HALO SELAMAT MALAM ^_^ MAAF YA AKU BUKA LAGI LAPAK INI.
CUMA MAU NGASIH TAU, AKU BIKIN LAGU DENGAN NADA YG MASIH ACAK2AN HEHE.
LAGU DARI ARESHA UNTUK ABI.
Dear Abi...
Terima kasih atas waktunya, aku bahagia.
Kamu hebat, bisa membuat sayang walau terus melukai aku.Hari ini, aku memilih melepas kamu lagi. Melepas dengan bebas, kamu akan berlabuh kemana.
Tidak ada lagi aku yang mengharap kamu untuk pulang.
Pada dasarnya, yang memang ditakdirkan untuk pergi, sekuat apapun aku genggam bakal pergi juga.
Semoga kedepannya, baik aku dan kamu akan selalu baik-baik aja.
CEK LAGU NYA DI IG @niaanggi_ yang foto profilnya beruang 3 ya. IGTV!
Love All.
***
Aresha berjalan pelan ke arah rumah keluarganya, dengan tangan gemetar ia membuka pintu itu.
"Darimana aja?" tanya Arvi dingin saat melihat Aresha.
"Dari... rumah ibu," cicit Aresha.
"Ibu lagi, Ibu lagi! Keluarga kamu itu kita, Sha. Bukan yang lain!" ucap Arvi ketus.
Aresha menundukan kepalanya takut, belakangan ini Arvi terlihat beda dimata Aresha.
Aresha memejamkan matanya, menahan sesak kala mendengar ucapan Arvi.
"Jangan kesana lagi, disana nggak ada siapa-siapa. Abang cuma takut kamu kenapa-kenapa, apalagi kesana sendiri. Kalo mau kesana, pergi sama Abang atau yang lainnya. Biar ditemani." Arvi mendekat lalu mendekap tubuh mungil Aresha.
Aresha sudah tidak bisa menahan isakannya, ia menangis dalam pelukan Arvi. Menumpahkan rasa sesaknya kala dunia ini selalu menyakitinya.
Tubuh Aresha melemas, dengan sigap Arvi menahannya.
"Kenapa hmm? Abang perhatiin, kamu selalu sedih. Kalo mau nangis, tangisin aja, supaya lega."
Aresha menggeleng kuat, ia tidak bisa menceritakan apa yang terjadi. Karena, ia pun tidak tau apa yang membuat hatinya terus bersedih.
Aresha hanya lelah, lelah dengan semua hal didunia ini.
"Aku mau ke kamar dulu," ucap Aresha melepas pelukan Arvi.
"Biar Abang gendong."
Aresha menggeleng, melangkah pelan menuju tangga. Baru menaiki dua anak tangga, tubuh Aresha terjungkal kebelakang.
"Shaaa!" pekik Arvi, menepuk pelan pipi Aresha.
"Shaaa bangun, kenapa selalu seperti ini?" tanya Arvi khawatir melihat Aresha-nya pingsan.
"Alkaaaaaaaa!" teriak Arvi memanggil saudaranya.
Dengan cepat, mereka datang menghampiri Arvi dan Aresha.
"Kenapa Sashaaa!?" tanya Alka panik.
Arvi menggeleng kuat. "Bawa kerumah sakit, buru."
Keluarga Aditama menghela nafas gusar, menunggu Aresha yang berada didalam ruang inap dan sedang diperiksa oleh dokter.
"Vi, gimana kejadiannya?" tanya Bara. Padahal, Bara, Key, Dito, dan Caca baru saja mendarat dibandara, hendak pulang namun mendapat kabar dari Alka bahwa Aresha masuk rumah sakit.
Arvi menggeleng lemah. "Sasha nangis, terus... pingsan."
Bara mengusap wajahnya frustasi.
Seorang dokter keluar dari IGD tersebut.
"Dok gimana keadaan putri saya?" tanya Bara mendekat ke arah Dokter.
"Ia kelelahan juga kurang asupan makan sehingga daya tubuhnya menurun." jawab Dokter itu singkat.
"Perlu diopname, Dok?" tanya Dito.
"Mungkin semalam, untuk mengembalikan cairan juga. Hanya itu, saya permisi dulu." Dokter itu melangkah pergi meninggalkan keluarga Aditama.
Mereka memasuki ruang rawat inap Aresha, menatap Aresha dengan sendu.
Key mendekat ke arah Aresha, mengelus rambut putrinya dengan pelan.
"Hei, kalo Mama tinggal kamu selalu berujung baring lemah gini, Mama nggak akan ninggalin kamu. Kamu harta Mama yang paling berharga, Sha." lirih Key.
Dapat dilihat, cairan bening itu menetes disudut mata Aresha yang masih terpejam.
"Kamu denger Mama?" tanya Key berbinar. Ia menggenggam tangan Aresha yang terasa dingin.
"Bangun, Mama baru pulang, Mama capek mau istirahat. Ayok buka mata kamu, supaya kita bisa pulang ke rumah dan kamu temani Mama tidur. Ayok Sha, bangun." tangis Key pecah melihat putrinya.
Bara mengelus bahu Key yang bergetar. "Jangan seperti ini," bisik Bara pelan.
Listy menundukan kepalanya, bahkan ia merasa terabaikan oleh keluarga angkatnya. Ia paham betul bagaimana posisinya, maka dari itu ia tidak mengeluarkan suaranya.
"Abang, yang tangannya luka itu Sasha. Bukan Listy," ucap Listy pelan.
Mereka semua menatap Listy.
"Luka? Kenapa nggak ada yang bilang?" tanya Key tidak percaya.
"Maaf Ma," balas Listy.
"Luka kenapa?" tanya Bara.
"Kena duri Mawar, sepertinya," ucap Listy pelan.
Key menelisik jari Aresha, dan benar ada balutan hansaplast dijari telunjuknya. Key mengecup jari Aresha.
"I'm sorry, Sha. I can't be a good mother for you," lirih Key.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aresha(Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Teen FictionSeiring berjalannya waktu, seseorang yang dulunya singgah dan berjanji untuk tetap ada, kini hilang entah kemana. Tidak ada yang bisa singgah untuk jangka waktu yang lama, itu bagi Aresha. Semuanya silih berganti, ada yang datang dan ada yang perg...