Bab 13 - Pergi

96 18 2
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Setiap orang berhak untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Memperbaiki diri setitik demi setitik agar setiap langkah perjalanan di dunia ini diridhai oleh Sang Penulis kisah kehidupan.

- Assyifa -

By Aisyahh

🍁🍁🍁

Setiap orang berhak untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Memperbaiki diri setitik demi setitik agar setiap langkah perjalanan di dunia diridhai oleh Sang Penulis kisah kehidupan.

Syifa memegang kain berbentuk segiempat berwarna pink baby berhias motif bunga anggrek putih dengan tangan gemetar. Keringat dingin bercucuran membasahi tubuh kecilnya. Setetes air matanya tumpah mengenai kain tersebut.

Sejak dulu ia sangat enggan untuk memakai kain yang namanya hijab. Syifa hanya berhijab ketika di sekolah karena memang peraturan sekolah yang mewajibkan seluruh siswa perempuan untuk berhijab, dan jika sudah diluar jam sekolah? Jangan ditanya.

Sekarang, ya sekaranglah saatnya Syifa untuk menjemput hidayah yang selama ini ia acuhkan. Memperkuat jati diri sebagai seorang muslimah.

Benar kata Husna, ia tidak boleh egois. Ia tidak bisa menjadikan alasan kebencian terhadap Rizal sebagai penghambat dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Bismillah..." Lirih Syifa dengan air mata berlinang.

Syifa melipat Hijab segiempat itu menjadi bentuk segitiga. Dan memakai hijab tersebut dengan rapi.

"Ternyata gue cantik kalau berhijab." Ucapnya seorang diri ketika melihat pantulan dirinya di cermin. Ia menarik sudut bibirnya sehingga membentuk lengkungan bulan sabit.

Ceklek.

Pintu kamarnya dibuka dari luar, menghadirkan sosok wanita yang umurnya lima tahun lebih muda darinya. Alesha mematung di ambang pintu, menatap Syifa tanpa kedip. Syifa tersenyum sambil mengusap air matanya.

"Masya Allah Tabarakallah. Alhamdulillah Uni. Semoga Istiqomah ya uni." Ucap Alesha penuh haru dan berjalan mendekat ke arah kakaknya. Alesha langsung memeluk Syifa.

Syifa memeluk balik Alesha,"Iya Alhamdulillah, Bantu Uni agar tetap Istiqomah ya sha."

"Insyaallah."

Lagi lagi, Syifa meneteskan air mata. Tapi sekarang air mata bahagia berbaur rasa syukur kepada Allah SWT, karena Allah masih memberikan kesempatan pada dirinya untuk berhijrah. Untuk bertobat atas segala dosa-dosa atas kelalaiannya melaksanakan perintah Allah selama ini.
Seketika Syifa meruntuki dirinya sendiri, selama ini mungkin dirinya lah manusia paling tidak tahu terimakasih di atas bumi ini. Lihatlah betapa banyak anugerah yang telah Allah berikan padanya, tapi ia masih enggan untuk beribadah kepada Allah, bayangkan jika Allah mencabut segala nikmatnya, tidak usah jauh-jauh ambil contoh, misalkan saja oksigen! Jika Allah meminta bayaran atas oksigen yang ada di bumi ini anggap saja satu detik bernafas bayaran nya 1 rupiah, silahkan kalikan sudah berapa lama kita hidup sampai sekarang, dapat dipastikan orang terkaya di dunia saja tidak akan sanggup untuk membayarnya! Tapi Allah dengan Maha pengasih lagi Maha penyayang nya hanya memberikan oksigen tersebut dengan cuma-cuma. Dan bayaran nya hanya selalu beribadah kepadanya. Jadi, kenapa kita masih malas untuk menjalankan perintahnya?

"Menangis lah selagi masih bisa menangis Uni. Setetes air mata yang jatuh karena takut kepada Allah akan memadamkan api neraka di akhirat kelak." Ujar Alesha.

Assyifa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang