Sayup-sayup Aresha membuka matanya. Perlahan tapi pasti, mata Aresha kini terbuka lebar.
Ia menatap langit-langit ruangan ini.
"Lagi?" tanya Aresha pada dirinya sendiri.
Aresha mengalihkan pandangannya, menatap ke arah sofa yang berada diruang inap itu.
Ia melihat Bara dan Key yang masih tertidur pulas. Aresha tersenyum sendu dan meneteskan air matanya, jadi, sudah berapa air mata yang keluar dari Key untuk dirinya?
"Maaa..." ucap Aresha.
Dengan cepat Key menghampiri Aresha walau dengan kesadaran yang belum penuh.
"Ada yang sakit? Mau apa? Minum? Makan? Mama panggil Dokter dulu," cecar Key.
Aresha menggeleng.
"Manggil aja, abisnya Mama tidurnya ngiler," ledek Aresha dengan pelan.
Key mendengus sebal. "Kamu iniiiiiiiii ih, Mama bilangin Papa lho ya."
"Bilangin aja," tantang Aresha.
"Sayanggggggg," panggil Key manja.
Aresha mendelik sebal ke arah Key. "Nggak inget umur, dasar emak-emak."
Key menepuk pelan bibir Aresha. "Astagfirullah mulutmu, Nak. Sama emak juga begini banget."
"Kenapa?" tanya Bara dengan suara seraknya.
"Anak kamu itu, songongnya nauzubillah, Bar. Ngalahin Marvel tingkat nyinyirinnya," adu Key.
Entah, beberapa bulan lalu Key berubah drastis menjadi manja dan aneh, menurut Aresha.
Bahkan Mamanya ini bisa diajak bercanda, Aresha pun sedikit heran.
"Yaudah anak aku, awas kalo anak aku sakit kamu nangis-nangis lagi juga," balas Bara sengit menghampiri kedua wanita ini.
"Oh ya? Nangis?" tanya Aresha meledek ke arah Key.
"Wajar kok, kan manusia. Manusia itu bisa nangis, ketawa, sedih, marah dan lainnya," kilah Key.
"Ngeles terus kayak bajaj," ucap Aresha.
"Kalian ini, masih pagi berantem terosss. Pusing aku tuuuu," ujar Bara yang mendapat tatapan horor dari Key dan Aresha.
Aresha memijit pelipisnya pelan. "Astagfirullah, suami Mama emang keren. Ngomongnya nggak nginget umur, lucu nggak jengah iya."
Key bergidik ngeri.
"Mama Gilya ngidam apa pas hamil kamu, Bar?"
Bara mendramatisir keadaan. "Ternistakan oleh istri dan anak. Tidur diluar kamu Key! Nggak ada jatah-jatahan tiap malem."
Key memutar bola matanya malas. "Mohon maaf Bapak Bara anu bageur, itu dialognya terbalik sama saya. Harusnya saya yang bilang gitu."
"Dosa apa punya emak bapak macam ini?" ucap Aresha pelan yang mendapat kekehan dari Bara dan Key.
"Papa sama Mama apaan sih, kok jadi alay gini?" tanya Aresha kesal.
Bara duduk ditepi ranjang Aresha, sedangkan Key ia duduk dikursi samping ranjang itu.
"Dulu sebenernya Papa sama Mama seperti ini, Sha," ucap Bara.
"Dengerin dulu, Sha. Bapak kamu lagi curhat-curhat masa lalu. Tenang aja, kalo curhatan dia melenceng dari kenyataan Mama dengan si-----" ucapa Key terpotong oleh Bara.
"Ngancem teros," kesal Bara.
Aresha mendengus sebal. "Ya toiba, ya toiba... drama receh apalagi ini?"
"Sirik aja, Sha. Cari pacar sana," titah Key.
"Eitsss... enak aja, nggak ada pacar-pacaran ya! Langkahin dulu Papa, baru boleh pacaran. Lagian kamu itu masih kecil, jangan pacar-pacaran dosa tau gak!?" ucap Bara dengan sebal.
"Gimana mau pacaran kalo diiket pake selang infus gini!? Jadi nggak sih Pa curhat-curhat manjanya!?" kesal Aresha.
Bara terkekeh. "Sampe lupa."
Key mengusap tangan Aresha yang terinfus dengan lembut.
"Dulu kita ini kayak gini ya, Key? Manja, ribut kecil, sering ledek-ledekan, emmm... terus apalagi, Key?" tanya Bara pada Key.
"Tau. Pikir aja sendiri, punya otak juga kan?" balas Key sengit.
Bara berdecak kesal. "Sabar, sabar. Kayaknya Key yang dulu come back nih."
"Eh, Bara yang dulu juga come back nih. Si alay yang suka kerdusin princessnya Arthures," cibir Key.
Arthures, marga dari keluarga Key.
"Jadi apa yang mau diceritain?" tanya Aresha sabar.
"Lupa lagi kan. Sejak kamu hilang, baik Papa maupun Mama itu berubah. Kita jadi saling pendiam, kayak pasang tembok penghalang supaya orang-orang nggak masuk ke kehidupan kita. Bahkan, kita mengubur sifat asli kita yang selalu apa yaaa, emmm... ceria, mungkin. Dan sifat itu muncul lagi, setelah kamu datang kembali ke kita. Papa sayang sekaliiii sama kalian berdua, dua wanita yang Papa cinta didunia ini."
anu bageur : yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aresha(Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Teen FictionSeiring berjalannya waktu, seseorang yang dulunya singgah dan berjanji untuk tetap ada, kini hilang entah kemana. Tidak ada yang bisa singgah untuk jangka waktu yang lama, itu bagi Aresha. Semuanya silih berganti, ada yang datang dan ada yang perg...