Sore ini, Alka dan Arvi mengajak Aresha juga Listy untuk menghirup udara luar ditaman kota.
Alka menuntun Listy, dan Arvi menggandeng tangan Aresha.
"Disini nggak ada kucing?" tanya Aresha menatap Arvi.
Arvi menggeleng dan tersenyum. "Nggak ada, Sha."
"Duduk dibawah ada kucing nggak?" tanya Aresha lagi.
"Nggak kok, tapi kita duduknya dikursi itu aja ya," ucap Arvi menunjuk kursi putih yang jaraknya agak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Aku duduk sini aja. Kan dia sakit, nanti berdarah, terus mati kayak kepala kucing, jadi dia aja yang duduk disana." Aresha menunjuk Listy.
"Kamu nyumpahin aku mati!?" pekik Listy.
"Semua orang bakal mati kayak kepala kucing itu!" balas Aresha.
"Kamu kenapa sih nuduh aku yang teror kepala kucing itu!? Bang, aku berani sumpah, bukan aku yang teror," ucap Listy pada Alka.
"Iya, Lis. Abang percaya kok, yaudah kita duduk sana yuk. Jangan berdiri disini, nanti kaki kalian pegel," ajak Alka lalu menggandeng tangan Listy.
Arvi dan Aresha mengikuti mereka.
Aresha dan Listy duduk bersebelahan dikursi itu. "Abang, aku capek. Perutnya sakit," keluh Listy menatap Alka.
"Pulang yuk, mau?" tanya Alka khawatir.
Listy menggeleng lemah.
"Masih pengen main disini."
"Hei, dia kenapa? Mau mati kayak kepala kucing yang berlumur darah itu?" tanya Aresha pada Arvi.
Memang, Aresha tidak memanggil kakak-kakaknya dengan sebutan abang lagi, dan hal itu berlaku juga dengan kedua orang tuanya.
"Abanggg... Masa Sasha nyumpahin aku mati terus? Aku mau pulang bareng Bang Arvi!" ucap Listy kesal.
"Kamu sama Alka aja, Lis. Sashanya biar sama Abang aja," tolak Arvi halus yang diangguki Alka.
"Aku nggak mau! Pokoknya mau sama Abang!" kekeuh Listy.
"Sama Alka aja."
"Iya, Lis. Sama Abang aja yuk kita pulang," ajak Alka.
Listy menggeleng, lalu berlari meninggalkan mereka.
"LISSS!" teriak Alka dan Arvi bersamaan saat melihat Listy terjatuh pingsan.
Si kembar itu segera menghampiri Listy, menggendongnya ala bridal style dengan raut wajah khawatir sampai meninggalkan Aresha.
Aresha melihat itu dengan jelas, ia tersenyum kecut saat punggung mereka menjauh.
"Lo menang lagi, Lis."
Aresha menundukkan kepalanya, memilin kedua tangannya, air matanya ingin sekali jatuh.
"Sha?" panggil seseorang.
Aresha mendongakan kepalanya. Menatap laki-laki dihadapannya yang memakai hoodie hitam.
"Kamu siapa?" tanya Aresha polos, sungguh ia benar-benar tidak tahu laki-laki dihadapannya.
Laki-laki itu menyodorkan tangan kanannya. "Evan."
Aresha menyambut uluran tangan itu dan tersenyum.
"Kamu nggak kenal aku?" tanya Evan.
Aresha menggeleng lemah.
"I'am a secret admirer." Evan terkekeh kecil, membuat Aresha ikut tertawa juga.
"Gaya," cibir Aresha.
"Aku liat, Abang kamu yang bawa Listy pingsan terus ninggalin kamu," ucap Evan tiba-tiba.
Aresha teringat kembali kejadian beberapa menit lalu.
"Kenal Listy?" tanya Aresha yang dijawab gelengan kepala oleh Evan.
"I'am a secret admirer. Itu tugasku untuk cari tau semuanya seputar kamu, Sasha."
Aresha tertegun mendengar penuturan lelaki berusia kurang lebih 23 tahun ini.
"Nggak ada kerjaan," tukas Aresha.
"Menjaga kamu adalah tugas dan kewajibanku," balas Evan.
"Makin ngaco."
"Pulang bareng yuk?" ajak Evan.
"Nggak, aku bisa pulang sendiri," tolak Aresha lalu bangkit dari duduknya.
Belum melangkah, tangan Aresha dicekal oleh Evan sampai membuat dirinya huyung ke belakang. Jatuh dipangkuan Evan.
Aresha terpekik kaget lalu menjauhkan tubuhnya dari tubuh Evan.
"Pulang bareng atau aku culik?" tanya Evan dengan nada dingin.
"Pilih mati aja," jawab Aresha asal.
"Nggak ada pilihan itu, Sasha. Kayaknya kamu nantang aku banget ya?"
Aresha mendengus dan mengangkat bahunya acuh.
"Gue gila, lo nggak usah sok deket sama gue."
Evan menghela nafas. Ia menggendong Aresha ala bridal style lalu mendekat ke arah mobil.
Aresha? Ia tidak berontak.
"Nyaman," batin Aresha.
Bahkan Aresha tidak melawan Evan, sungguh didalam dekapan Evan membuat hatinya menenang. Urusan diantar pulang atau tidaknya belakangan, yang penting Aresha bisa menenangkan hati dan pikirannya akibat versus dirinya dengan Listy. Sekali modus juga gapapa, hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aresha(Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Подростковая литератураSeiring berjalannya waktu, seseorang yang dulunya singgah dan berjanji untuk tetap ada, kini hilang entah kemana. Tidak ada yang bisa singgah untuk jangka waktu yang lama, itu bagi Aresha. Semuanya silih berganti, ada yang datang dan ada yang perg...