Ya gue mau aja tadi, tapi pertama lo lagi sakit, kedua yang lo klik itu tiket vip," Ucap Nakyung. Renjun hanya mengelus rambut Nakyung lalu berbisik.
"Gue bayarin, tenang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apologetics [✔]
Fiksi PenggemarCinta terkadang memang menyakitkan. Ada yang harus merelakan, ada yang harus meninggalkan, dan ada yang harus melupakan. Dan Nakyung harap dia bukan salah satu yang harus melakukan 3 kalimat diatas. ft.renkyung Typo bertebaran. ©goldenjun, 2020