35. Gagal Pergi?

180K 20.1K 1.8K
                                    

Karena part 34 votenya baru memenuhi target pagi ini, jadi up nya jg hari ini dong wkwk

Yang mau cepet up, makanya vote dan komen yaa, jangan baca doang. Vote ngga bakal bikin kalian rugi kok. Lagian heran banget yang baca banyak tapi yang vote ngga ada separonya :((

"Lo jadi pergi?"

Pertanyaan itu membuat Riri menghentikan kegiatannya sementara. Riri yang tadi sedang mengeringkan rambut di depan cermin, menoleh menatap Gala yang tiba-tiba memasuki kamar dan duduk di pinggiran ranjang. Menatap Riri sembari mengangkat satu kaki.

Sepertinya cowok dengan setelan kaos abu-abu polos dan celana jeans hitam yang robek di bagian lututnya itu baru saja selesai mandi. Terlihat dari rambutnya yang masih basah dan berantakan.

"Iya. Emangnya kenapa?"

"Ngga papa," jawab Gala tampak tidak acuh.

Riri mendengus kesal. Daripada meladeni Gala yang sekarang tampak menyebalkan lebih baik dirinya melanjutkan siap-siapnya. Danis bilang akan menjemput satu jam lagi.

"Mau dibantu ngga?" tanya Gala menatap Riri.

"Dibantu apa?"

Gala berdecak. "Ngeringin rambut lah. Masa buat anak."

Tanpa menunggu jawaban Riri. Gala sudah berdiri di belakang gadis itu. Merebut hair dryer yang tadinya Riri pegang.

Gala menatap Riri dari cermin dengan senyuman nakalnya. "Kalo lo mau dibantu buat anak sih ngga papa. Gue mah ayo-ayo aja."

"Mesum!" Riri memukul lengan Gala. "Ngga gitu ih! Masa yang ada lubangnya ngga diarahin ke rambut? Ya ngga bakal kering-kering dong!"

Riri menatap Gala kesal. Bagaimana tidak? Pasalnya cowok yang berdiri di belakangnya dengan raut menyebalkan itu malah mengarahkan bagian lubang hair dryer yang mengeluarkan angin ke arah lain. Kalau begitu caranya, kapan bisa kering?

"Lubang apaan sih? Ambigu banget," kata Gala. Masih dengan ekspresi santainya yang justru bagi Riri itu sangat menyebalkan, Gala melanjutkan kegiatannya tanpa merasa bersalah.

"Ngga gitu, ih!" Riri merebut hair dryer dari tangan Gala.

"Emang gimana? Ajarin gue dong. Mana gue tau?"

"Ngga mau!"

"Ajarin dong..." rengek Gala. Gala menyentuh pundak Riri dari belakang. Menggoyang-goyangkan pundak itu dengan tidak sabar.

Bukan, bukan karena Gala bodoh dan tidak tahu bagaimana cara menggunakan hair dryer. Gala hanya mengulur-ulur waktu agar Riri tidak jadi pergi dengan Danis. Mana ada cowok yang rela ceweknya pergi ke pantai sama cowok lain?

"Ngga ih! Sana pergi," usir Riri. "Aku bisa sendiri."

"Ngga mau, kan gue mau bantuin lo."

"Ngga bantu sama sekali! Gal...em kamu itu cuma ganggu doang." Riri merutuki dirinya sendiri yang hampir saja salah panggil.

"Dih, kalo mau panggil nama, panggil aja kali. Ngga usah sok panggil aku kamuan," sindir Gala membuat Riri mendengus kesal.

Gala, cowok itu bukannya pergi. Ia malah mengalungkan kedua tangannya dileher Riri. Mengecup singkat puncak kepala Riri yang membuat tubuh gadis itu meremang seketika.

"Hemm...harumnya." Gala menghirup aroma rambut Riri dengan rakus. "Lo shamponya pake yang aroma strawberry. Kenapa sabun mandinya aroma jeruk? Padahal gue lebih suka yang aroma strawberry gini."

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang