Raffa menggendong Listy ala bridal style.
"Kenapa Raff?" tanya Dito kaget saat ia hendak berangkat kerja.
"Nggak tau, Pi. Tadi Listy ke kamar Raffa terus ngeluh sakit perut dan pingsan."
"Yaudah bawa ke rumah sakit aja, ayok." Dito ikut dibuat panik oleh Raffa.
Pagi ini, keluarga Aditama dibuat izin dari aktivitas kerjanya. Mereka semua kini menatap sendu ke arah Listy yang sedang berbaring lemah diranjang rumah sakit itu.
Seorang Dokter memasuki ruangan itu. "Permisi, bisa bicara dengan Tuan Bara?"
"Bisa, Dok," ucap Bara.
"Mari ikut ke ruangan saya, ada yang ingin saya bicarakan."
Dokter itu dan Bara meninggalkan ruang inap Listy.
"Aku izin keluar dulu." Aresha berjalan dengan cepat, membuntuti kedua lelaki itu.
Mereka berhenti diruang dr. Aksara Kyana. Hendak Aresha menguping, namun sialnya pintu ruangan itu tertutup.
Beberapa menit Aresha menunggu, akhirnya Bara keluar dengan lesu dari ruang dr. Aksara.
Setelah Bara menjauh, Aresha memasuki ruangan dr. Aksara.
"Permisi, Dok," sapa Aresha.
"Ya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya dr. Aksara sopan.
Aresha mengangguk, lalu duduk didepan dr. Aksara. Anggap saja Ia tidak sopan, dan memang benar.
"Saya saudaranya Listy, dia sakit apa ya?" tanya Aresha tanpa basa-basi.
"Tadi saya sudah menjelaskan kepada Papanya," jawab dr. Aksara.
"Saya tau. Kata Papanya suruh tanya dr. Aksara aja, soalnya Papanya nggak sanggup buat jelasin keadaan Listy," ucap Aresha meyakinkan.
"Listy sakit..." dapat dilihat, dr. Aksara sangat ragu untuk melanjutkan ucapannya.
Aresha menunggu dr. Aksara melanjutkan ucapannya.
"Ginjal, dan dia butuh donor ginjal segera," ucap dr. Aksara pelan.
Aresha menganggukan kepalanya seolah mengerti. "Kalo gitu, biar saya yang donorin ginjalnya."
dr. Aksara pucat pasi.
"Emmm... baik, mari diperiksa dulu adakah kecocokan digin-----"
"Jujur Dok, Listy sakit apa? Saya tau dari ucapan Dokter aja yang terlihat ragu. Kalo Dokter mau tau, saya kuliah Psikologi, lho. Bukannya saya menggurui Dokter dengan ilmu yang udah saya dapat. Dengan ucapan Dokter yang seperti ini jadi meragukan keseriusan saya untuk mendonorkan ginjal ini," jelas Aresha panjang.
"Kamu terlalu sok untuk ukuran mahasiswa. Saya kurang suka atas perilaku kamu yang seolah-olah menuduh saya. Saya bisa menjebloskan kamu ke penjara atas tuduhan fitnah juga pencemaran nama baik sebagai Dokter," tukas dr. Aksara.
Aresha tersenyum tipis.
"Saya bicara tentang keraguan Dokter. Silahkan kalo mau laporin saya ke penjara. Saya nggak takut atas ancaman Dokter. Seharusnya, Anda bisa meyakinkan ucapan Anda, berbicara tanpa ada keraguan."
"Kamu meragukan atas ucapan yang saya lontarkan?" tukas dr. Aksara.
Aresha mengangguk mantap. "Bagaimana caranya meyakinkan diri Anda sendiri dan pasien untuk bisa sembuh, jika ucapan Anda pada saya pun ragu?"
"Abangggg" seseorang memasuki ruangan dr. Aksara dengan teriak.
Aresha membalikan badannya, menatap seseorang itu.
"Lho, Aresha?" ucapnya.
"Angga adeknya Anda?" tanya Aresha yang diangguki oleh dr. Aksara.
"Pantes aja, adek abang nggak ada yang bener." cibir Aresha, Ia hendak keluar dari ruangan itu namun tangannya dicekal oleh Angga.
Aresha langsung menepis tangan Angga.
"Nggak usah pegang-pegang," ucap Aresha tajam.
"Sok jual mahal," balas Angga.
"Tapi sayangnya nggak dijual," cibir Aresha.
"Gue nggak takut kebenaran. Seandainya gue menyalahkan kebenaran, gue siap untuk minta maaf paling pertama. Kebeneran selalu terungkap diakhir, layaknya sebuah penyesalan. Seandainya Abang lo, dan lo mau laporin gue atas tuduhan apapun terserah. Gue ataupun kalian hidup cuma sebentaran, diakhirat sana hukum yang udah lo perbuat didunia nggak akan dipertimbangin sama manusia lagi, tapi sama Tuhan. Camkan itu, Dokter Aksara." Aresha langsung keluar dari ruangan dr. Aksara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aresha(Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Teen FictionSeiring berjalannya waktu, seseorang yang dulunya singgah dan berjanji untuk tetap ada, kini hilang entah kemana. Tidak ada yang bisa singgah untuk jangka waktu yang lama, itu bagi Aresha. Semuanya silih berganti, ada yang datang dan ada yang perg...