*Bright Restaurant
Alexa duduk berjarak 2 meja di belakang meja yang dipesan Celine. Ia sudah siap, ditambah topi dan masker sebagai penyamaran.Sangat pintar, tempat ini cukup sepi di malam hari. Lokasi yang sangat bagus untuk penyerangan.
"Apa ada perkembangan?" Alexa bertanya pada ketiga anak buahnya melalui earpiece.
"Negatif."
"Negatif."
"Negatif."Tinggal 1 menit lagi.
Alexa melirik jam tangannya. Matanya masih terus mencari rekan Celine."Lapor Miss, target masuk dalam restoran bersama 2 lelaki."
"Baiklah, semuanya bersiap. Target utama kita pasti sudah dekat," peringat Alexa.
Alexa tersentak melihat siapa yang duduk di meja Celine. Fellix.
"Tumben mau makan diluar, sayang." ujar Fellix.
"Iya mas, soalnya aku bosen di rumah terus. Sekali-sekali kita dinner berdua gak papa 'kan?" Celine tersenyum.
"Gak papa. Tapi kalau bisa ajak anak-anak, kasian mereka makan di rumah tapi kita di luar," sahut Fellix, sedangkan Celine mengangguk.
"Pelayan!" panggil Fellix, lalu mulai memesan.
Pelayan itu... Dimana aku pernah melihatnya?
Alexa menatap pelayan pria yang memakai masker dan topi di meja Fellix."Lapor Miss! Ada pria bermasker masuk ke restoran. Tapi saya tidak bisa melihat wajahnya."
Alexa menoleh ke belakang. Benar saja, seorang pria dengan masker hitam berjalan entah ke arahnya atau Fellix.
"Terus awasi keadaan diluar, jangan sampai lengah!" peringat Alexa, sembari memperhatikan tangan pria itu yang membawa sapu tangan.
Apa mungkin hanya pelanggan?
Alexa masih terus memperhatikan sapu tangan pria itu. Entah mengapa, rasanya ada yang janggal."Luke, perhatikan sapu tangan pria yang baru saja masuk!" perintah Alexa, kembali melihat ke depan.
"Miss! Itu bukan sapu tangan, ada pisau dibaliknya!"
Alexa langsung bergerak, pria itu sudah sangat dekat dengan Fellix."Awas!" Crass!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kyaaa!!!!"
"Ada pembunuh!!"
"Cepat pergi!!"
Pelanggan lain langsung berlari keluar.Alexa menekan pinggangnya yang berdarah karena tergores.
"Sial!" umpat pria itu, menjatuhkan pisaunya dan segera kabur.
Alexa tetap berlari walau darah merembes pakaiannya. "Devon! Bisa kau tembak dia?"
"Terlalu banyak orang. Takutnya saya meleset saat menembak."
Alexa berdecak, lalu segera mengambil handgun-nya dan membidik.
"Berhenti!" Dorr!!
Tepat sasaran, pria itu ambruk dengan peluru mendarat di kepalanya."Kalian bertiga kesini, amankan yang lainnya!" perintah Alexa, kembali menyimpan handgun-nya.
****
Alexa berjongkok, lalu membalikkan mayat pria itu dan membuka maskernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Redemption [TERBIT]
ActionSeorang anak kecil kabur dari rumahnya sendiri, karena tidak tahan dengan tuduhan dan perlakuan keluarganya. Ingin membela diri pun tidak bisa karena tidak adanya bukti. Sedangkan si pelaku semakin mengadu dombakan keluarganya. Rencana demi rencana...