Bab 18 - Rasa Itu Ada

84 15 11
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

Tidak ada hak bagi ku untuk membenci kaum Adam tanpa alasan, karena tidak semua mereka itu yang brengsek.

Assyifa

By Aisyahh

🍁🍁🍁

Aku memerhatikan dengan seksama Laki-laki yang ada di hadapan ku, mulai dari ujung kepala sampai ke ujung kepala.
Tadi dia bilang, kalau sekarang penampilan ku berubah. Begitupun dengannya, perubahannya begitu ekstrim. Sehingga tadi aku cukup sulit untuk mengenali. Dia yang dulu ku kenal, sebagai seorang yang cupu, sekarang berubah 180 derajat.

"Apa kabar Syifa?"

Aku tersenyum getir, rasanya sedikit canggung karena sudah lama tidak bertemu.

"Seperti yang kamu lihat, kamu sendiri?" Tanya ku balik.

"Udah ngakk pakai Lo-Gue lagi ya?"

Rasanya aku ingin menjambak rambut dia sekarang juga, ternyata aku salah besar, dia tidak berubah sama sekali, gelar Raja Ejek ternyata masih melekat di dalam dirinya.

Aku tak merespon, dan hendak menyebrang jalan. Namun dia mencekal pergelangan tangan kananku. Dengan otomatis aku langsung menghempaskan tangannya. Mataku memanas, Runtuh sudah pertahanan ku selama ini. Aku sudah berusaha untuk bisa menjaga batasan dengan yang bukan Mahram, tapi sekarang apa? Dengan seenak jidatnya saja dia menyentuh tanganku.

Aku cukup tau bahwa 'Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.' Aku pikir dia paham itu, ternyata tidak.

"Jangan sentuh aku!" Tegas ku.

"Maaf tadi, reflek. Lagian kamu main pergi-pergi aja. Kita sudah lama tidak bertemu, apa salahnya bicara sebentar saja?" Jawabnya.

Apa ia tidak tau kalau aku paling tidak suka basa-basi dengan namanya Laki-laki?

"Aku sibuk, masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."

"Ya udah, kalau ngakk bisa sekarang. Nanti sore bisakan?"

"Sore aku ada kajian."

"Akan ada 1001 cara asal kita niat, sepertinya ini hanya alasan kamu saja, untuk menghindari ku. Siap kajian kita bertemu, di Cafe Gracia. Aku traktir, jadi kamu tidak perlu khawatir kalau masalah uang, sekarang aku Sultan. Hitung-hitung sedekah. Sekalian perayaan pertemuan tidak sengaja kita ini, setelah sekian lama menghilang di muka bumi. Oke?" Ujarnya panjang lebar, dan tertawa tanpa dosa. Ternyata selain hobi mengejek, sifat sombongnya juga tidak pernah hilang.

Aku memutar bola mata malas, "Oke." Jawabku seadanya.

Aku langsung meninggalkannya di sana sendirian. Namun ketika aku sampai di mulut gerbang, aku mendengarnya kembali berteriak, "Awas Saja, kalau sampai ngakk datanggg!!!" Aku yang mendengarnya tertawa tanpa menoleh, memang dasar anak itu tidak punya urat malu.

🍁🍁🍁

"Pada dasarnya setiap orang mempunyai kekurangan sendiri. Permasalahannya adalah tidak semua orang dapat menerima kekurangannya baik secara fisik ataupun non fisik. Islam megajarkan seseorang untuk bersyukur atas segala hal yang telah diberikan Allah. Sesungguhnya Allah telah memberikan yang terbaik bagi setiap hamba-Nya. Sebagaimana tertera dalam QS Al-Baqarah [2] : 216 yang artinya "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu meyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui". Bersyukur atas apa yang dimiliki dengan memanfaatkan apa yang diberikan untuk kebaikan diri sendiri, keluarga ataupun masyarakat sekitar.

Assyifa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang