C29. Ľővêļý

11.1K 1.1K 20
                                    

"Aku bukanlah ahli cinta, tapi aku butuh cinta?"
~

Minta vote dan follow yahh 😋!
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Hime Pov

        Waktu telah berjalan begitu cepat. Sudah 1 tahun berlalu setelah kejadian diriku terjebak ditubuh gadis ini, hime. Terkadang aku berpikir, bagaimana mungkin diriku yg seharusnya sudah mati bisa hidup lagi dengan dimensi yg berbeda? Tapi berulang2 kali aku mencari jawaban dari semua ini tetap saja tak ketemu. Hingga aku memilih pasrah dan menikmati ini semua. 1 minggu lagi adalah ulangtahunku yg ke 18 tahun. Aku tak mengharapkan pesta atau apapun yg berhubungan dengan kemeriahan. Kalau bisa, aku hanya ingin bersantai di sebuah pantai dengan satu buah kelapa yg menemaniku dalam ketenangan dan menikmati desiran ombak yg menari2. Tanpa kebisingan dan kekacauan. Tapi menurutku tak mungkin.

     Ini sudah kali ke-5 dari anggota keluarga yg menanyai apa yg kusukai. Tentu saja aku mengerti mereka ingin memberi hadiah padaku. Yg pertama adalah gia, lalu garnix, leo dan ardison. Kemudian yg saat ini dihadapanku adalah.....

Aiden.

Si mulut cabe-_

      Dia memang belum mengatakan apapun sejak 5 menit yg lalu mulai menemaniku meminum coklat panas dipondok maldisku. Sebenarnya tak masalah, aiden adalah tipe yg tenang. Tapi, yg jadi masalah, dia selalu melirik kearahku yg membuat diriku tak nyaman.

"To the point saja, tak usah melirikku seperti itu." Seruku.

  Aiden menghela nafas.

"Apakah kau menyukai hal2 yg feminim?" Tanyanya.

    Aku menggeleng pelan.

"Darah lebih baik dari pada aku harus mencium bau2 seperti itu." Balasku.

    Kemudian aiden mengangguk mengerti dan dia langsung berdiri.

"Sampai jumpa lagi macan tutul." Pamitnya meledek.

    Dan tentu saja membuatku melotot ingin melayangkan gelas ke cabe itu.

     Akhir tenang yg hanya sementara terulang lagi saat seorang pria paruh baya datang.

  Itu ayah jadi2anku. Ardison.

    Aku memutarkan bola mataku malas saat dia duduk didepanku seperti yg lain tadi.

"Akankah ada pesta?" Tanyaku langsung.

   Tentu saja ardison mengerti.

"Harus. Harus ada pesta untuk dirimu. Lagipula ini adalah perayaan pertama untukmu." Ucap ayah dengan nada sendu.

   Yah aku tak menyangkal.

"Tapi tak terlalu mewah kan? Sebenarnya aku tak perlu pesta. Tapi jika harus maka sederhana saja." Sahutku.

    Ardison menggeleng pelan.

    Sepertinya dia takkan mengalah kali ini.

MÄĞĮÇÃĹ ŞŤŔĒŚŚ (ÇØMPĻÉŤĘĐ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang