16. Goodbye

2.2K 106 0
                                    

Andreas mengajak Ariana ke suatu tempat. Ariana tidak tahu akan di bawa kemana. Namun akhirnya tahu dia akan kemana. Ariana berdebar dan tidak menyangka Andreas akan membawa dirinya ke tempat ini.

"Kenapa kemari?" tanya Ariana pada Andreas.

"Temui dia, aku akan menunggu di sini. Aku takut kamu tidak akan pernah melihatnya lagi setelah menikah denganku."

Ariana mengalihkan pandangan dari rumah Rico ke wajah Andreas yang terlihat lebih ceria hari ini. Sepertinya suasana hatinya sedang baik.

"Kamu yakin Andreas?" tanya Ariana.

"Aku nggak pa pa kok." ucap Andreas yakin.

Tanpa keraguan, Ariana membuka pintu mobilnya lalu berjalan perlahan memasuki pekarangan rumah mungil sederhana bergaya klasik.

Ariana berhenti di depan pintu rumah lalu mengetuk pintunya.

"Ya tunggu!"

Suara Rico menjawab dari dalam rumah. Rico terkejut ketika melihat Ariana berdiri di depan pintu.

"Ariana?"

Ariana tersenyum sambil mengamati penampilan Rico yang santai di dalam rumah. Dia hanya memakai kaus dan celana pendek dan juga sandal jepit. Dia sangat sederhana namun tampan.

"Ada apa?" Rico penasaran dengan maksud kedatangan Ariana yang begitu tiba-tiba.

Ariana menyeruak masuk kedalam rumah dan mengeksplorasi rumahnya.  Ariana menyentuh perabotan. Lalu masuk ke dalam rumah menatap dapur yang bersih dan tertata rapi. Ariana berhenti di depan kamar Rico dan melihat sebuah koper besar yang terbuka. Sepertinya Rico sedang berkemas.

"Kamu akan pergi?" tanya Ariana.

"Hmmm... Pak Andreas menyuruhku mengawasi proyeknya di Korea."

"Korea?"

"Sebenarnya aku yang mau kesana."
Kata Rico mengaku.

"Kamu memilih ke sana?"

"Aku suka negara itu aku rasa."

Ariana menatap Rico lalu mengangguk. Matanya mulai memanas dan sebentar lagi berair.

"Maafkan aku karena aku akan meninggalkan kamu Ariana."

"Aku tahu kamu akan pergi."

"Aku juga tidak mau berjanji lagi padamu, bahwa kita akan menikah."

"Aku tahu Rico. Maafkan aku."

Ariana mendekati Rico lalu meraih tangan Rico. Rico membalas menggenggam tangan Ariana erat-erat. Ariana sudah menangis. Air matanya sudah mengalir di pipi. Ariana juga terisak.

"Maafkan aku Rico, maaf."

Rico memeluk Ariana. Ia membiarkan wanita itu menumpahkan tangisnya di bahunya yang lebar. Rico mengelus kepala Ariana dengan lembut. Tidak mudah melepaskan cinta begitu saja. Rico telah melepaskan Ariana begitu saja. Begitu mudah meskipun hatinya sakit. Sakit karena Ariana ternyata hanya sebuah benda yang dapat di tukar dengan harta dan kedudukan.

"Kau akan lebih bahagia bersamanya Ariana, katakan padaku kalau dia menyakitimu ok sayang?"

Rico menangkup pipi Ariana sambil mengusap air matanya yang masih saja mengalir.

"Kau percaya padanya kan?" desis Ariana. Iii

"Pak Andreas selalu sempurna Ariana, kau sudah mengenalnya dari kamu masih kecil kan?"

"Rico." Ariana kembali memeluk pacarnya yang ternyata tidak bisa lagi ia miliki. Kali ini Rico menghirup aroma harum rambut Ariana, lalu menatap wanita itu kemudian menciumnya. Ciuman yang panas. Rico tidak menyia-nyiakan momen terakhirnya.

Mereka berciuman seperti tidak ingin berhenti. Rico mengangkat tubuh mungil Ariana dan mendudukkan di atas meja makan. Ariana sedikit menunduk supaya bibirnya tetap pada bibir Rico.

Namun tubuh Ariana bereaksi ketika Rico menyentuh payudara Ariana. Rico menyadari tubuh Ariana memang bukan untuknya. Tubuhnya menolak sentuhannya. Kalau Andreas tidak mengatakannya kemarin, Rico tidak akan pernah tahu bahwa Tubuh Ariana menolak sentuhannya.

Rico menghentikan ciumannya lalu berdiri tegak. Wajahnya mendadak frustasi dan sikapnya bingung.

"Ariana, maaf aku tidak boleh begini. Pergilah supaya aku bisa berkemas dan pergi. Terima kasih untuk cintamu selama ini. Aku akan ingat itu selamanya. "

Ariana mengangguk lalu menyeka air matanya. Rico membantu Ariana turun dari meja.

"Jaga dirimu baik-baik Rico."

Ariana meninggalkan Rico. Ruangan menjadi sepi seperginya Ariana. Rico sudah benar-benar kehilangan. Kekasihnya sudah pergi dan Rico juga akan berlalu. Cairan hangat jatuh kepipinya dari matanya. Rico tidak rela Ariana di miliki orang lain, tapi Ariana bahagia bersamanya, sehingga Rico harus percaya bahwa Ariana tidak akan pernah menderita.

----------------

Ariana menjadi diam tidak bicara setelah bertemu Rico. Andreas juga enggan membuka pembicaraan.
Ariana menatap kosong ke arah jalan raya. Sementara Andreas tetap fokus pada jalan raya. Mendadak Andreas menyesal karena mempertemukan Ariana dengan Rico.  Andreas merasa Ariana jadi banyak berpikir dan ia takut pikiran itu akan mempengaruhi bayi mereka.

"Sayangku, kamu nggak papa kan?"
Andreas mencairkan suasana saat mobilnya berhenti di lampu merah.

Ariana tergagap seperti orang bingung. Ariana menatap Andreas lalu menggeleng sambil tersenyum masam.

"Aku nggak pa-pa." jawab Ariana.

"Aku sudah memenuhi permintaanmu, dan Korea adalah pilihannya."

"Dia suka Korea. Tidak apa-apa, di manapun. Yang penting dia tidak mendekatiku lagi."

Andreas mengangguk, ia sependapat dengan Ariana karena jika Rico masih ada di dekat mereka Ariana takut Rico akan menggodanya.

"Jadi, kau siap akan pulang ke rumah?" tanya Andreas.

Ariana menatap wajah semringah Andreas. Ariana tersenyum lalu mengangguk. Andreas tertawa senang karena puas. Andreas mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Ariana dengan senyum suka cita. Andreas menggenggam erat tanagan Ariana seperti tidak akan pernah melepaskannya.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Bersambung...

Tunggu!  Kira-kira apa yang terjadi setelah ini?

Yuk nantikan terus kisah mereka ya, dan jangan lupa vote supaya aku sangat nulisnya.

Ariana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang