Aresha sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit beberapa hari lalu.
Dan hari ini, Bara dan Key sedang mengajak Aresha makan malam diluar.
"Kok abang sama kakak nggak diajak?" tanya Aresha mengalihkan pembicaraan saat dimobil.
"Pengen sih ngajak, tapi Mama pengen habisin waktu banyak-banyak sama kamu, Sha. Gatau udah berapa banyak moment yang Mama lewatin untuk pertumbuhan, luka, bahagia, dan lainnya tentang kamu," jelas Key yang membuat Aresha tersenyun sendu.
Aresha menyandarkan kepalanya dibahu Bara. "Mama sayang sama aku?"
"Nggak," jawab Key cepat.
"Paaa, istrinya itu astagfirullah," adu Aresha membuat Bara terkekeh.
"Ini nempel-nempel ke Papa nggak takut pikiran kamu macem-macem lagi gitu?" ledek Bara.
Key yang mendengar itu tertawa. "Aneh-aneh aja lagian mikirnya. Mana ada bapak yang suka sama anaknya sendiri, Sha. Papa itu udah fix suka, sayang, dan cinta sama Mama."
Aresha mendengus sebal.
"Salahin berita di TV aja yang suka tayangin bapak sama anak gituan. Lagian suami Mamanya aja tuh, sok banget jadi sugar daddy, suka cium-cium teros," cibir Aresha.
Tawa Bara dan Key pecah mendengar penuturan putri satu-satunya yang selalu berpikir macam-macam.
"Coba kalo kamu kecil nggak ilang. Kayaknya udah Papa makan kamu, Sha."
"Psikopat," balas Aresha tajam.
Baik Bara maupun Key, ia sama sekali tidak keberatan dengan sifat Aresha mau yang seperti apa.
Aresha menatap tempat makan ini tak percaya. Perjalanan kurang lebih menghabiskan waktu 1 jam 30, ternyata ini.
"Serius disini?" tanya Aresha ikut duduk disamping Key.
"Iya. Keberatan?" tanya Key.
Aresha menggeleng kuat. "Perjalanan lama banget, Ma. Tau gitu didepan kompleks juga ada kayak gini mah."
"Pesanan datangggggg," teriak Bara diikuti satu orang dibelakang. Sepertinya, mereka menjadi pusat perhatian ditempat ini.
Aresha menutup wajahnya malu melihat tingkah sang ayah.
"Bapak kamu itu, Sha. Maluin banget ih," celetuk Key.
"Suami kamu sayang gini-gini juga. Oh iya Mang, silahkan ditata ya hidangannya," ucap Bara.
Hidangan dari beberapa piring itu tertata rapi dimeja lesehan.
"Quenna Aresha Aditama, kamu adalah dunia bagi Papa dan Mama. Ditempat ini, pecel ayam Mang Ujang, jadi saksi bisu kalo Mama kamu selalu bilang pengen anak perempuan. Dari awal pacaran sampai menikah pun, tempat ini menjadi tempat favorite bagi Papa dan Mama untuk berdua. Ya walaupun tempat pecel ayam ini turun temurun yang mengelolanya, tetap aja sejarah Mama kamu yang selalu berharap punya anak perempuan nggak hilang dan terlupakan," ucap Bara lembut memandang kedua wanita itu.
Key mengelus rambut Aresha. "Setelah kamu hilang, Mama jarang kesini. Karena tempat ini selalu ngingetin Mama sama kamu."
Bara bangkit dari duduknya, berdiri disamping gerobak pecel ayam itu.
"Selamat malam semuanya, mungkin pelanggan setia pecel ayam Mang Ujang tau siapa saya. Ditempat ini Tuhan mempertemukan saya dengan Keyza Allena, wanita yang sekarang sudah menjadi Ibu dari anak-anak kami. Key yang selalu berharap untuk dikasih anak perempuan akhirnya terkabulkan. Tapi itu nggak bertahan lama, karena anak kami, Quenna Aresha diculik. Alhamdulillah Tuhan masih berbaik hati pada saya dan Key untuk bertemu kembali. Setelah penantian selama 17 tahun, dengan doa dan usaha yang nggak pernah putus, kami bisa berkumpul lagi sekeluarga dengan putri kami satu-satu yang pernah hilang. Saya dan Key baru mengajak putri saya kesini, lihatlah dua wanita yang saya sayangi didunia ini sedang tersenyum manis menatap saya yang tampan. Untuk perayaan dan ucap syukur saya, malam ini kalian bebas makan disini gratis. Yang akan bayar istri saya, Keyza." ucap Bara sampai menitihkan air matanya.
Riuh tepuk tangan mengiringi Bara.
"Kok aku?!" protes Key tidak terima yang membuat suana hening seketika.
"Sebagai suami yang baik, semua gaji dan uang yang aku punya, aku kasih ke istriku. Biar istriku yang mengelola semua pengeluaran," ledek Bara.
"Okeee, asal besok aku bakal belanja dan nguras ATM kamu."
"Silahkan sayang. Tugasku, berusaha memenuhi semua kebutuhan kamu, juga putri kita."
"GILAAAA, BAPAK EMAK GUE UWUUUUU BANGET. GUE YANG MENDERITA UWUPHOBIA DIEMMMM!" heboh Aresha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aresha(Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Novela JuvenilSeiring berjalannya waktu, seseorang yang dulunya singgah dan berjanji untuk tetap ada, kini hilang entah kemana. Tidak ada yang bisa singgah untuk jangka waktu yang lama, itu bagi Aresha. Semuanya silih berganti, ada yang datang dan ada yang perg...