Hari minggu bukannya menjadi hari libur yang menyenangkan. Ini malah menjadi hari yang merepotkan bagi Gala.
Sejak pagi Gala sudah ditelfon bunda Riri untuk cepat datang ke rumah. Karena Riri yang sakit flu terus merengek memanggil nama Gala.
Riri kalau sedang sakit, meskipun hanya sakit pilek atau demam biasa yang dicari pasti Gala. Bahkan Riri tidak mau diurus bundanya sendiri. Maunya hanya diurus Gala.
Merepotkan memang. Bundanya saja sampai geleng-geleng heran. Desi sampai berpikir ini jangan-jangan Riri bukan anaknya tapi anak Gala.
"Gal, bunda pergi ke butik, ngga papa emang?"
"Astagfirullah, bunda udah nanya berapa kali? Satu kali lagi dapet piring bun!" Gala menjeda ucapannya.
"Udah Gala bilang ngga papa, bunda pergi aja. Kalo sakit gini kan emang udah biasa Gala yang urusin."
"Menantu idaman emang," senyum Desi mengembang menatap Riri yang tengah meringkuk di kasur dengan bantalan paha Gala.
"Ya udah bunda pergi dulu ya. Jaga Riri, jangan dihamilin dulu, Gal. Bunda belom siap jadi oma," cengir Desi seraya berjalan keluar kamar.
Gala menghela napas panjang. Calon mertuanya itu memang ada-ada saja. Sama dengan anaknya yang kalau sakit, ada saja yang dimau.
"Sri," panggil Gala.
"Riri, Gala! Bukan Sri!" kesal Riri menatap Gala marah.
"Iya, iya, Riri!"
"Ririnya siapa?"
"Ririnya bundalah."
"Galaaaa!" Riri menjambak rambut bagian depan Gala. Gala hanya bisa meringis sembari memohon agar Riri melepaskan jambakannya. Meski sakit tenaga Riri ternyata semakin bertambah.
Astaga Gala juga lupa. Riri kalau sedang sakit memang tingkat sensitifnya bisa melebihi ibu-ibu hamil yang lagi nyidam sesuatu. Jadi Gala harus hati-hati dalam menjawab setiap pertanyaan yang Riri lontarkan. Kalau sampai salah. Ya seperti tadi akibatnya. Bisa juga lebih parah. Kan ngga lucu, jika ada berita, seorang ketua geng motor terkenal meninggal karena disiksa pacarnya yang sedang sakit flu.
Tolong! Mau ditaruh di mana harga diri Gala kalau sampai itu benar-benar terjadi?
"Ri, minggir dulu ya? Gue mau pipis," ucap Gala hati-hati.
Riri yang sejak tadi mengusap-usap perut kotak-kotak Gala dari balik kaos menoleh. "Gala belom jawab, Ririnya siapa?"
"Ririnya Gala, sayang," Gala tersenyum lebar. Ujian pertama lolos.
"Sekarang gue boleh pipis ya?" tanya Gala dengan mata memohon.
Riri menggeleng, "Ngga boleh! Ntar Gala kabur!"
"Engga sayang, ngga bakal kabur. Suwer!" jari tangan Gala terangkat membentuk huruf V.
"Ikut."
"Kemana?"
"Pipis."
Mata Gala melotot, "Astaga, Ri. Cuma bentaran doang loh. Ya kali gue ngajak lo ke kamar mandi berdua."
"Kenapa emang?"
"Ntar bukan pipis, tapi malah...."
"Malah apa?"
"Malah duel."
"Duel ngapain?"
"Duel bersihin kamar mandi bareng." Sepertinya jawaban ini yang paling cocok Gala berikan pada Riri yang berotak terlalu polos.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY CHILDISH GIRL [END]
Novela JuvenilCowok galak vs cewek cengeng? PART MASIH LENGKAP | TERSEDIA DI GRAMEDIA Urutan baca kisah Gala Riri : My Childish Girl, Bucinable, Gala & Riri, Bucinable 2 *** Ini adalah cerita tentang Riri dan Gala. Riri si cewek cengeng bertemu Gala sang ketua...