15. Gara-gara Zidny

500 54 0
                                    

Keesokan pagi nya, aku berangkat menuju ke sekolah diantar oleh pak deni. Sesampainya di sekolah, aku segera menuju kelas yang cukup sepi, hanya beberapa murid saja.

Aku duduk di kursi ku dan kembali memikirkan ucapan iqbaal.

'Jauhin zidny'

Entah kenapa ucapannya masih saja ku pikirkan. Hingga lamunanku buyar karna bel berbunyi. Saat aku tersadar betapa terkejutnya melihat seisi kelas sudah penuh dan lebih parahnya lagi salsha,steffy dan iqbaal menatapku datar.

"K--kenapa?" gugupku

"Lo budeg?" tanya salsha

"Lo kesambet?" tanya steffy

"Lo mikir apa?" tanya iqbaal

Aku menatap ketiganya bingung lalu menelan air liurku sendiri. Beruntungnya bu dyah segera masuk kelas.

"Lo harus jelasin ntar" ucap steffy

•••

Disisi lain,

Kini mama (namakamu) berdiri di depan sebuah rumah megah milik iqbaal dengan beberapa buah di tangannya.

Ting nong

Tak berselang lama pintu terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya dengan baju daster.

"Iya bu, ibu siapa ya?"

"Saya ibu temennya iqbaal. Saya mau ketemu ibu nya iqbaal, ada?"

"Oh mari bu masuk dulu"

Mama (namakamu) meyakini wanita itu adalah pembantu disini. Dengan senang hati mama (namakamu) masuk dan duduk di ruang tamu sedangkan sang pembantu memanggil majikannya.

"Iya siapa ya?"

Saat mama (namakamu) menoleh betapa terkejutnya --

"Lohh ririn?" tanya nya

"Mbak rike? yaampun ini beneran?"

Mereka pun berpelukan lalu bercipika cipiki.

"Ayuk duduk"

"Lama banget ngga ketemu kita, kok bisa disini?" tanya nya

Belum menjawab, datanglah pembantu yang membawa dua gelas minuman dan camilan.

"Makasih bi"

"Berarti mbak ini ibu nya iqbaal?"

"Kamu kenal rin sama iqbaal?"

"Yaampun mbak, iqbaal itu temen anak aku, (namakamu). Dan tujuan aku kesini mau terimakasih sama mbak yang udah izinin dia nemenin anak aku di rumah sakit 2 hari yang lalu. Dia sampe ngga pulang"

"Loh, jadi yang dijaga iqbaal itu anak kamu?"

"Iya mbak. Oiya gimana sama suami mbak?"

•••

(Namakamu) PoV

Bel istirahat berbunyi. Kini aku,salsha,steffy,iqbaal,aldy dan bang kiki menuju kantin.

"Gue sama salsha pesen dulu ya" ucap aldy

Saat menunggu mereka memesan, tiba-tibaa -

"Kak iqbaal"

Sontak kita menoleh ke arah suara itu. Dan ternyata itu adalah zidny. Aku menatap datar lalu mengalihkan pandanganku ke arah ponsel.

"Ngapain sih lo?" tanya iqbaal pada zidny yang mulai mendekat

"Aku boleh gabung kan?"

"Ngga, udah penuh" saut salsha yang datang bersama aldy membawa nampan berisi bakso dan es teh.

[6] Wakil Ketua Osis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang