22. Jangan Egois

181K 18.5K 2.9K
                                    

"Gue bilang di rumah aja sih, Sri."

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa harus di rumah aja?" kesal Riri.

"Lo sakit bego. Lo sekolah bukan tambah pinter yang ada malah ngrepotin gue," jawab Gala. "Ntar gue ngga bisa santai di WBS sama anak-anak."

"Ya udah. Gala juga di rumah aja."

"Bolos?" Riri mengangguk.

"Ogah. Gue murid teladan," ujarnya bangga.

"Gala bolos terus!"

Gala berjalan mendekat ke Riri yang duduk di sofa sembari memasang sepatu. "Kapan gue bolos?" tanya Gala. Tubuhnya mengurung Riri dengan dua tangan yang diletakkan di samping kanan dan kiri kepala Riri.

"Tiap hari. Pergi ke WBS terus. Ngga pernah di kelas."

"Itu cabut bukan bolos!"

"Sama aja."

"Beda."

"SAMA AJA GALA!" teriak Riri di telinga Gala. Gala mengusap-usap telinganya. Sayang sekali masa ganteng-ganteng budek. Mana masih muda lagi.

Gala berdecak. "Ngomong baek-baek bisa kali, Sri!"

"Emang apa bedanya cabut sama bolos?"

"Ngga ada."

"TADI KATANYA ADA?!" histeris Riri. Ia melempar satu sepatunya ke Gala. Gala refleks menghindar dan berhasil menangkap sepatu Riri.

"Ngga jadi."

Wajah Riri yang merah. Dengan mata berkaca-kaca. Menatap Gala tajam. Pagi-pagi begini sudah dibuat marah.

"Sini sepatu Riri?!

Mengangkat sepatu Riri. Gala berujar, "Ini?" tanya Gala. "Gue buang aja ya? Biar lo ngga bisa sekolah."

"Bundaaaa...."

"Eh, cup..cup...jangan nangis napa Sri! Sri!" bingung Gala. Ia duduk di samping Riri sambil mengusap-usap punggung Riri.

"Kenapa lagi?"

Desi yang baru saja selesai menyiapkan sarapan untuk mereka. Muncul dari balik pintu dengan ekspresi malas. Anak dan calon menantunya itu selalu saja bertengkar.

"Ngga papa bun. Ini Riri masa katanya ngga mau pake sepatu," bohong Gala. "Masa sepatunya dilempar ke Gala bun?"

"Bohong!" bantah Riri. "Gala ngga boleh bohong, ih." Riri mencubit perut Gala sampai cowok itu meringis kesakitan.

"Anjim! Kejam nih, bun, anak bunda!"

Geleng-geleng sambil mengelus dada. Desi memutar bola matanya malas. "Mau sampe kapan salah-salahan?"

"Udah ayo sarapan. Ntar telat loh. Ngga anak, nggak calon mantu. Sama aja kelakuannya. Jodoh emang," gerutu Desi sebal.

"Jahat!"

"Lo tuh jahat! Nyubit-nyubit!"

"Dasar jelek! Wlee!" ledek Riri sambil menjulurkan lidahnya.

"Lo lebih jelek," balas Gala malas.

"Pembohong!"

"Tukang ngadu."

"Galak!"

"Cengeng."

"Ngga pengertian!"

"Ngam..."

"Jangan dijawab terus, ih!" potong Riri cepat.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang