CHAPTER - 01 | P R O L O G U E

1K 79 0
                                    

"Renjun Adhitama!"

Nakyung tersentak ketika nama sahabatnya diteriakkan oleh sang guru yang berdiri di depan sana.

Lagi-lagi lelaki itu menimbulkan masalah. Nakyung menepuk jidatnya lalu mengamati Renjun yang kini masih setengah sadar.

"Kamu mau sekolah atau mau tidur? Kalo sakit ke uks sana daripada ganggu pemandangan!" Bentak sang guru.

Pedes banget omongan gurunya.

Nakyung yang duduknya di sebelah bangku Renjun pun menyenggol Renjun hingga empunya tersadar.

"Cuci muka sana," Bisik Nakyung sambil sesekali melirik gurunya yang kini masih memasang ekspresi marah.

"Y," Singkat Renjun. Kayaknya anak itu malas berurusan dengan gurunya. Balasannya aja kayak anak perawan pas ngambek.

Nakyung hanya menggelengkan kepalanya melihat sifat Renjun. Petakilan, nakal, pemalas tapi kadang juga pintar.

Kok bisa ya ada makhluk sejenis Renjun ini. Bahkan Nakyung kok mau-mau aja ya sama Renjun?

Temenan maksudnya.

***

"Terus lo tau gak kelanjutannya? Si cewek ini nyerang cewek korbannya habis it-"

"Cerita psikopat mulu, mau ujian belajar sana," Ucap Nakyung memperingatkan Renjun karena daritadi jamkos bukannya ngerjain tugas malah sibuk ngedongeng.

"Iya bentar, gue tamatin dulu habis itu belajar," Ucap Renjun. Ia pun melanjutkan ceritanya sampai 20 menit.

Setelah itu lelaki itu benar-benar belajar. Meskipun nakal kalo udah dikasih tau Nakyung pasti Renjun bakal nurut sekalipun dia ngerasa dikekang.

Nakyung ya nyaman-nyaman aja kalo Renjun gini. Nakal ga papa tapi jangan melebihi batas sampe tawuran atau ikut geng motor kayak Jaemin.

Nakal sekedar masuk bk mah Nakyung masih maklum. Renjun yang dibilangin kayak gitu ya nurut aja dan sampe sekarang dia masalahnya cuman masuk bk doang.

Biasa, peringatan terlambat, bolos ekskul, nggak bawa buku dan atribut saat upacara, dan pelanggaran lainnya.

"Kyung, rumus yang ini pake x atau z?" Tanya Renjun memberikan buku tulisnya ke Nakyung.

Dengan santai Nakyung memberikan jawabannya ke Renjun tanpa berbicara sama sekali. Karena Renjun itu termasuk pintar.

Cuman liat aja udah inget lagi dia rumus-rumusnya. Tapi kalo masalah pelajaran simpel macam ips dia malah noob.

Karena dia gak tau arah yang benar. Maksudnya suka rada bingung gitu dimana utara sama selatan, barat sama timur. Dan tentunya nggak lupa pelajaran hafalan lainnya.

"Na,"

"What?" Bukannya Nakyung malah Jaemin yang noleh. Panggilannya Nana soalnya.

Perilakunya sangar panggilannya Nana. Ana-ana wae.

"Nakyung bukan lu ogeb!" Ucap Renjun. Nakyung noleh ke Renjun merasa namanya disebut.

"Apa?"

"Lo lulus sma beneran mau kuliah di inggris?" Tanya Renjun.

Jadi dulu tuh Nakyung pernah nemu situs Universitas di inggris yang terkenal dan keluarganya dukung dia buat masuk sana.

Dan dengar persetujuan dari keluarganya, Nakyung pun jadi semabgat buat belajar dan masuk ke univ sana.

"Iya," Ucap Nakyung singkat, padat dan jelas.

"Terus gue gimana?" Tanya Renjun mengeluarkan wajah imutnya yang membuat Nakyung bergidik ngeri.

"Makanya belajar, kalo waktunya main yaudah main terus istirahat jangan dua-duanya dibuat main," Ucap Nakyung nyambubgnya entah kemana.

"Belajar mulu, gak nerima orang berbakat ya univnya?" Tanya Renjun. Nakyung ketawa mendengar ucapan Renjun.

"Kalo itumah cari aja univ musik, kan lo bisa masuk sana lewat main musik atau apa lah itu namanya," Ucap Nakyung. Renjun menidurkan kepalanya di meja.

"Kalo lu ke inggris jangan lupain gue ya," Ucap Renjun. Mendadak mereka berdua mellow nih.

"Paan si, lagian belum pasti gue masuk sana, gue juga gak mau berharap biar nanti kalo gak diterima gak terlalu dimasukkin hati gitu,"

"Kayak ditembak doi ya,"

"Doi mulu lo, pagi cerita doi, malam cerita doi belajar sana terus nanti lulus cari kerja dulu nah baru pamer kalo lu mapan baru nikah ama doi lu,"

Mampus disemprot sama Nakyung.

Apologetics [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang