24. Trauma?

568 61 0
                                    

(Namakamu) PoV

Keesokan pagi nya, kita semua mulai berkemas sedangkan aku, mereka menyuruhku untuk duduk di kursi lipat yang ada di depan tenda.

"Gaess gue bantu ya" tawarku

"Gausah" balas mereka bersamaan membuatku mendengus kesal.

Setelah 20 menit menanti, akhirnya kita diperbolehkan memasuki bus. Lebih tepatnya aku sendiri dengan beberapa murid lainnya dan anak osis lainnya tengah memastikan bahwa tidak ada murid yang tertinggal.

Aku menatap malas ke luar jendela memperhatikan anak osis disana. Tak lama aku merasakan seseorang duduk di sampingku dan ternyata itu adalah iqbaal. Aku menatap nya sekilas lalu mengalihkan kembali pandanganku.

"Masih sakit?" tanya iqbaal

"Dikit" balasku tanpa menoleh

Tak lama anak osis kembali ke dalam bus dan bus mulai berjalan. Saat bus berjalan meninggalkan perkemahan, aku menatap hutan di sana, dan betapa terkejutnya aku ketika melihat sosok yang berdiri disana. Aku segera memalingkan pandanganku dan memeluk iqbaal.

"Eh, kenapa?"

"Karel" lirihku

•••

Iqbaal PoV

Cukup terkejut kala (namakamu) lagi-lagi memelukku.

"Eh, kenapa?"

"Karel" lirihnya

Aku sontak mengedarkan pandanganku ke arah hutan itu namun tak ada siapapun disana.

'Dia halusinasi?' batinku

"Gaada kok. Udah lo tenang ya, mending lo tidur aja"

Aku merasa nafas nya mulai teratur dan sepertinya ia tertidur.

"Baal"

Aku menoleh ke belakang sedikit untuk melihat steffi dan salsha.

"Kenapa?" tanyaku pelan

"(Namakamu) tidur?" bisiknya

Aku hanya mengangguk.

"Rejeki nomplok baal?" saut aldy yang berada di depan ku.

"Diem bego" bisikku

Aku mengambil ponselku lalu menghubungi bang ari.

•••

Bang Ari

Bang, kita udah otw pulang nih.

Oke, gue juga otw ke sekolah bareng bonyok

Bang, gue rasa (namakamu) harus di bawa ke psikolog deh

Emang kenapa sama adek gue?

Ntar di sana gue jelasin

Yaudah ntar gue bilang bokap nyokap dulu
Biar dicariin psikolog yang bagus

Siap bang

•••

Aku menatap ke arah (namakamu) yang masih tertidur dengan pulas. Tak lama bus berhenti di depan sekolah dan murid lainnya sudah turun terlebih dulu.

"Baal, sini gue bantu" tawar salsha

"Gausah, lo bawain tas dia aja ya sekalian panggilin bang ari"

"Oh oke"

Setelah salsha dan steffi turun aku mulai membangunkan (namakamu).

[6] Wakil Ketua Osis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang