8. I'm Sorry

4.9K 175 0
                                    

Ariana harus keluar dari kamar Andreas sebelum ibunya bangun terlebih dahulu. Ariana mencari-cari pakaiannya dan oh... Shit!

Ada yang pedih dan nyeri di bagian tubuhnya. Serasa kejantanan Andreas tertanam di sana. Ariana harus berpikir bagai mana caranya dia menyembunyikan biru-biru di sekujur tubuhnya.

Ariana menatap Andreas yang tidur telungkup dengan rambut berantakan. Andreas sangat tampan dan terlihat polos seperti bayi ketika tertidur. Tidak menyangka dia sangat ahli dalam menyenangkan wanita.

Ariana bergegas mandi, berpakaian dan berdandan ala kadarnya.

"Kapan kamu kembali?" tanya Ibunya.

"Tengah malam semalam, aku mimpi jadi aku harus menemuimu." jawab Ariana.

Anita menatap putrinya penasaran.
Ariana sendiri berdebar ibunya menatap begitu seolah-olah tahu apa yang sudah ia lakukan.

"Pak Andreas akan makan apa pagi ini?" tanya Ariana.

"Biar ibu yang menyiapkan. Kamu siap-siap berangkat kerja aja. Harusnya kamu kembali pas hari liburmu."

"Aku tidak sabar ingin melihatmu."

Anita mengabaikan putrinysa, Ariana memegang ponselnya yang tiba-tiba berbunyi. Rico menelfonnya.

"Halo."

"Kamu nggak ada di rumah?"

"Aku mengunjungi ibuku, tidak usah menjemputku kemari Rico, aku akan berangkat lebih cepat kok, makasih."

Ariana mematikan hpnya lalu berbalik. Ariana terkejut karena Andreas sudah berdiri tegak di dekatnya, Ariana menabraknya, pipi Ariana memerah. Nggak tahu kenapa Ariana selalu merona jika melihat pria itu.

"Maaf pak." kata Ariana.

"Biar aku mengantarmu." kata Andreas.

"Nggak perlu."

Ariana cepat-cepat menjauh dari Andreas. Sialan. Kenapa kakinya selalu gemetar tiap melihat pria itu? Ariana pasti lemah tidak berdaya jika di dekatnya.

Andreas duduk di meja makan, dia akan memakan sarapannya lalu melihat Ariana yang sudah menyangklong tasnya. Gadis itu berpamitan pada ibunya, lalu mengangguk pada Andreas.

Ariana berjalan keluar dengan buru-buru. Tidak lama kemudian ponselnya bergetar. Satu pesan di terima di aplikasi Wattsap.

Pak Andreas

"Tunggu aku di ujung jalan, Kalau aku tidak melihatmu di sana, matilah kamu Ariana."

Jantung Ariana berdebar, majikannya mengancamnya. Ariana tidak perlu mematuhinya sekarang. Ia hanya perlu pergi secepatnya sebelum Andreas menyusulnya.

Ariana berjalan cepat, ketika sampai di ujung jalan, Ariana ragu sejenak. Ariana berhenti, tidak lama kemudian  angkot langganannya lewat. Ariana menghentikan angkotnya. Angkot berhenti, lalu Ariana menaikinya, tapi tiba-tiba suara klakson yang nyaring terdengar mengagetkan. Angkot yang semula akan berjalan mendadak berhenti sampai seluruh penumpang nyaris terjungkal.

Seluruh penumpang melihat seorang pria tampan keluar dari mobil mewah. Ariana berdebar melihat Ariana mendekati angkot yang di naiki Ariana.

"Maaf bang, aku harus menyeret keluar salah satu penumpangmu."
Kata Andreas pada sopir angkot.

"Oh iya pak, yang mana?"

Kepala Andreas menjulur kedalam dan tangannya meraih Ariana memaksanya turun.

"Aku bilang tunggu aku, kamu nggak paham maksudku?"

Ariana terpaksa turun, Andreas memberikan uang pada sopir meskipun Ariana tidak jadi menaikinya.

Ariana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang