Benar saja, keesokan harinya tiap di sekolah, iqbaal lebih memperhatikan penjelasan guru di depan sana bahkan membuat semua guru dan murid di kelas bingung.
Waktu istirahat tiba, kini aku,salsha,steffi,iqbaal,aldy dan bang kiki berada di kantin.
"Baal, lo kesambet apaan sih bisa dengerin penjelasan materi dari guru-guru?" tanya salsha
"Hah? Iqbaal dengerin materi dari guru? Bwahahaha" tawa aldy yang kini pecah
"Iya aneh tau" timpal steffi
"Gimana sih lo pada, temen lo itu mau tobat malah lo ketawain" sautku
"Iya bener apa yang (namakamu) bilang al, temen lo udah insaf bukannya di dukung malah lo ketawain" balas bang kiki
"Iya iya maap. Tapi, wahh tumben (namakamu) dukung iqbaal. Apa jangan-jangan kalian saling suka ya?" goda si aldy
"Idihh" sautku bebarengan bersama iqbaal. Sontak aku menatap tajam ke arahnya begitupun dengannya.
"Cie ciee" goda mereka lagi
"Ngga lucu"
"Udah kali, emang udah jodoh deh kalian"
"Gaseru lo al" saut iqbaal
"Ngambek mulu kayak anak perawan"
"Mulut lo al" balas bang kiki
Tak lama bel kembali berbunyi.
"Yuk ke kelas" ajakku lalu berjalan mendahului mereka.
Sepulang sekolah, sesuai janjiku kini aku dan iqbaal berada di rumahku. Tentu untuk mengajari nya beberapa materi yang ia tak paham.
"Kita belajar di gazebo belakang aja ya, biar adem"
"Terserah"
"Lo duluan aja kesana, gue mau ganti baju dulu"
Ia hanya mengangguk lalu berjalan ke belakang rumahku. Aku menuju dapur terlebih dahulu.
"Bi"
"Eh, iya non?"
"Buatin minuman buat aku sama iqbaal ya sekalian camilan. Anterin ke gazebo belakang ya"
"Siap non"
"Makasih bi"
Setelah itu aku beranjak menuju kamar dan mengganti pakaian lalu mengambil beberapa buku dan menuju gazebo belakang. Sesampainya disana, aku melihat iqbaal yang merebahkan dirinya di gazebo membuatku mendengus kesal, bukannya mulai membaca sendiri malah tiduran.
"Iqbaal" panggilku lalu ia kembali duduk.
"Kenapa?"
"Bukannya baca-baca malah tiduran" omelku lalu duduk di hadapannya dan mulai membuka buku.
Tak lama bi inah datang membawa minum dan camilan.
"Makasih ya bi"
"Sama sama non"
Setelah itu bi inah meninggalkan kita, aku melihat iqbaal yang sudah menyeruput minum dan mengambil camilan.
"Ayo belajar biar ngga kemaleman"
Iqbaal hanya menganggukkan kepala lalu aku mulai menjelaskan beberapa materi yang belum ia pahami. Hingga 1 jam kita belajar, aku melihat iqbaal yang tertidur dengan posisi tengkurap dengan tangan masih menggenggam bolpoint.
"Malah tidur" gumamku
Saat aku hendak membangunkannya, aku menatap wajahnya yang masih ada lebam membuatku tak tega untuk membangunkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] Wakil Ketua Osis [END]
Teen FictionGimana ceritanya sang wakil ketua osis jatuh cinta sama seorang brandalan sekolah? 🎨 Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan 🎨 (Namakamu) Cantika Rahma