"Saya terima nikah dan kawinnya Listyana Audrey binti Andri Suroyo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Sah."
Dua pria yang sedang berjabat itu saling memandang haru.
"Jaga anak Bapak, Bim," bisik Andri -Bapak Listi saat pria muda itu sungkem dikakinya.
"Iyo, Pak. Bima akan jaga Listy, terima kasih sudah mempercayakan Listy pada Bima, Pak."
Listyana Audrey, ingat dia?
Menjadi olokan dikolom komentar posesif brother juga aresha. Tenang, santai, dan kalem.
Bima Nugroho, lelaki yang sudah tertulis namanya dalam takdir untuk menjadi pendamping Listy.
Listy menyalimi punggung tangan Bima, dan Bima mencium kening Listy.
"Assalamualaikum, istirnya Mas."
Listy menitikkan air matanya. Bahkan sampai detik ini, ia belum bisa memantaskan dirinya sebagai manusia atas apa yang pernah ia perbuat.
"Waalaikumsalam, Mas," balas Listy lirih dengan air mata.
Bima mengusap sudut mata Listy. "Jangan nangis toh, Lis. Hari bahagia, harus tersenyum lebar."
Listy melengkungkan garis bibirnya sambil mengangguk.
"Terima kasih, Mas, sudah mau menerima kekuranganku."
***
"Lis, kenapa toh bengong aja?" tanya Bima saat istrinya sedang duduk dipinggir kasur.
Listy menggeleng sedih. "Mas, aku enggak sebaik yang kamu kira. Aku wanita pendosa, Mas. Bahkan sampai detik ini, aku masih tidak menyangka mendapat lelaki sholeh sepertimu, rasanya aku enggak pantas dapat kebaikan didunia ini."
Bima mendekap Listy, membawanya dalam rengkuhan hangat yang menenangkan.
"Kenapa toh? Ada yang Mas belum tau tentang kehidupan kamu?"
Listy mengangguk cepat dengan air mata yang sudah turun deras.
"Apa? Cerita sama Mas pelan-pelan."
"Aku wanita jahat, Mas. Aku tega melukai adik yang sayang sama aku, padahal keluarga mereka sangat baik. Aku menyia-nyiakan kesempatan, Mas. Aku bukan orang baik. Kenapa Tuhan hukum aku seperti ini? Dengan bertemu lelaki sholeh yang taat akan ibadah, dan selalu menebar kebaikan, itu buat aku malu, Mas. Aku cuma orang jahat, yang lagi menunggu karma."
Cukup, suami mana yang tahan mendengar isak tangis istrinya yang begitu menyayat hati?
Yang Bima tahu, hanyalah Listy baru bertemu dengan Pak Andri. Tidak tau seluk beluk Listy dimasa lalu, tetapi sangat yakin untuk menikahi gadis itu.
"Listy, dengar Mas yo. Enggak ada orang yang enggak pernah berbuat salah. Mas juga bukan orang baik, tetapi Mas hanya menebar hal yang menurut Mas baik," ucap Bima menenangkan.
Bima bukanlah lelaki dari kalangan atas. Ia seorang guru disalah satu SMP Negri dikota malang.
Tidak ada pesta meriah seperti Aresha yang ditayangkan diseluruh stasiun televisi internasional. Hanya akad juga tradisi adat yang sederhana dan terkesan intim.
"Aku malu, Mas. Kenapa Mas begitu yakin menikahi aku?" tanya Listy dengan isakan.
"Karena Mas yakin, kamu jodoh yang Gusti Allah pilih untuk Mas."
Hati Listy sedikit menghangat dengan kalimat penenang Bima. "Jadi, kamu mau cerita apa? Biasakan berbagi dengan Mas."
Listy mengusap air matanya dan tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aresha(Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Teen FictionSeiring berjalannya waktu, seseorang yang dulunya singgah dan berjanji untuk tetap ada, kini hilang entah kemana. Tidak ada yang bisa singgah untuk jangka waktu yang lama, itu bagi Aresha. Semuanya silih berganti, ada yang datang dan ada yang perg...