28. END

895 68 2
                                    

(Namakamu) PoV

Hari berganti bulan, terhitung satu bulan sudah aku menjalani hypnoterapi untuk menghilangkan trauma ku. Perlahan trauma ku mulai menghilang. Begitupun iqbaal yang sudah satu bulan ini belajar bersamaku. Ia berusaha untuk tidak tawuran dan juga balap liar.

Hari ini, aku menghadiri wisuda bang ari bersama papa,mama dan iqbaal. Bang ari yang mengundang iqbaal.

"Bang ari selamat ya" aku memeluk bang ari erat

"Makasih adek abang" bang ari membalasnya dengan mencium keningku lalu melepaskan pelukanku digantikan oleh papa dan mama.

"Selamat ya bang, papa bangga"

"Mama juga bangga sama abang"

"Makasih ma,pa"

"Bang, selamat ya"

"Thanks ya baal udah mau dateng"

"Gimana kalau kita makan-makan?" usulku

"Boleh, nanti malem kita dinner ya, ajak bunda rike sama ayah hery ya" saut bang ari

"Nanti iqbaal ajak mereka" balas iqbaal

"Yaudah sekarang kita pulang dulu yuk"

Malam hari nya, kita sudah bersiap untuk makan malam bersama di salah satu resto ternama di jakarta ini, tepatnya resto ini punya mama sih.

"Halo bunda,ayah,teteh,mas adi" sapaku

"Gue ngga disapa?" tanya iqbaal

"Males nyapa lo"

"Halo sayang, gimana kondisi kamu?" tanya bunda yang mengusap rambutku

"Aku udah sehat kok bun" balasku dengan tersenyum

"Alhamdulillah" balas ayah,bunda,teteh dan mas adi

"Berarti habis ini boleh dong main sama kamu cantik?" tanya teteh

"Boleh dong teh"

"Yauda yuk makan dulu" saut mama

"Eh, bentar ma" sela bang ari

"Kenapa?" tanya papa

"Ada satu orang lagi"

Tak lama pintu terbuka menampilkan seorang gadis disana lalu bang ari menghampirinya membuat semua orang disini bingung.

"Ma,pa, semuanya, kenalin ini yoriko pacar ari"

"Owhhhh"

"Wahhhh"

Sautku dengan iqbaal dengan gaya dramatis.

"Halo tante,om, saya yoriko"

"Kamu temen kuliah ari?" tanya papa

"Bukan om, saya temen sma nya ari"

"Oh, jadi ini kak yori yang sering buat abang gelisah tiap malem?" godaku dibalas tatapan tajam dari bang ari membuat seisi ruangan ini tertawa.

"Yauda sini duduk nak"

"Makasih tante"

"Oiya, mereka ini temen tante sama om, kebetulan anak mereka yang cowok itu temennya si adek"

Aku melihat kak yori yang tersenyum terus.

"Kak yori ngga capek senyum terus?" tanyaku polos dan dihadiahi jitakan dari iqbaal disebelahku.

"Awshh, sakit"

"Masih mending dia senyum mulu keliatan cantik, lah elo? Jutek bener jadi cewek"

"Ishh,, gue kan tanya emang salah?"

"Ya salah, selama gue kenal sama lo, gue gapernah liat lo senyum kayak kak yori"

"Awhh,, lo mau liat senyum gue? Gaakan. Senyum gue buat suami gue bukan buat musuh gue"

"Wahh lo ngajakin ribut ya? Padahal gue gapernah ngajakin lo berantem loh"

"Ya--

"Ekhmm" aku dan iqbaal menatap orang-orang yang kini menatap kami datar membuatku dan iqbaal menunduk.

"Sampai kapan kalian adu mulut?" tanya papa

"Tau nih, kita laper tau" balas teh ody

"Maaf" balasku dan iqbaal

"Udah, ayok makan" balas bunda

Selesai makan malam, iqbaal mengajakku untuk ke roftoop resto.

"Ngapain lo ngajakin gue kesini?"

"Emang kenapa?"

"Lo mau jatuhin gue dari sini?" tanyaku was-was

"Kalau iya kenapa?"

"Ishhh,, gue belum bahagiain papa sama mama. Gue juga belum nikah, gue masih pengen punya anak"

"Sama gue mau?"

Aku menatap ke arahnya tak percaya.

"Ngga lucu" sengitku

"Gue serius"

Ia menarik bahuku untuk menghadapnya bahkan mata kita sekarang saling menatap.

"Gue suka sama lo"

"Bwahaha. Bercanda lo ngga banget"

"Gue serius" aku menatap wajahnya yang terlihat serius

"Gue serius, gue suka sama lo, dari awal kenaikan kelas dua. Gue juga bingung, kenapa bisa suka sama lo, gue gayakin, tapi setelah berbulan-bulan gue yakin sama perasaan gue kalau gue mulai suka sama lo. Gue gamau lo sakit, gue takut saat lo gaada di hadapan gue"

"Baal" lirihku

"Dengerin gue. Gue emang cowok brandalan, tapi sekarang gue berubah demi lo. Gue bukan cowok romantis yang nembak pake bunga,boneka ataupun cincin. Di sini, gue bakal bilang, kalau gue cinta sama lo"

Ucapan iqbaal mampu membuat jantungku tak karuan.

"Lo mau jadi pacar gue?" tanya iqbaal yang kini menggenggam tanganku.

"Awalnya gue juga bingung sama perasaan gue, tapi selama ini gue juga berusaha meyakinkan dan ternyata bener apa kata salsha sama steffi kalau gue suka sama lo"

"Jadi?"

Aku menganggukkan kepalaku dan tersenyum manis.

"Serius?"

"Ishh,, mau ngga? Kalau ngga gue --

Brukk

Ia memelukku sangat erat.

"Makasih" gumamnya

"Baal, sesek tau"

Ia melepaskan pelukannya dan menatap mataku.

"Love u"

"Love u more"

END

Thanks buat para pembaca setia ku👋🏻 semoga kalian suka dengan happy ending ini😚 selamat bertemu di cerita lainnya babayyy👋🏻👋🏻

[6] Wakil Ketua Osis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang