CHAPTER - 22 | G A M O N

218 43 1
                                        

Lusa hari ultah Shasha atau lebih tepatnya hari Rabu. (Tanggal ulang tahun gak sama kayak di real life ya).

Nakyung berangkat sama Renjun. Ternyata tempat ultah Shasha itu gak jauh, di pusat kota malahan.

Dan Shasha beneran undang teman sekelas. Emang orang kaya mah bebas. Tapi terima kasih juga sama Shasha, berkat dia Nakyung bisa mengobati rindunya bareng temen-temen.

Begitu sampai, Nakyung hisa melihat ramainya tempat itu. Orang yang masuk harus isi daftar nama sama ngasih tunjuk tiket.

Setelah selesai urusan ngisi ini itu, Nakyung masuk sambil narik tangan Renjun gak sabaran.

"Sabar Kyung, temen-temen belum datang, paling nan-" Ucapan Renjun terpotong setelah melihat segerombolan orang masuk.

Yang gak lain adalah teman sekelas mereka. Kayaknya mereka ke Inggris barengan.

Nakyung lari nyamperin temen sekelasnya. Gila sih, dia kangen banget sama temen-temennya ini.

"Kyung-ahh mana sempat keburu ngilang," Gumam Renjun sambil memijat pangkal hidungnya.

Bahunya pun terasa berat. Ia menunduk hingga membuat orang yang merangkul bahunya nyaris jatuh.

"Woe kaga nyante lo!" Teriak Haechan gak terima. Untung Haechan gak beneran jatuh.

Renjun nyengir habis itu balik ngerangkul bahunya Haechan. Hahh masih sama mereka walaupun udah lulus.

Selama pesta, mereka bersenang-senang. Kebanyakan di party pasti harus pake baju formal, tapi di sini nggak.

Pokoknya bebas, dan partynya tuh seru. Lagunya bikin jantung loncat-loncat. Dj-nya asik. Perfect pokoknya.

Sampai di inti acara, lagu dihentikkan sementara. Shasha naik ke panggung. Selanjutnya ayah dan ibunya naik ke panggung dengan kue yang lumayan besar.

Itu sih buat tiup lilin doang, sedangkan kue untuk tamu udah disajikan daritadi di meja makanan bersama makanan lainnya.

Dj memainkan musik happy birthday versi instrumental. Bagaikan dikode, tamu pun mulai bernyanyi.

"Merdu bat suara kita," Ucap Lia agak kerasan ke Nakyung. Nakyung terkekeh lalu mengangguk.

Lagu selesai. Shasha mengucapkan permohonan lalu meniup lilin. Setelah itu ia mengambil pisau dan memotong kue.

"Kue pertama akan saya berikan pada orang tua saya yang selalu menjaga dan merawat saya sepenuh hati," Ucap Shasha lalu menyuapkan kue ke kedua orang tuanya.

Shasha mengambil sesendok lagi. Ia tersenyum lalu mulai berbicara. Dan itu cukup mengejutkan kita semua.

"Kue ini saya berikan kepada tunangan saya, terima kasih udah mau rawat aku," Ucap Shasha tersenyum manis lalu memberikan kue itu pada tunangannya.

Nakyung menelan ludahnya susah payah lalu menoleh ke sampingnya. Renjun hanya menatap mereka.

Tatapan datar, kosong seolah tak ada orang didalam tubuhnya. Nakyung menepuk punggung belakang Renjun 2 kali dengan pelan.

Renjun pun tersadar lalu menoleh ke arah Nakyung. Mata mereka bertemu.

"Move on bang," Ucap Nakyung dengan bahasa Indo. Renjun pun terkekeh lalu meletakkan tangannya di pucuk kepala Nakyung.

"Udah kok, siapa yang bilang gue gamon?" Tanya Renjun dengan pose mencari-cari pelaku.

"Lo, tatapan lo tuh kayak...ya gitu pokoknya," Ucap Nakyung lalu mengalihkan pandangannya kembali ke Shasha.

Kali ini senyum manis Shasha tidak lagi terlihat. Wajahnya terlihat sedih namun saat mereka berdua kontak mata.

Shasha memaksa dirinya untuk tersenyum.

"Kalian belum move on," Batin Nakyung. Dia yakin kalau mereka berdua ini belum move on.

Pasti. Atau nggak?










Usai pesta, reuni kelas pun dimulai. Mereka semua mulai berbincang layaknya saat mereka ada di Indo.

Bahkan mereka membuat para pelayan bingung karena mereka semua ngomong bahasa Indo.

"Oh iya Kyung, dulu kan gue pernah bilang mau ngajak ke Bali tapi gak jadi, kapan-kapan gimana?" Tanya Shasha memotong topik mereka.

Para cewek menoleh ke Nakyung. Nakyung pun mengangguk.

"Oke, kalian jangan pulang dulu berarti, ayo kita capek-capek di Inggris mumpung bisa," Ucap Shasha.

"Ashiap!"

"Gass lah!"

"Besok kalo bisa!!"

"Wohh ayo!"





Makin gaje sumpah 😭😭

Apologetics [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang