14. Riri Pingsan

214K 21.4K 8.9K
                                    

Kali ini benar-benar rekor bagi Riri. Sudah tiga malam ia berani tidur sendiri di rumahnya. Tanpa bunda. Tanpa Gala. Atau tanpa sahabat-sahabatnya.

"Kantong mata lo, Ri. Lo ngga tidur lagi ya semalem? Kan gue udah bilang kenapa ngga nginep rumah gue aja sih?"

Nenda yang sedang asyik menyeruput es tehnya iku menyahut. "Lagian gue udah tawarin buat nemenin Riri tidur. Tapi tetep ngga mau dia, Lin."

"Ck, lo bisa sakit kalo kaya gini terus, Ri!" peringat Choline.

"Lagian si Gala, gedek banget gue! Kemaren pas papasan kita di parkiran dia diem doang! Malah pulang bareng Sintia! Di depan Riri dia berani kaya gitu. Gimana di belakang coba?!" lanjutnya penuh emosi.

"Bukannya kemaren Gala masih dalam masa skorsnya, ya? Kok udah di sekolah aja?" bingung Nenda.

"Dari kemaren-kemaren juga dia ke sekolah terus. Cuma buat nongkrong di WBS sama kantin. Sama buat jemput Sintia mungkin."

"Hari ini dia udah masuk sekolah kaya biasa berarti?"

Choline mengangguk. "Harusnya sih, gitu."

Sementara Riri. Ia hanya diam sambil memikirkan pertanyaan Nenda tadi. Dari kemarin kan Gala masih dalam masa skorsnya? Terus kenapa dia bela-belain ke sekolah. Apa hanya untuk menjemput Sintia?

Ah! Riri jadi pusing.

Kemarin sepulang sekolah. Riri diantar pulang naik motor oleh Nenda. Saat di parkiran tidak sengaja bertemu dengan Gala. Bukannya menyapa Riri atau setidaknya melirik Riri. Yang dilakukan Gala malah diam saja. Seperti orang yang tidak saling kenal.

Herannya lagi, Gala malah pulang bareng Sintia. Tanpa memedulikan Riri yang melihat hal itu dengan mata berkaca-kaca. Bangsat memang!

Kalau saja tidak ada Nenda yang menghalangi Choline. Sudah habis si Sintia kena labrak Choline kemarin.

"Ri, kamu ngga papa?" tanya Nenda.

Riri tersenyum. "Ngga papa. Pasti Gala nyesel lakuin itu," ujarnya meyakinkan dua sahabatnya.

Tapi sebenarnya Riri juga sedang meyakinkan dirinya sendiri. Hampir empat tahun bersama Gala. Baru kali ini Gala meninggalkan Riri dan lebih memilih pulang bersama cewek lain. Semarah-marahnya Gala. Dulu dia tidak pernah seperti sekarang.

"Ke lapangan yuk! Bentar lagi jam olahraga dimulai," ajak Riri.

*****

"Jadi, hari ini kalian bisa bermain bebas. Apa saja yang penting jangan masuk ke kelas sebelum jam olahraga selesai. Bapak ada rapat."

Suara sorakan dan siulan bahagia saling bersahutan. Jam olahraga bebas, adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa dan siswi.

Apalagi bagi anak cowok. Ini adalah surganya mereka. Karena bisa puas bermain bola di tengah lapangan.

"Kita duduk aja yuk," ajak Choline menyeret dua temannya ke pinggir lapangan.

"Eh, Ri! Lo udah putus sama Gala? Kok tadi gue lihat Gala berangkat bareng Sintia?" tanya salah satu cewek teman sekelas Riri.

Choline berdecak. Menatap tak suka cewek itu. "Ngga usah nyebar gosip! Riri belom putus sama Gala! Lagian apa urusannya sama lo kalo Riri putus atau engga?" sengit Choline.

Dapat dilihat dari kejauhan kalau cewek yang bertanya tadi. Bergumam kesal atas jawaban telak Choline.

"Biasa aja dong! Gue cuma nanya doang!" balasnya sinis.

"Udah deh, jangan diladenin," sergah Nenda pada Choline yang hendak menyahuti cewek itu lagi.

"Ri! Kemana?" teriak Choline.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang