27. Terapi

527 59 2
                                    

Halo aku balik nih hehe.
Jadi ceritanya beberapa hari lalu itu persiapan ospek, jadi gaada waktu buat next ini cerita. Nah, karna ospek udah selesai, sekarang aku bisa next nih.

Btw, satu part lagi ini bakalan tamat. Jadi stay tune ya buat cb baru nya haha :v

•••

"

(Namakamu), iqbaal, makan dulu yuk" panggil mama yang baru saja datang.

"Iya ma"

Aku dan iqbaal beranjak menuju meja makan yang sudah diisi oleh mama,papa dan bang ari.

"Ayok dimakan baal, gausah malu"

"Iya om, makasih"

"Biasanya malu-maluin kok pa"

"Adek jangan gitu ah"

"Iya bang"

Aku menatap iqbaal yang mengejekku dengan menjulurkan lidahnya. Lalu mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutku.

"Oiya baal, kamu besok pulang sekolah bisa anterin (namakamu) buat ke dokter psikolog nya?"

"Iqbaal bisa kok tan"

"Emang mama gabisa?"

"Mama bisa bang, tapi besok mama harus ke resto mama dulu, kalau jemput adek kan malah bolak balik jadinya. Nanti mama nunggu di dokter ryan aja"

"Oh gitu"

Setelah makan malam selesai, iqbaal berpamitan untuk pulang.

"Om,tante, makasih banget udah diajakin makan malam disini"

"Gapapa, santai baal"

"Kalau gitu saya mau pamit pulang dulu tan,om"

"Iya hati-hati ya"

Iqbaal mencium punggung tangan papa dan mama lalu berhigh-five bareng bang ari.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Aku beranjak dan mengantarkan iqbaal hingga di teras rumah.

"Enak ya lo, habis makan langsung pulang"

"Arti dari ucapan lo secara ngga langsung itu minta gue buat disini dulu kan?"

"Ihh ngga kok" aku merasa pipiku panas, untung saja penerangan disini tidak terlalu terang.

"Eh (nam), lo percaya ngga, benci bisa jadi cinta?"

"Maksut lo?"

"Ya, lo kan udah benci sama gue selama dua tahun dan sekarang kita malah sedeket ini bahkan bokap nyokap kita saling kenal. Ya siapa tau lo mulai ada rasa sama gue"

"Iya, rasa, rasa benci gue makin nambah buat lo"

"Ya mungkin malam ini lo benci gue, tapi besok? Lusa? Lo mungkin suka sama gue kayak gue suka sama lo sekarang"

Aku terkejut mendengar ucapan iqbaal ini. Ngga salah denger kan ya?

"Udah, gue pulang dulu"

Brumm

Brumm

Ia meninggalkan pekarangan rumahku. Dan aku kembali masuk ke kamar merebahkan tubuhku di ranjang bersiap akan tidur. Namun, ingatanku kembali akan ucapan iqbaal.

"Ya mungkin malam ini lo benci gue, tapi besok? Lusa? Lo mungkin suka sama gue kayak gue suka sama lo sekarang"

"Ishhh,, kenapa gue jadi kepikiran dia sih?"

[6] Wakil Ketua Osis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang