Di sore yang cerah. Nakyung baru bangun. Dia juga baru mandi, pas mau nonton tv malah ada yang gedor-gedor pintu.
Dengan kesal Nakyung menyimpulkan bahwa sekelompok lelaki minggu lalu kembali lagi. Ia mengambil tongkat bisbol Ryujin untuk berjaga-jaga.
Pintu pun Nakyung buka.
"Eh astaghfirullah," Ucap Nakyung hampir aja kejengkang ngeliat penampakan Renjun di depan pintu.
Iya, Renjun gaes. Anak bandel, dan notabenenya sahabat Nakyung pas SMA. Gila sih kalo kata Nakyung. Secara kan mereka berdua gak pernah kabar-kabaran lagi.
"Lo ngapain disini?" Tanya Nakyung. Renjun ngelirik doang. Dia masukin kopernya ke dalam lalu duduk di atas kopernya.
"Gue lagi liburan, emang lo gak liburan musim dingin juga?" Tanya Renjun.
Nakyung lupa kalo sekarang liburan musim dingin. Ia mengaangguk lalu menatap koper yang dibawa Renjun. Dengan bingung ia menatap koper dan Renjun bergantian.
"Lo ngapain bawa koper?"
"Gue mau liburan disini, sekalian ngajak lo juga,"
Oke dari sini kita bisa lihat mereka canggung pake banget. Gimana nggak kalo mereka aja gak pernah kabar-kabaran selama 2 bulan.
Saat melihat pergelangan Renjun, disana masih ada gelang yang mereka gunakan selama 15 tahun lebih. Bahkan Nakyung gak sadar kalo dia masih make gelangnya.
Tiba-tiba Nakyung netesin air mata. Nggak tau kenapa tiba-tiba matanya tuh panas kayak ada yang naruh bawang merah gitu di matanya.
"Ren, gue kangen sama lo," Ucap Nakyung gitu aja gak peduli sama malunya. Pokoknya dia mau nanganin rasa rindu ini dulu.
Renjun terkekeh lalu memeluk sahabatnya itu. Renjun nggak nyangka kalo Nakyung bakal nangis. Dan nangisnya Nakyung tuh nggak jauh beda sama nangisnya anak kecil.
Nakyung nangis sambil bengek juga kadang-kadang.
"Udah woy ngapain sih nangis, segitu kangennya lo sama gue?" Tanya Renjun sambil ketawa.
Nakyung dongakkin kepalanya lalu menatap tajam Renjun. Bisa-bisanya Renjun ketawa pas Nakyung nangis kejer gini.
"Iya gue kangen, kangen gue sama bandelnya lo, kangen sama gantengnya lo sumpah deh," Ucap Nakyung lalu mendengus.
Renjun agak kaget gitu denger pernyataan dari Nakyung. Sedetik berikutnya dia ketawa lagi lalu mencubit pipi Nakyung.
"Gue juga kangen kok sama lo," Ucap Renjun. Karena malu Renjun narik Nakyung buat di peluk lagi buat nutupin wajah malunya.
Gue baper astaghfirullah. Kok gak jadian sih kalian bedua?
Nakyung bales pelukannya Renjun. Udah deh mereka berdua pelukan kayak gak mau lepas selamanya gitu.
"YAAMPUN TEH HAYO NGAPAIN SAMA PACARNYA?!"
Nakyung mau ngumpat aja sama nih anak. Siapa lagi kalo bukan Ryujin. Tapi maaf aja nih, Nakyung kan anaknya sabar jadi gak ngumpat. Istighfar aja.
***
"Teteh katanya gak punya pacar, kok tadi malah pelukan sama ini orang? Ini juga siapanya teteh? Pacar? Gebetan? Tunangan? Suami?" Tanya Ryujin bertubi-tubi. Nakyung menghela nafas lalu memberikan segelas air buat Ryujin.
"Udah?"
"Belum, aku mau nginterogasi laki ini, kamu siapa? Pacarnya teteh? Kamu hamilin teteh diluar nikah ya? Makanya teteh selalu nangis tengah malem, jujur aja," Ucap Ryujin. Renjun bingung mau jawab gimana.
Nakyung pun ngepause mulutnya Ryujin dengan cara membekap mulut Ryujin lalu mengambil solasi. Nakyung menyolasi mulut Ryujin hingga si empu diam tanpa suara.
"Dia itu sahabat teteh yang 2 bulan ini teteh sama dia gak kabar-kabaran makanya kita kangen. Dan pertanyaan kamu tentang hamilin teteh diluar nikah itu salah,"
Ryujin melotot habis itu buka isolasi dari mulutnya.
"Berarti teteh bakal nikah sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apologetics [✔]
Fiksi PenggemarCinta terkadang memang menyakitkan. Ada yang harus merelakan, ada yang harus meninggalkan, dan ada yang harus melupakan. Dan Nakyung harap dia bukan salah satu yang harus melakukan 3 kalimat diatas. ft.renkyung Typo bertebaran. ©goldenjun, 2020