16. Baikan

207K 21.3K 3.9K
                                    

Setelah beres-beres. Membersihkan badan. Mengganti pakaian. Gala keluar dari kamar dengan kaos hitam polos tanpa lengan berserta celana boxer.

Sekilas Gala melirik Riri yang sedari tadi hanya diam di sofa depan televisi. Dia sedang ngambek? Gala megedikkan bahu. Ia melangkah menuju dapur.

Membuka kulkas. Gala mengambil satu kotak susu strawberry. Menuangkannya di gelas hingga penuh. Tidak lupa ia juga mengambil dua lembar roti tawar yang sudah ia olesi selai cokelat. Memasukkannya dalam pemanggang selama beberapa menit.

"Ngga mau ganti baju?"

Gala duduk di samping Riri. Meletakkan segelas susu dan roti di atas meja. Tangannya terangkat mengusap rambut Riri dengan sayang.

Gadis itu tetap sibuk memainkan ponselnya. Tidak memedulikan keberadaan Gala yang semakin mendekat. Menempeli pundaknya.

"Hemm...empuknyaa..."

Kepala Gala semakin mendusel di pundak Riri. Tangan kananya bahkan sudah melingkari pinggang Riri. Namun masih sama. Gadis itu betah dalam mode ngambeknya.

"Ngomong dong mbul..." tangan Gala menekan pipi Riri yang gembul. Hingga bibirnya maju seperti bebek.

Gala gemasssss sekaliiiii. Boleh Gala karungi saja?

Riri menepis tangan Gala. "Emm..lwepaahsinn.."

"Apa? Hm?" Gala pura-pura tidak mendengar. Ia semakin menduselkan kepalanya seperti kucing.

Membrengut kesal. Wajah Riri malah semakin terlihat lucu. Pipinya yang gembul sedikit merah karena tekanan dari tangan Gala.

"Cium dulu, ya?" tanya Gala dengan mata berharap.

Riri menggeleng cepat, "Nggaaaa!" teriaknya berhasil menepis tangan Gala di pipinya. Lebih tepatnya Gala yang melepaskan. Kasihan, karena pipi Riri sudah memerah.

"Gala jangan nempel-nempel! Riri bau belom mandi, belom ganti baju," usir Riri mendorong kepala Gala hingga terbentur pinggiran sofa.

"Astaga, KDRT lo!" ucap Gala mengelus dadanya agar bersabar.

"Riri males sama Gala!"

"Sok-sokan! Ntar malem pas mau tidur juga nyariin gue! Gala manaaa? Usap-usap punggung Ririii..." Gala menirukan gaya bicara Riri.

"Ih! Kan itu ntar! Sekarang engga! Wleee!"

"Ya udah ntar malem lo tidur sendiri ya? Lagian cuma semalem. Besok pagi bunda pulang."

"Ih ngga mauuu! Riri ngga mau sendiri Galaaa! Dari kemarin Riri bobonya sendiri terus...Riri takut..." rengek Riri menarik-narik ujung kaos Gala.

Tersenyum lebar, Gala menarik Riri ke dalam pelukannya. "Sebentar, Ri. Gue kangen. Lo ngga kangen? Maaf ya kemaren gue biarin lo sendirian terus. Mulai sekarang ngga lagi deh. Gue bakal selalu ada di samping lo."

Riri menggerakkan kepalanya. Mencari kenyamanan di dada bidang Gala. "Jangan marah-marah. Jangan bentak-bentak Riri..."

"Iya sayang," Gala mempererat pelukannya. Senang sekali, rasa kangennya pada Riri sejak kemarin, sekarang sudah terobati.

"Jangan nakal ya, Ri?" Riri mengangguk. Gala terus mengusap-usap rambut hingga punggung Riri.

Entah sejak kapan Riri sekarang sudah ada di atas pangkuan Gala. Jari-jemarinya sibuk memainkan rambut Gala.

"Gala jangan potong rambut, ya?"

Alis Gala terangkat sebelah, "Kenapa?"

"Kalo panjang, enak dimainin. Kalo pendek ngga enak."

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang