بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bukannya aku tidak bisa mempercayai suratan Allah, tapi boleh saja'kan bila aku sedikit gamang? dan sedikit siaga? Aku hanya takut hal itu terjadi.
• Assyifa Az-Zahra •
- Assyifa -
By Aisyahh
🍁🍁🍁
Husnuzan Itu terbagi menjadi 3 macam yaitu, husnuzan kepada Allah, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia.
Dan disini aku mencoba untuk mengamalkan husnuzan kepada sesama manusia, aku tidak boleh curiga apalagi sampai berpikir yang tidak-tidak. Aku harus bisa meyakinkan diri sendiri bahwa dia bukan siapa-siapa, dia hanya masa lalu, dan aku lah masa depannya.
Jika Pak Arshaq tidak pernah mempermasalahkan tentang masa lalu ku, lantas kenapa aku tidak bisa untuk menerima segala seluk-beluk waktu yang telah dipergunakannya hingga sampai diwaktu sekarang?
Dari cerita Kak Faizah kemarin, mendengarnya aku cukup syok, ternyata begitu malangnya nasib Pak Arshaq di kala itu dalam perihal asmara. Dan satu hal yang penting, aku ikut tersindir. Walau Kak Faizah tidak secara gamblang mengungkapkan bahwa aku dan Zahira meninggalkan masalah yang sama.
Sering kali orang-orang bermain dengan masa lalu di masa depan, karena masa lalu yang dianggapnya tidak sesuai dengan ambisi. Bukannya aku tidak bisa mempercayai suratan Allah, tapi boleh saja'kan bila aku sedikit gamang? dan sedikit siaga? Aku hanya takut jika hal itu terjadi.
Sudahlah, aku tidak mau terlalu memikirkan hal tersebut lagi, yang sukses membuat kepala ku berdenyut hebat. Ayolah Syifa! Tidak usah dibawa pusing, cobalah untuk tetap positive thinking.
"Assalamu'alaikum malak aljannah (1)." Salam seseorang dari belakang ku, aku ingin berbalik namun tidak bisa, karena pria itu langsung melingkarkan tangan kekarnya di perutku, yang membuatku sedikit geli dan menahan ritme jantung yang bekerja diluar limit normal.
"Udaa...ini gimana aku mau masak?" Kataku.
Aku mendengar dia sedikit tertawa," Salam saya belum dijawab."
"Wa'alaikumssalam." Percayalah aku bukan tipe wanita yang bisa bersikap romantis terhadap pasangannya dan juga bukan wanita yang jago menggombal, tapi aku hanyalah wanita yang hanya jago marah-marah tidak jelas. Bisa menjawab salamnya saja aku sudah sangat-sangat bersyukur.
"Udah aku jawabkan salamnya? Lepasin dulu ya Uda? aku lagi masak nih, nanti kalau ayamnya gosong lalu berubah menjadi ayam cemani, gimana coba? Atau berubah menjadi odading mang oleng yang rasanya seperti anda menjadi Ironman?"
Pak Arshaq tertawa, sambil menyandarkan dagunya di bahuku. "Ngakk papa saya suka. Asal yang masaknya kamu."
"Uda, aku serius."
"Saya kurang serius apa lagi coba?"
"Uda, aku serius."
Aku berusaha untuk berbalik, dan sedikit mendorongnya, agar menjauhi ku.
"Apa saya masih kurang serius udah halalin kamu fa?"Astaghfirullah, jangan sampai aku mengumpatnya dalam hati, aku tidak mau menjadi istri yang durhaka. Aku tersenyum, "Iya...iya...seriusnya udah lebih kok."
Pak Arshaq semakin memperpendek jarak antara kami, tiba-tiba saja aku langsung menegang, aku bisa merasakan dengan jelas bagaimana hembusan nafasnya. Dan jangan sampai dia mendengar bagaimana sistem kerja jantungku sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assyifa
Fiksi Remaja[ Spiritual - Romansa ] Menjalani hidup dengan menyandang status sebagai anak broken home bukanlah suatu pilihan, tapi takdir bagi seorang Assyifa Az-Zahra. Hidup dengan dihantui oleh trauma masa lalu yang diukirkan ayahnya, membuatnya menjadi seora...