Bab 21 - Menuju Halal

93 17 9
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu menjadi lebih baik

• Ali bin Abi Thalib •

- Assyifa -

By Aisyahh

🍁🍁🍁

Syifa berjalan beriringan dengan Alesha, memasuki area pemakaian, tempat yang semenjak empat tahun terakhir ini hanya ia kunjungi ketika libur akhir tahun dan lebaran tiba, karena memang ia hanya pulang kampung dua kali setahun.

Kedua kakak beradik itu berjongkok dan mengusap depan nisan yang tertulis nama Erina, ibu mereka. Selanjutnya mereka, mencabut rumput-rumput kecil yang tumbuh di sekeliling kuburan.

Setelah memanjatkan doa, Syifa mengusap nisan tersebut dengan lembut. Ia sedikit tersenyum, senyum yang dipaksakan pastinya. "Semoga ibu yang tenang ya di sana, semoga pahala jariyah selalu mengalir untuk ibu." Syifa memejamkan matanya sejenak, "Syifa sama Alesha akan selalu mendoakan ibu, semoga Allah SWT mengumpulkan kita kembali di surga nya kelak. Syifa ingin minta restu ibu, satu Minggu lagi Syifa akan berganti status menjadi seorang istri. Insyaallah kali ini ngakk akan mengecewakan semua orang lagi, maafkan kesalahan Syifa waktu itu. Doain Syifa agar bisa menjadi istri yang berbakti kepada Agama dan suami nantinya ya Bu." Lanjutnya dengan sedikit suara yang parau. Syifa mengusap Mata dan wajah nya yang sedikit basah, Hal yang sama juga dilakukan oleh Alesha.

"Kita pulang dulu ya Bu."

"Assalamualaikum..." Salam mereka bersamaan.

Syifa melangkahkan kakinya a dahulu, dan diikuti Alesha di belakang nya.

Ketika mereka sampai di parkir, Syifa langsung memasang helmnya dan memberikan yang satunya lagi kepada Alesha.

"Sekarang Uni jadi ke percetakan?" Tanya Alesha. Syifa menepuk jidatnya, hampir saja ia lupa, untung Alesha mengingatkan nya.

"Jadi Sha, rencananya sekitar jam sebelas. Temanin Uni nanti ya." Pinta Syifa, karena ia malas pergi hanya berdua saja takut nanti terjadi Fitnah, apalagi  emak-emak kampung yang paling suka sekali menjadi tukang julid.

🍁🍁🍁

Setelah lebih kurang satu jam, mengurus dan berkutat dengan masalah percetakan undangan. Syifa bersiap-siap untuk mengikuti screening atau kajian pra nikah.

"Hukum menikah itu banyak, tergantung pada situasi nya, (1) Terkadang hukumnya wajib bagi mereka yang khawatir jatuh kepada zina karena begitu banyaknya fitnah apalagi dizaman sekarang. Menghindari zina hukumnya wajib, kalau kita tidak bisa menghindari zina kecuali dengan menikah, maka menikah menjadi wajib. (2) Keadaan yang kedua adalah sunnah. Yaitu bagi mereka yan g punya syahwat ingin menikah tapi aman dari jatuh kepada zina. Artinya ia tidak merasa khawatir akan jatuh kepada zina, tapi dia punya syahwat. (3) Keadaan yang ketiga, haram. Yaitu bagi mereka yang kalau menikah malah malah memberikan mudharat kepada istrinya. Contohnya karena dia impoten sehingga istrinya tidak bisa terpenuhi kebutuhannya. Atau misalnya sangat miskin sehingga tidak bisa memberikan nafkah. Kecuali kalau seorang laki-laki sangat miskin namun ada janda kaya yang mau. (4) Keadaan yang keempat, makruh. Yaitu keadaan seperti yang ketiga tapi itu tidak masalah untuk istrinya karena ternyata istrinya juga tidak ada keinginan untuk jima’. Maka yang seperti ini makruh saja. Karena tujuan menikahnya tidak terpenuhi.

Sedangkan untuk wanita hukumnya hanya satu, yaitu Sunah.

Bagaimana pendapat kalian jika seseorang meletakkan kemaluannya di tempat yang haram, bukankah ia mendapatkan dosa? Demikian pula apabila ia meletakkan kemaluannya di tempat yang halal maka ia mendapatkan pahala.

Menikah itu juga memiliki banyak faedah seperti, Mempraktekkan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Menyalurkan syahwat sehingga kita bisa menundukkan pandangan, menjaga kemaluan dan menjaga kehormatan para wanita,
Mencegah  tersebarnya perzinahan, dan tentu saja mendapat pahala."

"Namun pernikahan juga bisa menimbulkan dosa. Loh, kok bisa? Begitu'kan pertanyaannya sekarang. Hal ini terjadi ketika kita tidak bisa menjaga kesucian rumah tangganya. Fenomena ini yang sering sering terjadi pada saat ini, sehingga rumah tangga mereka berakhir di meja hijau.

Menikah bukan hanya sekedar penyatuan dua cinta, tapi lebih dari itu. Menikah itu penyatuan dua ego yang pasti kedua ego tersebut sangat jauh berbeda."

Penjelasan bapak KUA itu cukup membuat Syifa tertegun. Bahkan ia berpikir, apakah ia akan sanggup nantinya menjadi istri yang baik? Yang selalu patuh kepada suami kelak, yang bisa menjaga kesucian rumah tangganya, dan menurunkan ego ketika menemui masalah, menyelesaikan dengan kepala dingin tanpa harus melibatkan emosi.

"Perlu diantar?"

Syifa menoleh ke asal suara, ia mendapati laki-laki yang terhitung kurang dari tujuh hari dari sekarang akan segera menyandang status sebagai suaminya, imamnya, berjalan ke arahnya. Tadi Syifa memang keluar terlebih dahulu.

Syifa menggeleng sembari tersenyum tipis, "Terimakasih, ngakk usah, bentar lagi Alesha datang menjemput."

"Udah di telfon?"

Syifa mengangguk. Benar saja, pucuk dicinta ulam pun tiba. Selang waktu kira-kira lima menit kemudian, Alesha datang dengan mengendarai motor metic berwarna merah itu.

Syifa menghadap kembali ke laki-laki itu, "Aku pulang dulu ya. Assalamualaikum." Pamit dan Salamnya.

"Waalaikumsalam."

Laki-laki itu menetap punggung yang semakin menjauh itu, dengan sedikit tersenyum. Sebentar lagi, tugas besar akan segera ia emban. Ia hanya berdoa kepada Allah dan selalu berusaha agar bisa menjalankan semuanya dengan baik, dan memberikan kebahagian tentunya.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum every body🙏💛

Maaf banget ngakk apdet kemaren, because suka kelupaan hari😆 efek kelamaan libur sampai otak mumet😌 ditambah sekarang lagi PTS.

Buat kalian yang lagi PTS juga, semangat ya💛

Setelah sekian part sad terus, insyaallah part kedepannya bakal happy😂

Tag me @ffajriiaisyahh_ and @aishnf.story if you share something this story.

Jangan lupa baca Al-Quran.
Jadikan Al-Qur'an bacaan utama, Wattpad hanya bacaan selingan

See you next chapter 💛

See you next chapter 💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Assyifa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang