"Wahh, pipi lo merah baal"
"Bacot lo"
Tak lama rafli datang membawa makanan.
"Udah bangun lo pada"
"Kenapa?" tanya iqbaal
"Nih, gue bawain makanan buat kalian"
Iqbaal mengambil alih makanan itu.
"Raf, sorry ya gara-gara gue pasti acara nya ancur" sesalku
"Kata siapa? Lagian ya disini itu kita ya main-main aja gaada kegiatan yang diharuskan disini"
"Gue ngerasa ngga becus jadi wakil osis"
"Hey, kerja lo bagus--
"Bagus gimana? Waktu party sekolah gue diculik. Sekarang camping juga diculik"
"Udah gapapa, yang penting sekarang lo selamat kan" ujar rafli seraya mengusap rambutku
"Ekhmm"
"Pawang lo ngambek tuh. Yauda gue keluar dulu"
Rafli pun keluar dari tenda pmr.
"Nih makan"
"Bantuin duduk dulu"
Iqbaal kemudian membantuku duduk. Kaki ku ku jatuhkan ke bawah dan iqbaal yang masih duduk di kursi samping ku.
"Mana baal"
Iqbaal memberiku sekotak makan yang tadi rafli berikan. Aku makan perlahan, namun ku lihat iqbaal yang tak memakan miliknya.
"Kenapa ngga makan?"
"Gapapa"
"Ini enak lo baal" godaku seraya memakan makanan milikku namun saat aku melihat ke arah bibirnya, ternyata ia memiliki luka disana yang lebih parah dariku.
"Jadi lo gabisa makan karna bibir lo luka?"
Ia menatapku datar tanpa mau membalas.
"Sini gue suapin" aku menyendokkan nasi dan lauk sedikit supaya tak terkena luka di bibirnya.
"Aaa"
"Sakit bego"
"Makanya ini gue ambilin dikit biar ngga sakit"
Ia mulai membuka mulutnya perlahan dan memakan yang kusuapkan ini. Dan berakhirlah kita memakan satu kotak makan milikku.
"Nih, punya gue buat lo aja" ucap iqbaal
"Gausah. Gue udah kenyang"
"Ya tapi gue udah makan punya lo"
"Gue juga udah makan tadi. Taruh disini aja ntar juga ada yang ambil"
"Yaudah"
Iqbaal lalu berdiri dari duduknya.
"Lo mau kemana?" tanya ku seraya mendongak ke arahnya.
"Balik ke tenda gue"
"Gue ikut" lirihku
"Lo kan masih sakit, gausah kemana mana"
"Ya kalau ada yang nyakitin gue gimana? Gue juga takut sendirian"
"Ya tap--
"Pokoknya gue ikut" aku mencoba berdiri namun aku masih lemas menahan tubuhku hingga aku jatuh ke pelukan iqbaal.
"Eh"
Tanganku bertengger di kedua bahunya sedangkan tangannya menahan pinggangku.
"Gue kan udah bilang gausah keluar dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] Wakil Ketua Osis [END]
Teen FictionGimana ceritanya sang wakil ketua osis jatuh cinta sama seorang brandalan sekolah? 🎨 Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan 🎨 (Namakamu) Cantika Rahma