10. Game Laknat

201K 20.6K 1.9K
                                    

Sejak tadi Gala disibukkan dengan membujuk agar Riri mau berhenti menangis. Entah terbuat dari apa air matanya. Kenapa tidak bisa berhenti mengalir. Semakin lama malah semakin banyak. Bahkan kaos hitam polos milik Gala sudah basah kuyup di bagian dadanya.

"Maaf sayang, jangan nangis lagi dong," ujar Gala mengeratkan pelukannya di pinggang Riri yang sekarang meringkuk di pangkuannya.

Setelah percekcokan dan adu mulut antara Gala dan Riri satu jam yang lalu, beraakhirlah dengan Riri yang merajuk di pangkuan Gala.

Bukannya Gala pelit tidak memperbolehkan Riri men-download game make up barbie di ponselnya. Namun tahu sendiri kan bagaimana di luar Gala dikenal orang-orang. Masa seorang ketua geng berandal mempunyai game begitu. Kan ngga lucu!

Gala masih teringat, beberapa bulan yang lalu juga mengalami hal yang serupa. Sialnya dulu Gala membiarkan game itu terpasang di ponselnya.

Saat itu Ilham membuka ponsel Gala untuk meminta thetring hotspot. Tidak sengaja melihat ada game make up barbie di ponsel Gala. Alhasil selama satu minggu Gala menjadi bulan-bulanan Ilham. Ilham terus mengoda dan mengolok Gala meskipun tahu semua itu pasti ulah Riri.

Sekarang Gala tidak mau begitu lagi! Tolong bantu jelaskan pada Riri!

"Beli es krim ya?"

"Ngga!"

"Beli bakso?"

"Ngga!"

"Beli permen cokelat?"

"Ngga!"

"Beli racun tikus?"

"Kok racun tikus?"

Oke. Gala berhasil, penwaran Gala yang terakhir berhasil menghentikan tangis Riri. Riri mengangkat kepalanya dari dada bidang Gala. Menatap lekat manik mata tajam milik Gala.

"Ih! Kenapa racun tikus?!" ulang Riri.

"Racun gue aja Sri! Racun! Pusing gue dari tadi nangis mulu! Ditawarin ini itu nolak terus! Bisa mati muda gue!"

Sudah dibilang kan, Gala itu bukan cowok lembut yang punya segudang cara untuk membujuk Riri. Ujung-ujungnya juga sifat galaknya yang harus ia keluarkan agar Riri mau mengerti.

Gala berjalan ke arah dapur setelah menjatuhkan Riri di atas sofa begitu saja.

Riri? Jangan ditanya lagi, gadis itu sudah membrengut kesal. Bagaimana tidak, bukannya Gala membujuk atau bagaimana, ini malah meninggalkan Riri begitu saja.

"Kemana lo?" alis Gala terangkat heran. Lantaran gadis yang tadi menangis tanpa henti kini beranjak dari duduknya dengan membawa sling bag hitam.

"Bukan urusan kamu!" ketus Riri.

"Berani keluar gue potong kaki lo!" ancam Gala santai sambil meletakkan minuman yang tadi ia bawa dari dapur di atas meja.

Sejenak Riri terdiam. Takut juga dengan ancaman Gala. Tapi yang namanya sudah terlanjur kesal membuat Riri berani dan nekat melawan Gala.

Entah kemana yang pasti untuk saat ini, Riri tidak mau berdekatan dengan Gala. Cowok nyebelin plus galak sejagat raya.

Riri membalikkan badan, menatap Gala yang duduk manis di sofa sambil mengangkat satu kakinya di atas lutut. "Ngga takut wle!"

"Ri!"

"Taroh tas lo, terus ke kamar, tidur sekarang."

Terkesan datar. Namun nada tegasnya tetap saja terdengar menakutkan. Riri masih menimang-nimang. Apakah dia akan tetap pergi atau menuruti ucapan Gala?

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang