29. Buaya Darat

159K 17.7K 2K
                                    

"Diem mulu? Bisulan lo?" Mata Ilham memincing ke arah Gala yang sejak awal datang ke WBS hanya diam saja. Tidak seperti biasanya.

Gala melemparkan puntung rokoknya ke Ilham. "Bacot lo!"

"Woi aset gue nih!" histeris Ilham. "Kena burung gue anjir!" Ilham melemparkan puntung rokok milik Gala ke lantai.

"Buwung apa tuh?" kekeh Akbar.

"Buwung puyuh," sahut Alan.

Mata Ilham membulat tidak percaya. "Anjir! Si Alan bisa bercanda juga!" hebohnya sambil geleng-geleng heran. Ternyata cowok dingin seperti Alan juga bisa ngelawak.

"Gue juga manusia," sinis Alan. Alan beralih menatap ke Gala. "Lagi ada masalah? Riri kenapa lagi?" Meskipun pendiam, Alan ini memang paling peka di antara sahabat Gala lainnya. Alan sudah sangat hafal. Hanya satu hal yang bisa membuat Gala kepikiran. Yaitu hal yang berhubungan dengan Riri.

Gala menggeleng. "Ngga ada."

"Muka lo kelihatan banget bohongnya Gal, ngga pinter bohong lo," kata Akbar. "Ilham nih kalo bohong jagonya."

Merasa tidak terima Ilham menendang kaki Akbar yang duduk di sebelahnya. "Woi anjir! Kok gue yang kena?!"

"Muka lo, muka orang susah. Pantes dibuat salah-salahan," Akbar terbahak sendiri.

"Muka lo tuh muka mesum anjing!" balas Ilham. "Lan, emang yang dibilang Akbar bener ya? Perasaan muka gue ganteng banget anjir."

"Kalo ganteng, Nenda ngga nolak lo!" sarkas Alan. Tuh 'kan sudah dibilang. Alan ini jarang bicara. Tapi sekalinya bicara pasti langsung nusuk ke ulu hati. Untungnya Ilham sudah biasa menjadi sasaran omongan pedas Alan.

Ilham menghela napas panjang. "Untung sabar."

"Jujur aja Gal," Alan menatap Gala serius.

"Gue lagi bete aja."

"Riri pasti. Bucin emang beda. Galaunya pasti karena cewek," kata Ilham.

"Sad boy emang beda. Galaunya pasti karena ditolak," jawab Gala skakmat.

"Astagfirullah! Salah gue apasih? Kalian seneng banget bully gue!" ujar Ilham hiperbola. "Bunuh gue aja ayo bunuh nih!"

"Ck, udah dibilang salah lo di muka! Masih aja nanya!" ketus Alan.

Akbar yang terkekeh di samping Ilham berujar, "Mau gue ambilin tali ngga, Ham?"

"Ngga perlu makasih!" sewot Ilham.

"Yee! Biasa aja dong Mahmud!"

"Lo tuh yang ngga biasa!"

"Lo tuh yang...."

"Kalo masih lanjut debat, kapan gue ceritanya?" sela Gala. Gala menatap Ilham dan Akbar yang masih sibuk beradu argumen dengan tatapan malas.

Ilham dan Akbar saling lempar tatap. Serempak mereka segera mengatupkan bibirnya. "Oke kita diem," ujar Ilham yang diangguki Akbar.

"Jadi?"

Gala menatap Alan sebentar lalu menghela napas gusar. "Jadi gue tadi niatnya sengaja bolos, biar bisa jalan sama Riri. Gantiin jalan yang kemaren gagal. Tapi..." Gala menggantungkan ucapannya. Membuat ketiga cowok tampan di depannya itu berdecak tidak sabar.

"Tapi apa woi?" tanya Ilham tidak sabar.

"Tapi Gagal, soalnya Riri nangis mulu minta periksa ke dokter."

Mata Alan memincing. "Riri sakit lagi?"

"Bukan!"

"Terus?" Kali ini si Akbar yang kepo.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang