بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Apakah jalan yang ia ambil sekarang telah benar atau tidak ia tidak tahu . Jika benar ia aman, tapi jika sekarang jalan yang telah ia ambil itu salah maka ia akan memohon ampun yang sebesarnya kepada Allah SWT.
- Assyifa -
By Aisyahh
🍁🍁🍁
Syifa berjalan dengan begitu gusar dan tergesa-gesa, mau tidak mau ia harus menaiki satu per satu anak tangga agar sampai di ruangan atasannya itu, karena lift yang mendadak padat dipakai oleh para pegawai lainnya. Perasaan nya sudah bercampur aduk sekarang, bagai naik roller coaster.
Syifa melihat Arshaq keluar dari ruangan nya, diikuti Zaki oleh dibelakang nya. Dimana ada Arshaq pasti disitu ada Zaki. Nih, orang gay apa? Batin Syifa.
Syifa langsung berlari kecil menuju ke hadapan Arshaq.
"Apa lu lari-lari?Abis di kerjar hantu lu?" Semprot Zaki setibanya Syifa dihadapan mereka.
Alih-alih menjawab pertanyaan Zaki, Syifa menatap Arshaq dengan nafas yang tersengal-sengal," Pak gue izin pulang kampung sampai waktu yang ngakk bisa gue tentukan. Walau Lo ngakk kasih izin,gue tetap izin pak, ngerti? Gue nggak ada waktu banyak. Lebih kurang 2 jam lagi ada penerbangan dari Soekarno-Hatta menuju BIM." Ujar Syifa panjang lebar tanpa spasi.
"Ngakk ada izin-izin." Sergah Zaki.
Syifa menatap Zaki dengan tatapan membunuh, kemudian kembali menundukkan pandangannya," Gue ngakk minta izin sama lo, Kan gue dah bilang gue tetap izin!" Tegas Syifa.
"Ada acara apa?" Tanya Arshaq.
Syifa menyeka butiran bening yang semenjak tadi telah tergenang di pelupuk matanya,"Ibu...ibu masuk rumah sakit...hiks...hiks." Jawab nya dengan suara parau.
Mendengar hal itu, tidak tega rasanya Arshaq jika tidak memberikan izin kepada Syifa, karena ia sangat yakin Syifa pasti sangat khawatir sekarang.
Arshaq mengangguk,"Saya izinkan."
"Terimakasih gue permisi." Ucap Syifa lalu melangkah pergi meninggalkan dua manusia sesama jenis tersebut ditempat.
🍁🍁🍁
Syifa kembali ke apartemen nya terlebih dahulu untuk mengambil barang-barang keperluan nya, Sebelum memutuskan untuk ke bandara.
Setelah merasa cukup, Syifa langsung menyandang tas ransel nya itu, dan melangkah ke luar Apartemen. Ia juga telah menghubungi Husna melalui sambungan telepon Karena Husna sedang berada di kampus sekarang, bahwa ia akan pulang kampung sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
Pandangan Syifa terhenti pada sosok yang baru saja keluar dari Mobil Lamborghini Aventador hitam yang terparkir rapi di depan apartemen nya. Lelaki itu juga melihat ke arah Syifa.
Syifa tidak menghiraukan kedatangannya, ia berlalu begitu saja.
"Syifa." Panggil Lelaki itu yang tak lain adalah Arshaq.
Syifa sontak menghentikan langkahnya," Ada apa? Gue harus segera ke bandara." Jawab Syifa dengan galak.
Oke, Arshaq sudah terbiasa dengan sikap Syifa yang selalu bicara dengan nada bicara di atas rata-rata ini. Jadi tidak perlu dipermasalahkan lagi.
Arshaq ragu menyampaikan maksud dan tujuan nya datang menemui Syifa harus mulai dari arah mana, karena ia sendiri juga tidak yakin. Apakah jalan yang ia ambil sekarang telah benar atau tidak ia tidak tahu . Jika benar ia aman, tapi jika sekarang jalan yang telah ia ambil salah maka ia akan memohon ampun yang sebesarnya kepada Allah SWT.
"Ck...lambat bangat sih Lo, udah gue bilang gue ngakk punya waktu banyak, misi gue mau pergi." Ucap Syifa dengan kesal karena lawan bicara tidak kunjung memberikan jawaban yang jelas. Dan yang ada malah diam mematung seperti patung tugu perjuangan Cindua Mato yang sering ia lihat di Pertigaan jalan Batusangkar atau malah seperti Patung Harimau yang ada Bukittinggi?hanya Allah yang tau.
"Tunggu, saya ikut."
Syifa berbalik dan menatap Arshaq dengan kening berkerut,"Gue mau pulang kampung!" Tegas Syifa.
"Saya tau, dan tadi kamu bilang ibumu masuk rumah sakit? Jadi saya ingin menjenguk nya."
"Ngakk usah ikut-ikut gue! Lo tetap aja disini dan lebih baik urus tu perusahaan Lo yang besar itu, nanti perusahaan Lo dibobol sama si curut baru tau rasa." Larang Syifa.
"Curut?"
"Iya itu si curut, yang selalu ngekor sama Lo asal kemana-mana. Itu si Zaki!"
Arshaq manggut-manggut saja terhadap panggilan baru yang diberikan oleh Syifa kepada Zaki, terdengar lucu. Baiklah mulai sekarang Arshaq akan memanggil Zaki dengan panggilan 'Curut' kapan perlu dia akan mengumumkan di grup agar Indra juga tau tentang hal itu. Anggap saja itu balas dendam Arshaq terhadap Zaki.
"Anggap saja sebagai silaturahmi dengan keluarga mu, saya akan tetap ikut ke Padang, saya juga sudah lama tidak kesana." Ucap Arshaq.
"Ck..udah gue bilang ngak usah!" Syifa tetap teguh pendirian.
"Silaturahmi seorang atasan dengan karyawan nya."
"Gue berangkat cuma dengan Air Asia, dan gue yakin itu pesawat bukan tipe Lo!"
Ya Syifa hanya memesan tiket Air Asia, karena itu yang sesuai dengan kondisi kantongnya dan yang ada jadwal keberangkatan dalam waktu mendesak seperti sekarang.
"Saya tidak peduli."
Syifa memutar bola mata jengah, ternyata Arshaq juga memiliki sifat keras kepala sama persis seperti dirinya. Jodoh emang:v
"Terserah terserah. Gue ngakk peduli, Lo mau ikut atau tidak I Don't Care. Asal Lo ngakk gantung ongkos sama gue, because gue ngakk punya uang lebih."
Pasrah Syifa.Arshaq hanya mengangguk kecil, seutas senyum simpul terbit menghiasi wajah tampan nya. Biarlah ia terlihat sedikit licik, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum. Alhamdulillah bisa apdet lagi dengan membawa sejuta kerinduan. Hiyak:v
Dah lama ya ngakk apdet? Sorry
Because kemaren ada sedikit problem yang ngakk bisa aku jelasin disini. HeheDah ya selamat bertemu kembali dengan 2A (Aisyah - Arshaq) eh salah maksud nya (Assyifa - Arshaq)
Jangan lupa baca Al-Quran.
Jadikan Al-Qur'an bacaan utama, wattpad hanya bacaan selingan.Tag me @ffajriiaisyahh if you share something from this story.
See you next chapter💛👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Assyifa
Teen Fiction[ Spiritual - Romansa ] Menjalani hidup dengan menyandang status sebagai anak broken home bukanlah suatu pilihan, tapi takdir bagi seorang Assyifa Az-Zahra. Hidup dengan dihantui oleh trauma masa lalu yang diukirkan ayahnya, membuatnya menjadi seora...