بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Aku hanya mencintai mu, dan akan selalu begitu sampai nyawa ini tak dikandung badan lagi.
• Arshaq Alkmaar Anugerah•
- Assyifa -
By Aisyah Fajrina
🍁🍁🍁
Jam di dinding sudah hampir menunjukkan pukul delapan malam, namun Pak Arshaq belum juga pulang. Sebelumnya ia tidak pernah pulang larut, dan jika itu pun harus pasti ia akan mengabari ku. Pikiran ku sudah berkeliaran kemana-mana, bisikan-bisikan jahat sedari tadi terus saja berusaha memenuhi otak.
Sesekali aku menguap, sambil terus memandangi pintu, berharap ia datang. Tapi masih belum saja. Meski sekarang keadaan masih belum membaik seperti semula, tapi aku tidak mau meninggalkan kewajiban ku sebagai istri.
Di tengah menahan kantuk, aku mendengar pintu diketuk, aku langsung berdiri untuk membuka pintu, dan Alhamdulillah yang datang Pak Arshaq. Aku menyambut tangannya, dan menciumnya.
"Maaf saya sedikit terlambat, dan membuat kamu menunggu lama. Tadi saya langsung sholat magrib sama isya di masjid." Ucapnya sambil membuka sepatunya, dan melihat sejenak ke arahku.
Aku mengulum senyum, setidaknya aku sedikit lega. "Iya ngakk papa, Syifa percaya kok. Ya udah Syifa hangatkan airnya, sekaligus nyiapin makan malamnya, ya." Kataku yang dibalas anggukan olehnya.
Setelah makan malam selesai, aku melihat Pak Arshaq berjalan ke arah pintu keluar. "Uda mau kemana?"
Langkahnya terhenti.
"Ke masjid." Jawabnya singkat, dengan sedikit ragu.
Alis ku saling bertautan, aku tidak salah dengarkan? Dia bilang mau ke masjid? Bukannya sholat isya sudah selesai?
"Ngapain?"
Pak Arshaq tampak bimbang untuk menjawab. Antara ingin menjelaskan dengan tidak. Namun, mungkin karena rawut wajahku yang meminta penjelasan, akhirnya dia angkat bicara. "Mau menenangkan diri."
Aku sedikit tersenyum mendengar jawabannya, dan entah dapat keberanian dari mana, aku langsung berhamburan memeluk tubuhnya erat. "Syifa tau saat ini masalah yang lagi kita hadapi cukup berat, dan cukup menguji kesabaran kita. Syifa minta maaf kalau sejak kejadian itu, Syifa sering lalai sama tugas Syifa, maaf jika Syifa belum bisa jadi yang terbaik. Syifa hanya takut, takut kehilangan, Syifa ngakk mau kehilangan lagi, Syifa sudah terlalu sering kehilangan dari kecil. Syifa cinta Uda...hiks..." Ujar ku diiringi dengan isakan tangis.
Pak Arshaq menyapu air mata ku, lalu dia memegangi wajahku, dan berkata,"Lihat Saya Fa." Aku mengikuti instruksinya. Dan memandangi wajahnya dalam penuh makna.
"Fa...Please, don't cry!"
"Uda, jangan tinggalin Syifa ya, hanya demi Zahira. Syifa masa depan Uda."
"Saya akan tetap bersamamu, sampai akhir hayat, cukup kematian yang menjadi pemisah kita."
"Saya mencintai kamu, Fa."
🍁🍁🍁
Astaghfirullah aku terlambat! Hari sudah pukul lima lewat lima belas menit, dan aku baru bangun. Dengan sigap aku langsung melihat ke samping, dan aku tidak mendapati keberadaan Pak Arshaq. Pasti pria itu sudah pergi ke masjid, kenapa dia tidak membangunkan? Sudahlah, aku terlambat semuanya. Terlambat bangun, terlambat sholat subuh, terlambat masak, intinya terlambat! Hiks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assyifa
Teen Fiction[ Spiritual - Romansa ] Menjalani hidup dengan menyandang status sebagai anak broken home bukanlah suatu pilihan, tapi takdir bagi seorang Assyifa Az-Zahra. Hidup dengan dihantui oleh trauma masa lalu yang diukirkan ayahnya, membuatnya menjadi seora...