"Cantik banget," puji Bara menghampiri Aresha ke kamarnya.Aresha tersentak kaget, lalu memegang dadanya.
"Nggak macem-macem, Sha. Muji doang kok, kayaknya kamu harus diruqiyah biar otaknya nggak berpikir lebih," ucap Bara seakan menebak apa yang dirasa Aresha.
Aresha mendengus sebal.
Bara berjongkok dihadapan Aresha. "Mari tuan putri."
Aresha menyambutnya dengan senyum. "Alai banget, Papa siapa sih?"
"Papanya kamu lah." Bara menggandeng tangan Aresha, lalu keluar kamar dan berjalan ke ruang keluarga.
"Ribet banget, kayak tetangga," kesal Aresha saat menuruni anak tangga.
Bara yang mendengar itu terkekeh.
"Waw. So beautiful my little children," puji Key lalu berdiri disamping Aresha.
Saat ini, mereka semua sudah siap dengan balutan tuxedo juga dressnya.
"Cantik bangettttt," ucap Caca yang di iya kan oleh Dito.
"Makasih," jawab Aresha.
Listy menundukan kepalanya, bahkan keluarga Aditama sama sekali tidak melihat kehadirannya yang sedari tadi sudah disini.
Tidak ada lagi puji-pujian yang dilayangkan kepada Listy seperti beberapa tahun lalu.
"Ayok berangkat," ajak Raffa.
Banyak paparazi saat keluarga Aditama turun dari mobil mewah itu. Bertanya siapa gadis yang digandeng Bara.
Mereka menghampiri tamu satu persatu. Hanya Listy dan Aresha yang berdiam diri dipojok hotel itu.
"Kak Lis, cantik," puji Aresha.
Listy tersenyum kecut. "Memang."
Aresha yang melihat itu menautkan alisnya bingung, adakah yang salah dari dirinya pada malam ini? Kenapa Listu berubah?
"Lo ada masalah apa sama gue?" tanya Aresha.
Listy mengangkat bahunya acuh.
"Gara-gara lo, gue jadi terasingin sama keluarga lo. Padahal setiap tahunnya, mereka selalu muji gue. Harusnya lo biarin gue pergi aja."
Aresha menatap nyalang Listy. "Kalo lo pergi, terus lo tinggal dimana?"
"Terserah gue."
"Halo, cantik-cantiknya Angga." Angga tiba-tiba muncul dihadapan mereka.
"Anggaaa!" pekik Listy lalu memeluk Angga.
"Listy, lo cantik. Aresha juga," ucap Angga.
Aresha memalingkan pandangannya, enggan menatap Angga.
"Lo nggak usah genit sama Aresha ya!" ancam Listy
"Jadi, Aresha ini adek lo?" tanya Angga.
"Bukan," jawab Listy.
"Gue denger dari Byla, katanya ada yang mukulin lo kemarin. Siapa?" tanya Listy.
Angga menunjuk Aresha dengan dagunya. "Adek lo yang mukulin gue."
Aresha menaikan alisnya sebelah pada Angga. "Cowok kok aduan."
"Kayaknya Aresha nggak suka kehadiran gue disini, Lis. Gue pamit dulu ya." Angga berjalan meninggalkan mereka.
"Lo kenal dia?" tanya Aresha yang malas memanggil embel-embel 'Kak'.
"Iya. Dia temen gue, juga Papanya partner bisinis Abang," jawab Listy malas.
Aresha beroh ria. "Gue ingetin, hati-hati lo sama dia. Gue banyak firasat jelek tentang dia. Ah, nggak cuma firasat, muka dia juga jelek walaupun gue pernah muji dia ganteng."
Listy mengepalkan tangannya kuat, menarik tangan Aresha sampai ke toilet hotel itu.
Listy mengunci pintu toilet yang sepi itu. Ia mendorong Aresha kuat ke tembok.
"Selama ini gue bisa tahan emosi gue sama lo. Harusnya lo nggak usah ketemu sama keluarga ini, biar gue yang jadi satu-satunya anak perempuan disini yang selalu dimanja," desis Listy.
"Dan melupakan fakta bahwa lo anak orang lain yang nggak ada hubungan darah sama keluarga gue?" tanya Aresha tenang.
Plakkkkk
Listy menampar kuat sampai sudut bibirnya Aresha berdarah.
"Lo! 2 tahun gue berusaha sabar sama sikap lo yang nggak ada sopan-sopannya sama gue. Tapi untuk sekarang dan seterusnya, gue nggak akan lakuin hal bodoh itu lagi! Lo dan gue bakal bersaing, siapa yang akhirnya pantas dapat perhatian keluarga lo!" ucap Listy tajam.
"Lo mau disopanin? Emang lo siapa? Kakak kandung gue? Bukan Lis, jadi sadar diri aja. Satu lagi, gue nggak mau bersaing, karena akhirnya gue yang bakal dapetin keluarga gue, bukan dari segi perhatian, tapi juga raganya," balas Aresha santai.
Aresha berbisik ke arah Listy. "Kalo bukan kasian, gue juga ogah nampung lo. Gue tau rasanya hidup sendiri dijalan, dan gue nggak mau hal itu terjadi sama lo. Lo harusnya bersyukur, gue masih ada rasa kasian sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aresha(Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Roman pour AdolescentsSeiring berjalannya waktu, seseorang yang dulunya singgah dan berjanji untuk tetap ada, kini hilang entah kemana. Tidak ada yang bisa singgah untuk jangka waktu yang lama, itu bagi Aresha. Semuanya silih berganti, ada yang datang dan ada yang perg...